google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 23 Desember 2016 IHSG Penutupan by YP Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 23 Desember 2016 IHSG Penutupan by YP

Meskipun sempat bergerak di zona hijau, IHSG kembali terhempas ke zona merah di akhir perdagangan hari ini dengan ditutup melemah 15 poin (-0.3%) ke level 5,027.70, merupakan pelemahan selama sembilan hari berturut-turut sejak 13 Desember pekan lalu.  Tercatat 132 saham menguat dan 189 saham melemah hari ini, dengan mayoritas sektor ditutup melemah. Hingga akhir perdagangan, hanya tiga sektor ditutup menguat dipimpin oleh sektor basic industry yang ditutup naik 0.39%, sementara sektor miscellaneous industry memimpin pelemahan dengan ditutup turun 2.19%. Meskipun IHSG terus mengalami pelemahan, investor asing melanjutkan aksi belinya dengan mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp457 miliar di seluruh Pasar hari ini, yang merupakan transaksi net buy untuk hari keempat. US Dollar melemah 0.13% terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,452 terhadap US Dollar hingga akhir perdagangan.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham BOGA dan efek BOGA-W yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham dan efek ini.

Advance Stocks:

- KPIG: Harga saham KPIG menguat pertama kalinya dalam tiga hari terakhir, di tengah terjadinya crossing saham perseroan sejak 20 Desember lalu di pasar negosiasi yang diakumulasi mencapai Rp2,4 triliun. Harga saham KPIG ditutup menguat Rp85 (+6.07%) ke level Rp1.485 pada perdagangan hari ini.

- BRPT: Harga saham BRPT menguat untuk hari kedua dan ditutup naik Rp45 (+3.21%) ke level Rp1.445 hari ini. BRPT telah menandatangani perjanjian kredit dengan Bangkok Bank Public Company Limited dimana berdasarkan perjanjian itu, Bangkok Bank setuju memberikan pinjaman sebesar US$60 juta. Pinjaman tersebut harus dilunasi dalam waktu 3 bulan sejak tanggal penarikan.

- PGAS: Setelah melemah selama tujuh hari berturut-turut, harga saham PGAS ditutup menguat Rp40 (+1.61%) ke level Rp2.520 hari ini, setelah Fitch Ratings merevisi outlook Long-Term Foreign and Local Currency Issuer Default Ratings (IDRs) menjadi Positif dari Stabil, serta menegaskan IDRs pada level BBB-.

- CENT: Menutup perdagangan akhir pekan ini, harga saham CENT menguat Rp11 (+7.33%) ke level Rp161. CENT menargetkan perolehan dana sejumlah Rp2,08 triliun dari aksi right issue. Perseroan akan menawarkan 20.8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp100 per saham.

- BWPT: Federal Land Development Authority (Felda) telah menyelesaikan pembelian saham BWPT senilai sekitar U$500 juta (RM2.2 miliar). Kesepakatan tersebut diestimasi akan diumumkan pada beberapa hari ke depan. Harga saham BWPT ditutup menguat Rp24 (+8.75%) ke level Rp298 hari ini, merupakan penguatan untuk hari ketiga dalam pekan ini.

Decline Stocks:

- AALI, LSIP: Harga saham AALI ditutup melemah Rp275 (-1.65%) ke level Rp16.300, merupakan pelemahan terdalamnya dalam pekan ini, seiring dengan melemahnya palm oil futures sebesar -4% pekan ini. Harga saham LSIP juga ditutup melemah Rp25 (-1.47%) ke level Rp1.665 yang merupakan pelemahan hari keempat.

- WTON, WIKA: WTON melakukan pendirian peruahaan patungan dengan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung. Nama perusahaan patungan tersebut adalah PT Wijaya Karya Pracetak Gedung yang bergerak di bidang industri beton pracetak gedung dan perumahan berikut pemasangannya. Dengan pembentukan perusahaan patungan baru ini diharapkan bisa meningkatkan laba perseroan dan hasil usaha untuk keberlangsungan jangka panjang. Harga saham WTON ditutup melemah Rp5 (-0.6%) ke level Rp820, sementara WIKA ditutup melemah Rp30 (-1.29%) ke level Rp2.290 hari ini.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...