google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham BUMI 17 Mei 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham BUMI 17 Mei 2017


Bumi Resources Tbk (BUMI) didirikan 26 Juni 1973 dengan nama PT Bumi Modern, perusahaan ini merupakan salah satu saham andalan milik grup Bakrie. Pada saat didirikan BUMI bergerak industri perhotelan dan pariwisata. Kemudian pada tahun 1998, bidang usaha BUMI diubah menjadi industri minyak, gas alam dan pertambangan.

Saat ini, BUMI merupakan induk usaha dari anak usaha yang bergerak di bidang pertambangan. Kesembilan saham-saham Bakrie lainnya, antara lain BNBR, BRMS, BTEL, DEWA, ELTY, ENRG, UNSP dan MTFN.

BUMI memperoleh pernyataan efektif dari OJK pada tanggal 18 Juli 1990, BUMI sendiri dicatatkan dalam perdagangan di bursa pada 30 Juli 1990 dengan harga nominal sebesar Rp1,000.

Alasan BUMI Menjadi Saham Fenomenal

Seperti yang kita ketahui, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir saham BUMI telah bergerak dari angka Rp50 menjadi berada di level kisaran Rp348. Bahkan jika dilihat lebih jauh kebelakang, saham BUMI sempat berada di angka Rp8,000 dengan jumlah penurunan dan kenaikan hingga ribuan persen.

Sebenarnya apa sih hal yang membuat saham BUMI ini menjadi sangat volatil? Jika kita perhatikan, ada 3 alasan dibaliknya.

1. BUMI merupakan emiten dengan jumlah produksi batubara terbesar di Indonesia
2. BUMI merupakan saham mining, yang mana pergerakannya akan sangat dipengaruhi oleh penurunan maupun kenaikan harga batubara
3. BUMI tidak memiliki fundamental yang jelas

Dari ke-3 poin diatas sudah dapat kita ketahui kenapa BUMI jadi sangat volatil. Namun, apa yang dimaksud dengan poin ke-3?

Maksudnya ialah, misalkan ketika harga batubara menguat hingga 200% sejak 2016 lalu saham ini juga terus menguat, padahal disisi lain perusahaan ini juga memiliki hutang segunung yang tidak sanggup mereka bayar, dan manajemen yang kredibilitasnya diragukan. Apalagi mengingat saham ini berada di bawah harga
Sentimen BUMI Saat Ini

Saat ini tengah ramai perbincangan mengenai right issue BUMI yang akan menerbitkan saham baru sebanyak 28,7 miliar atau sekira 38,59% dari total saham perseroan dengan nilai mencapai Rp26,62 triliun yang rencananya akan dimulai pada tanggal 9 Juni mendatang.

Tidak seperti right issue biasanya, BUMI akan menerbitkan 2 jenis right issue, yakni right issue seri A dengan perbandingan 5 saham lama akan bisa mendapatkan 4 saham baru.

Sementara yang ke-2 merupakan right issue seri B yang digunakan untuk penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) dengan jumlah pokok sebesar Rp8,45 triliun.

Sebagai tambahan, penerbitan right issue ini merupakan upaya perusahaan dalam penyelesaian restrukturisasi utang sebesar US$4,2 miliar.

Jika dilihat dari sisi laporan keuangan, BUMI berhasil mencatatkan performa yang cemerlang dalam kuartal I 2017 ini. Perusahaan mengantongi laba bersih sebesar US$88,04 juta, meroket 291,73 persen dari US$22,47 juta di kuartal I 2016.

Tak hanya itu, kinerja perusahaan dengan aset batu bara terbesar di Indonesia ini juga disuntik dengan lonjakan pendapatan lain-lain bersih sebesar 161,68 persen menjadi US$90,71 juta, dari US$34,64 juta.

Saat ini BUMI sudah menguat hingga 6% di level Rp348. Dipimpin oleh BUMI, saham-saham grup Bakrie lainnya pun ikut melonjak, seperti BRMS, DEWA dan UNSP.

Ulasan Hans Kwee, pengasuh J Club (Junior Trader dan Infovesta)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...