google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 15 Agustus 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 15 Agustus 2017

Market Review 15 Agustus 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG kembali menguat pada perdagangan hari ini dengan ditutup naik 33 poin (+0.57%) ke level 5,835.041. Mayoritas sektor ditutup di zona hijau dipimpin oleh penguatan sektor consumer (+1.03%). Sementara hanya sektor miscellaneous industry yang ditutup melemah sebesar 0.23%. Tercatat 203 saham menguat dan 142 saham melemah. Investor asing mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp58,4 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar menguat 12 poin (+0.09%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,361 terhadap US Dollar pada penutupan perdagangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia untuk bulan Juli 2017 yang mencatatkan defisit sebesar US$270 juta, dibanding bulan Juni yang mencatatkan surplus sebesar US$1,63 miliar. Meskipun demikian, neraca perdagangan untuk bulan Januari-Juli mencatatkan surplus US$7,93 miliar. Nilai ekspor Indonesia Juli 2017 mencapai US$13,62 miliar (+16.83% MoM, +41.12% YoY). Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2017 mencapai US$93,59 miliar  (+17.32% YoY). Nilai impor Indonesia Juli 2017 mencapai US$13,89 miliar (+39% MoM, +54.02% YoY). Secara kumulatif, nilai impor Indonesia pada Januari-Juli 2017 mencapai US$86,2 miliar (+14.91% YoY).

Di bulan Juli 2017, Rupiah terdepresiasi terhadap Dolar Amerika sebesar 0.28% dan 4.03% terhadap Dolar Australia. Rupiah juga terdepresiasi sebesar 3.15% terhadap Euro. Terhadap Yen Jepang, Rupiah terapresiasi sebesar 0.03% di bulan Juli 2017.

Advance Stocks:

- EXCL: Harga saham EXCL menguat untuk hari kedua dengan ditutup naik Rp90 (+2.64%) ke level Rp3.490 hari ini. EXCL melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) telah menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Perubahan yang dilakukan ini salah satunya merupakan usulan dari Axiata Investment (Indonesia) SDN BHD dan diajukan atas rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi. Manajemen perusahaan yang kuat dan solid sangat dibutuhkan, terlebih di saat perusahaan menghadapi tantangan di industri telekomunikasi.

- CLEO: Harga saham CLEO ditutup menguat Rp12 (+2.58%) ke level Rp476 pada perdagangan hari ini. CLEO berencana menambah tiga pabrik baru sepanjang tahun ini. Pabrik baru di Ungaran dan Kendari diharapkan dapat mulai beroperasi pada Desember 2017, sedangkan pabrik di Ngoro ditargetkan berproduksi pada April 2018. Perseroan juga melakukan peningkatan kapasitas produksi di pabrik Pandaan, Pasuruan, melalui penambahan mesin untuk kemasan dan filling.

- FPNI: Menguat pertama kalinya dalam empat hari terakhir, harga saham FPNI ditutup menguat Rp14 (+4.66%) ke level Rp314 hari ini. FPNI menandatangani dua perjanjian dengan Lotte Chemical Corporation untuk uji coba produksi produk jenis baru, melalui PT Lotte Chemical Titan Nusantara (LCTN), dan melakukan penjualan produk anyar tersebut ke pasar.

- RIMO: Di akhir perdagangan, harga saham RIMO ditutup menguat Rp28 (+8.23%) ke level Rp368. RIMO meraih laba neto yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp178,83 miliar hingga 30 Juni 2017 usai meraih rugi neto Rp11,42 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan tercatat naik tajam menjadi Rp241,65 miliar dari periode sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp8,67 miliar.

- JSMR: JSMR segera mengeksekusi rencana sekuritisasi aset. Hal ini menyusul telah diterbitkannya surat pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait penerbitan tiga instrumen pendanaan di sektor infrastruktur. Sekuritisasi aset yang dilakukan nanti akan menggunakan skema Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA). Melalui sekuritisasi aset itu, JSMR bakal meraup dana segar Rp 2 triliun. Adapun aset yang disekuritisasi adalah ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi). Harga saham JSMR ditutup menguat Rp50 (+0.91%) ke level Rp5.500 pada perdagangan hari ini.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...