google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Cara Menanggapi Bad News dalam Trading Saham Langsung ke konten utama

Cara Menanggapi Bad News dalam Trading Saham


Beberapa waktu lalu hampir sebagian waktu kita sebelum, saat dan setelah trading time tersita oleh satu emitem AISA yang malam sebelumnya baru saja digerebek oleh Satgas Pangan yang dipimpin langsung oleh Kapolri dan Mentan dengan barang bukti 1160 ton beras oplosan


Berita ini langsung menyebar disemua group group trading saham berikut komentar dan alert mengenai kemungkinan yang akan terjadi thdp saham tersebut merespond berita tadi

Ada yang komentar “OUT as fast as you can” ada  yg bilang “saatnya untuk tampung saat harga longsor” ada yg tulis “palingan nanti rebound, jadi ambil dan copet saat yang pas” dan lain lain

Saham AISA pun kemarin ditutup turun mengenai batas bawah ARB 25% diangka 1205 walaupun sempat mantul sebentar namun tak mengurangi sentimen trader bahwa saham ini harus dihindari utk sementara waktu

Bagaimana sikap kita menyikapi BAD NEWS EMITEN ??? Haruskah langung reaktif dengan melakukan aksi jual ??? Atau justru tahan sikap ??? atau bahkan being greedy when anybody else afraid ?? Tidak ada satu langkah yang paling benar untuk setiap bad news yg muncul. Semua situasional

Salah satu cara utk bersikap atas sebuah BAD NEWS adalah melihat tingkat resiko dari masalah yang menjadi sumber berita.  Makin tinggi resiko terhadap keberlangsungan perusahaan maka makin tinggi peluang utk melakukan IMMEDIATE SELL guna mengurangi peluang kerugian lebih dalam

Ada beberapa jenis resiko yang biasanya terjadi pada perusahaan 
- resiko operasional
- resiko teknologi informasi
- resiko finansial
- resiko management
- resiko reputasi
- resiko hukum
- resiko sistemik


Masing masing resiko tadi memiliki kadar masalah mulai seperti riak, ombak, gelombang dan tsunami yang punya peluang damage/kerusakan yang berbeda.

Saya akan gunakan beberapa contoh dari kasus kasus BAD NEWS EMITEN yang baru saja terjadi recently di Indonesia sehingga bisa menjadi pelajaran ke depan.

Resiko Operasional

Kasus kebakaran Chandra Asri tgl 10 Juni


Kasus ini tidak mengakibatkan penurunan harga secara tinggi saham TPIA karena unsur seperti kebakaran sudah memiliki SOP utk pencegahan dan mitigasinya karena sudah ada dalam risk profile assessment nya

Resiko Teknologi Informasi biasanya terjadi karena kegagalan sistem teknologi emiten akibat terjadi serangan/attack dari luar, kesalahan konfigurasi maupun load sistem serta incident yang terjadi akibat tidak berfungsinya sistem back up

Ini memiliki resiko yang rendah hingga tinggi apabila tidak ada dalam mitigation plan utk recovery karena bisa menimbulkan massive chaos dalam pengelolaan operasional perusahaan khususnya yang depends on sistem online transaksi (banking, securities dan commerce trade)

Contoh kasus errornya sistem BMRI  di bulan May 2017 antara tanggal 4-5 May dan terus masuk berita hingga 8-9 May 2017

Pada saat itu harga cenderung sideways dan tidak direspond dengan selling massive

Case tentang Resiko Reputasi yang masih hangat di masyarakat adalah perihal #BoikotSariRoti dan #BoikotIndosat yang terjadi sebagai efek social unrest yang terjadi di akhir 2016 hingga awal tahun 2017

Aksi #BoikotSariRoti terjadi counter respond atas pernyataan Management ROTI terkait pembagian roti gratis yang dilakukan pada Aksi 212. 


Ramai Tagar #BoikotSariRoti mulai 5-6 December disertai dengan foto foto tidak dibelinya roti di outlet outlet penjualan mini maupun di gerobak sepeda/motor

Pada periode tersebut saham ROTI bereaksi turun dan masuk dalam area sideways karena secara riil impact dari reputasi ini blm tercermin dalam performance perusahaan

Namun begitu kabar tingginya retur produk yg menye babkan laba perusahaan tergerus 67% membuat semua orang percaya bahwa efek dari resiko reputasi baru muncul tidak saat ketika berita negatif muncul. Baru setelah tiga bulan efek viral tadi berbuah kepada tingginya return produk yg tidak terjual

Satu minggu sebelum berita itu sampai ke masyarakat sudah ada aliran fund yang keluar dari ROTI (20/6) yang mungkin sudah mendapatkan info terkini mengenai dampak dari retur tersebut

Operator Telekomunikasi ISAT mengalami 2 kali BADNEWS 


Pertama mengenai cara cara persaingan yg tidak wajar utk merebut market TSEL di luar Jawa dengan promo tarif serta negative campaign ke pesaing

Kedua tagar #BoikotIndosat terkait tindakan management merespond aktivitas socmed karyawan yang diadukan oleh segelintir orang di Twitter dan FB

Pasar merespond berbeda atas dua BAD NEWS tersebut


Saat terjadi perang ISAT TSEL mereka melihat ini adalah trick campaign biasa yang secara jangka pendek hanya akan menambah biaya marketing. Sikap Regulator juga terlihat membiarkan sehingga tidak perlu ada tindakan disiplinary thd operator KUNING

Berbeda hal nya ketika #BoikotIndosat muncul maka pasar merespond negatif apalagi pada saat yang sama terjadi pula embargo Saudi thd Qatar sebagai perusahaan induk Indosat Oredoo

Resiko Management terjadi ketika seluruh atau sebagian besar key management perusahaan keluar dari organisasi karena satu dan alasan tertentu

Kadang management shaking ini seperti pisau mata dua


Untuk underperformed management maka Bad News ini adalah Good News utk harapan adanya perbaikan performance


Namun bila management yang out adalah orang yg cemerlang dan punya banyak pengaruh buat organisasi maka bisa jadi Bad News ini terkonfirmasi menjadi RIP News

Kita lihat case mundurnya management TAXI di December 2016

Market malah merespond dengan netral dan cenderung positif bahkan beberapa hari kemudian sahamnya malah ARA

Resiko Hukum 

Ini terjadi bila ada management atau perusahaan sebagai entitas memiliki kasus hukum sehingga mengakibatkan adanya proses di pengadilan ataupun di Kepolisian/Kejaksaan.


Contoh paling hangat adalah kasus yang melibatkan Owner Group MNC Hari Tanoe, DGIK dan KAEF

Masing masing memiliki background dan story yang berbeda termasuk respond market nya

Ketika nama HT disebut sebagai tersangka oleh Jaksa Agung di 16-17 Juni 2017 market merespond dengan penurunan harga

Ketika kasus ini masuk ke Bareskrim Polri  makin mengkonfirmasi kejelasan proses hukum ini sehingga market merespond dengan penurunan harga yg lbh dalam

Setelah proses pemeriksaan (3-4 July) ada harapan kasus ini akan sedikit memberikan celah pembelaan. 

Tetapi ketika kalah di Praperadilan saham nya lgs turun kembali (17 July)


Ketika KPK menyebut DGIK sebagai korporasi pertama yang menjadi tersangka dalam kasus korupsi sahamnya langsung anjlok ke level rendah setelah sebelumnya mulai ada penurunan signifikan pasca pemeriksaan saksi saksi mantan management DGIK

Saham kemudian di suspensi oleh bursa sampai dengan ada kepastian hukum yg terjadi atas korporasi ini

Kemarin kondisi yang sama terjadi pada saham AISA sehingga saham perusahaan rontok 25% dalam satu hari perdagangan dan outlooknya masih akan terus terjadi koreksi

Resiko Financial biasanya terkait dengan kondisi modal, utang, kemampuan pembayaran utang berikut bunga serta kepatuhannya pada compliance yg diberikan oleh regulator (biasanya banyak terjadi di industri keuangan)

Contoh yang paling hangat adalah berita negatif soal GIAA yang disinyalir akan bangkrut karena gelembung hutang yang tinggi dan posisi keuangan yang berbalik dari mencetak laba menjadi mencetak rugi

sejak awal Juni trend saham GIAA cenderung terus turun

Untuk memastikan kondisi kesehatan finansial dari emiten ada baiknya melihat FA nya dan tidak serta merta hanya melihat TA utk mengkonfirmasi bad news tersebut

Resiko yang paling fatal adalah resiko yang sistemik 

Ini merupakan akumulasi dari beberapa resiko resiko yang berlangsung secara bersamaan sehingga dapat mengakibatkan kelangsungan perusahaan terancam eksistensinya


Bisa saja berawal dari Financial, atau kasus Hukum atau strategi managament gone bad dan juga force majeur yang membuat operasional perusahaan terhenti dalam waktu yg sangat lama

Contoh yg paling baru adalah kasus MDRN

Hutang 400milyar, operasional gerai yang mulai ditutup karena rendahnya income serta gagalnya kesepakatan dengan Charoen utk pengambilan alihan Seven Eleven berbuntut pada tutupnya semua gerai Sevel dan perusahaan harus banting setir ke bisnis lain

Saham nya pun langsung terjun bebas ke level 50

Dalam menyikapi bad news kita harus melakukan pendekatan Macro to Micro sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan

Bagaimana Kita Merespond BAD NEWS

Lakukan quick assessment mengenai type resiko apa yang terjadi dan magnitude impact yg bisa ditimbulkan
Bila resiko sudah ada mitigation plan nya dan tidak memiliki impact besar maka jangan terlalu diambil heboh atau panik
Bila resiko tidak pernah ada mitigation plan secara komprehensif dan punya peluang impact besar maka mulailah melihat pada Trading Plan
Bila saham yg terkena bad news sudah di luar range trading plan atau kena Cut Loss level segera lah utk displin keluar. Jangan berharap Miracle dulu.Utamakan minimalisasi resiko dan pengembalia modal
Bila saham tersebut masih di range trading plan lakukan micro analysis dengan melihat probablititas dalam time frame lebih pendek apakah ada penurunan harga dan keluarnya volume saham lebih tinggi.
Bila distribusinya konsisten dan makin mengarah ke CL ada baiknya dilindungi profit yg ada terlebih dahulu

Belajar lah dari pola pola bad news sebelumnya sehingga pengambilan keputusan juga berdasarkan past experiences


by Luke Syamlan - TemanTrader

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...