google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Rekomendasi Saham OSO Sekuritas | 30 September 2017 Langsung ke konten utama

Rekomendasi Saham OSO Sekuritas | 30 September 2017

Tiga bulan terakhir hingga 29 September 2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,15%. Rata-rata saham LQ45 justru turun lebih dalam, yakni 1,81%. Penurunan ini disinyalir terpengaruh keluarnya dana asing dari pasar alias capital outflow.

Terhitung awal Juli 2017 hingga Jumat (29/9), saham LQ45 yang turun paling dalam yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan penurunan 46,79%. Lalu, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang turun 34,68%, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang melorot 32,98%.

Saham-saham dalam 10 besar daftar LQ45lainnya yang turun paling dalam adalah PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Astra International Tbk (ASII).

Pada momentum penurunan ini, analis OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, investor dapat memanfaatkan peluang untuk masuk ke saham-saham yang memiliki potensi kenaikan cukup besar. Hal ini salah satunya bisa dilihat dari nilai wajar suatu saham. Ia menyarankan investor untuk masuk ke saham yang kenaikannya belum cukup tinggi.

Riska menyebut beberapa saham LQ45 masih menarik. Di sektor konstruksi, Riska menilai pelaku pasar masih bisa melakukan cicil beli saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT PP Tbk (PTPP).

Selain itu, bisa langsung beli beberapa saham sektor pertambangan, properti, perbankan dan konsumsi. Adapun saham-saham tersebut adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Astra International Tbk (ASII).

"Sebenarnya masih banyak saham yang terdiskon di LQ45, masalahnya harus sabar karena masih saya melihat ada kenaikan di semester I tahun depan," ujar Riska.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...