google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 27 Oktober 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 27 Oktober 2017

Market Review 27 Oktober 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG melemah untuk hari kedua dan ditutup turun 20 poin (-0.34%) ke level 5,975.281 pada penutupan perdagangan hari ini. Tercatat 147 saham menguat dan 209 saham melemah. Mayoritas sektor ditutup melemah, dipimpin oleh sektor miscellaneous industry yang melemah 1.04%. Sementara, hanya sektor mining (+0.50%) dan infrastructure (+0.34%) yang ditutup menguat. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp203 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar menguat 22 poin (+0.16%) terhadap Rupiah , sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,609 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Advance Stocks:

- IGAR: Harga saham IGAR ditutup menguat Rp8 (+2.08%) ke level Rp392 hari ini. IGAR mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 589,66 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2017, turun tipis 2,59% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp605,39 miliar. Meski demikian, laba bersih perseroan tercatat naik dari Rp40,81 miliar menjadi Rp44,01 miliar.

- PYFA: Di akhir perdagangan, harga saham PYFA ditutup melonjak Rp22 (+11.82%) ke level Rp208. Laba tahun berjalan PYFA alami kenaikan 80,41 persen menjadi Rp5,12 miliar hingga periode 30 September 2017 dibandingkan laba Rp2,84 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan bersih naik menjadi Rp168,39 miliar dibandingkan Rp160,05 pada periode sama tahun sebelumnya.

- TOTL: Harga saham TOTL ditutup menguat Rp5 (+0.72%) ke level Rp695 pada perdagangan hari ini. TOTL meraih pendapatan usaha sebesar Rp1,99 triliun hingga periode 30 September 2017 naik jika dibandingkan dengan pendapatan usaha Rp1,72 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp191,46 miliar dibandingkan Rp160,50 miliar pada tahun sebelumnnya.

- BFIN: Menguat pertama kalinya dalam tiga hari terakhir, harga saham BFIN ditutup menguat Rp50 (+7.69%) ke level Rp700 pada perdagangan ahri ini. BFIN meraih pendapatan sebesar Rp2,91 triliun hingga periode 30 September 2017 naik dibandingkan pendapatan Rp2,35 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Laba periode berjalan perseroan tercatat meningkat dari Rp553,69 tahun sebelumnya menjadi Rp842,06 miliar.

Decline Stocks:

- SRTG: Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham SRTG melemah Rp70 (-1.91%) ke level Rp3.580.  SRTG alami penurunan penghasilan sebesar 51,1 persen hingga periode 30 September 2017 menjadi Rp3,16 triliun dari penghasilan Rp6,47 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk juga turun menjadi Rp2,81 triliun dibandingkan sebelumnya Rp5,93 triliun.

- CLPI: Melemah untuk hari kedua, harga saham CLPI melemah Rp60 (-5.74%) ke level Rp985 di akhir perdagangan. CLPI alami penurunan penjualan neto menjadi Rp432,40 miliar hingga periode 30 September 2017 turun dibandingkan penjualan neto Rp503,98 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk turun jadi Rp34,05 miliar dari Rp49,26 miliar pada tahun lalu.

- INCO: Harga saham INCO ditutup melemah Rp90 (-3.11%) ke level Rp2.800 pada perdagangan hari ini, merupakan pelemahan selama tiga hari berturut-turut pada pekan ini. INCO meraih pendapatan sebesar US$448,70 juta hingga September 2017, naik jika dibandingkan dengan pendapatan US$405,45 juta di periode sama tahun sebelumnya. Akan tetapi, rugi periode berjalan perseroan membengkak menjadi US$19,62 juta dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat US$7,02 juta.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...