google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 13 November 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 13 November 2017

Market Review 13 November 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG ditutup melemah tipis 0.37 poin (-0.00%) ke level 6,021.456 pada perdagangan hari ini. Tercatat 149 saham menguat dan 172 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif dipimpin oleh penguatan sektor consumer (+0.94%) dan pelemahan sektor infrastructure (-0.61%). Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp321 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar menguat 9 poin (+0.07%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,552 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham MBSS yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut.

Advance Stocks:

- DGIK: Harga saham DGIK ditutup menguat Rp3 (+4.34%) ke level Rp72 hari ini. DGIK baru saja mendapat kontrak pembangunan konstruksi tambang emas dan tembaga di wilayah Tujuh Bukit atau Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur. Untuk mengerjakan proyek itu, perseroan telah membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan perusahaan asal Australia, Macmahon Holding Limited.Dari dua proyek kontruksi tambang emas ini, perusahaan patungan ini mengantongi nilai kontrak mencapai US$190 juta.

- TPIA: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham TPIA ditutup menguat Rp50 (+0.17%) ke level Rp28.850. TPIA akan menerbitkan penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan perolehan dana maksimal Rp 1 triliun. Perusahaan baru saja memperoleh izin pra efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan surat utang tersebut. Surat utang Rp 500 miliar itu terbagi kedalam tiga seri dengan tenor masing-masing tiga tahun, lima tahun, dan tujuh tahun.

- DILD: Harga saham DILD ditutup menguat Rp8 (+2.10%) ke level Rp388 hari ini. DILD melalui anak perusahaannya, PT Intiwhiz International, tengah bersiap mengembangkan 40 unit hotel baru di Indonesia. Dengan meresmikan pembukaan Whiz Prime Hotel Basuki Rahmat Malang, perseroan telah mengoperasikan 22 unit hotel. Perseroan mengembangkan hotel bintang 2, 3, dan 4, serta segmen baru hotel kapsul. Secara umum, investasi untuk hotel bintang 2 berkisar antara Rp38 miliar hingga Rp40 miliar, bintang 3 sekitar Rp45 miliar, dan bintang 4 sekitar Rp65 miliar hingga Rp70 miliar.

- GGRM: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham GGRM ditutup menguat Rp2.950 (+3.88%) ke level Rp78.950. Harga saham GGRM ditutup menguat Rp3.000 (+3.94%) ke level Rp79.000 pada perdagangan hari ini di tengah ekspektasi pertumbuhan industri rokok yang akan berlanjut di tahun 2018. Pemilihan umum daerah di Indonesia pada tahun depan dan pemilihan umum Presiden di tahun 2019 kemungkinan dapat mendorong daya beli yang lebih tinggi.

Decline Stocks:

- PGAS: Harga saham PGAS ditutup melemah Rp35 (-1.93%) ke level Rp1.770 hari ini. PGAS tengah menyiapkan dukungan besar ke salah satu sektor industri pelanggannya. Pernyataan tersebut terkait dengan serapan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. Dari revisi capex yang semula disiapkan US$500 juta menjadi sekitar US$300 juta, sekitar 60 persen sampai 70 persen atau sekitar US$210 juta merupakan kebutuhan bisnis gas industri.

- MTSM: Harga saham MTSM ditutup melemah Rp12 (-4.22%) ke level Rp272 hari ini. MTSM meraih pendapatan usaha sebesar Rp17,58 miliar hingga periode 30 September 2017 turun dari pendapatan usaha Rp18,40 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Rugi yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp4,16 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp3,64 miliar.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...