google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 20 November 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 20 November 2017

IHSG ditutup menguat 1 poin (+0.02%) ke level 6,053.28 pada perdagangan hari ini. Tercatat 143 saham menguat dan 209 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif dipimpin oleh penguatan sektor basic industry (+0.82%) dan pelemahan sektor infrastructure (-1.00%) hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp48,9 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar melemah 3 poin (-0.02%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,528 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Advance Stocks:

- MASA: Harga saham MASA ditutup menguat Rp10 (+4.42%) ke level Rp236 hari ini. MASA menandatangani perjanjian pendahuluan dengan PT Penta Artha Impressi (PAI), Yulian Kusuma Kwee, dan Otniel I.S. Korompis pada 17 November 2017. Adapun berdasarkan perjanjian pendahuluan perseroan berencana mengambil bagian atas maksimal 4,5 juta saham baru PAI. Penyetoran atas saham-saham baru tersebut dilakukan dengan melakukan inbreng atas tanah dan bangunan serta mesin yang dimiliki perseroan kepada PAI sebesar Rp27,66 miliar berdasarkan perjanjian pemesanan Obligasi Konversi 1 Juni 2014.

- FMII: Harga saham FMII ditutup menguat Rp15 (+2.67%) ke level Rp575 hari ini. Pemegang saham FMII yakni Royal Investment Holdings Company Limited, melepas sebanyak 130 juta lembar saham FMII pada 14 November 2017. Pelepasan dilakukan pada harga Rp540 atau total transaksi mencapai Rp70,2 miliar dengan tujuan likuiditas internal. Dengan pengurangan tersebut, maka kepemilikan Royal Investment Holdings di Fortune Mate Indonesia menjadi 646 juta saham atau 23,74%.

- KRAS: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham KRAS ditutup menguat Rp4 (+0.82%) ke level Rp488. KRAS mendorong keberpihakan perusahaan dalam negeri untuk menggunakan produk baja nasional dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur nasional. Perseroan optimis mampu mencapai target produksi 10 juta ton baja pada 2025 untuk memenuhi kebutuhan baja nasional. Kebutuhan baja domestik terus meningkat yang pada 2017 diperkirakan kebutuhan baja mencapai 13,5 juta ton dan akan meningkat menjadi 14,3 juta ton pada 2018.

- SMGR, INTP: Harga saham SMGR dan INTP ditutup menguat masing-masing Rp75 (+0.75%) ke level Rp9.975 dan Rp150 (+0.75%) ke level Rp20.050 hari ini. Konsumsi semen domestik bulan Oktober 2017 mencatatkan kenaikan sebesar 12.5% YoY menjadi 6,75 juta ton dari periode sama tahun sebelumnya sejumlah 6 juta ton. Konsumsi semen domestik Indonesia untuk 10 bulan pertama tahun ini meningkat 7.3% YoY menjadi 54,2 juta ton. Sementara, volume penjualan meningkat 8.8% YoY menjadi 2.77 juta ton di bulan Oktober, serta meningkat 4.6% YoY menjadi 22.2 juta ton sepanjang periode Januari-Oktober 2017.

- DMAS: Harga saham DMAS ditutup menguat Rp1 (+0.55%) ke level Rp181 hari ini. DMAS akan membagikan dividen interim tunai tahun buku yang berakhir 31 Desember 2017 kepada para pemegang sahamnya pada 13 Desember 2017. Cum dan ex dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 23 dan 24 November 2017 sedangkan di pasar tunai 28 dan 29 November 2017 dengan DPS hingga 28 November 2017. Besaran dividen yang akan dibagikan Rp6,5 per lembar.

- CLEO: Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham CLEO ditutup menguat Rp60 (+6.93%) ke level Rp925. CLEO sedang merampungkan penambahan kapasitas produksi pabrik air minum dalan kemasan (AMDK). Setelah ekspansi ini rampung, kapasitas produksi CLEO akan bertambah sebesar 270 juta liter per tahun.

Decline Stock:

- TLKM: Harga saham TLKM ditutup melemah Rp50 (-1.19%) ke level Rp4.150 hari ini. TLKM baru saja mengakuisisi PT Bosnet Distribution Indonesia pada tanggal 13 November yang lalu melalui PT Sigma Cipta Caraka (Telkom Sigma). Dengan akuisisi ini, TLKM menjadi pemegang saham mayoritas Bosnet. Aksi korporasi diharapkan dapat memperkuat portofolio Telkom Sigma, khususnya ekosistem bisnis e-logistic dan e-commerce Telkom Grup.

Mirae Asset Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...