google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 11 Januari 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 11 Januari 2018

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia

Market Review 11 Januari 2018
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG menguat 15 poin (+0.23%) ke level 6,386.339 pada perdagangan hari ini. Tercatat 159 saham menguat dan 213 saham melemah. Sektor-sektor mayoritas ditutup di zona positif, penguatan sektor tertinggi di sektor mining (+0.92%) hari ini, sedangkan sektor basic industry (-0.60%) ditutup di zona negatif yang paling dalam. Investor asing mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp 230 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar melemah 23 poin (-0.17%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,402  terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Advance Stocks:

- IMJS  : Harga saham IMJS ditutup menguat Rp 14 (+5.18%) ke level Rp 284 pada perdagangan hari ini. Anak usaha PT Indomobil Multi Jasa Tbk., (IMJS), PT Indomobil Finance Indonesia menerbitkan obligasi sebesar Rp750 miliar untuk modal kerja pembiayaan. CEO Indomobil Finance Indonesia Gunawan menyampaikan, perusahaan menerbitkan obligasi sebesar Rp750 miliar sebagai Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III tahap II tahun 2018. Saat ini sedang dalam masa penawaran awal atau bookbuilding

- BYAN : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham BYAN menguat Rp 1050 (+11.05%) ke level Rp 10.550. PT Bayan Resources Tbk memproduksi kurang lebih sekitar 20 juta ton batubara pada tahun 2017 lalu. Jumlah ini meningkat sekitar 106,9% dibandingkan realisasi pada tahun 2016 yaitu 9,7 juta ton. Jumlah tersebut menembus target produksi tahun 2017 yang sebesar 18 juta ton. Jenny Quantero Direktur Urusan Korporasi dan Sekretaris Perusahaan PT Bayan Resources Tbk mengatakan, angka produksi tersebut masih perkiraan karena pihaknya saat ini masih mengumpulkan data produksi tahun lalu.

- INDY : Harga saham INDY ditutup menguat Rp 210 (+5.67%) ke level Rp 3910 hari ini. Babak baru bisnis batubara PT Indika Energy Tbk (INDY) di tahun 2018 semakin membara pasca mengakuisisi 45% saham PT Kideco Jaya Agung. Lewat akusisi tersebut perusahaan berkode saham INDY ini menambah kepemilikan di Kideco menjadi 91%.

- KINO : harga saham KINO ditutup menguat Rp 20 (+0.99%) ke level Rp 2.040 hari ini. PT Kino Indonesia Tbk., telah merealisasikan penggunaan dana hasil penawaran umum saham perdana atau initial publif offering (IPO) yang dilakukan pada 3 Desember 2015 senilai Rp498,74 miliar hingga akhir tahun lalu. Saat melakukan IPO emiten berkode KINO itu berhasil mendapatkan dana segar senilai Rp796,41 miliar. Dengan demikian, sisa dana dari hasil penawaran umum tersebut tercatat senilai Rp297,67 miliar.

Decline Stocks:

- DSNG : harga saham DSNG ditutup melemah Rp 24 (-6.03%) ke level Rp 374 hari ini. PT Dharma Satya Nusantara Tbk., (DSNG) mencatatkan kenaikan produksi pada 2017 seiring dengan kondisi cuaca yang kondusif. Manajemen DSNG melaporkan, pada tahun lalu kinerja perseroan meningkat akibat dampak El Nino yang berlangsung sejak 2015 sudah pulih. Per Desember 2017, produksi tandan buah segar atau TBS perusahaan mencapai 1,55 juta ton, naik 41,6% year on year (yoy) dari sebelumnya 1,09 juta ton

- MTLA : harga saham MTLA ditutup melemah Rp 16 (-4.25%) ke level Rp 360 hari ini. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) fokus membangun perumahan dan apartemen di tahun 2018. Tak hanya itu, rencananya perusahaan pengembang ini pun akan menjual lahan komersil untuk membangun rumah sakit, sekolah dan lainnya. Tahun 2018 ini Metland berencana menambah landbank sekitar 100 hektare (ha)-200 ha. Total belanja modal atawa capital expenditure (capex) yang disiapkan tahun 2018 sekitar Rp 600 miliar. Namun, Olivia Surodjo, Direktur Keuangan MTLA tidak menjelaskan detail berapa banyak apartemen dan komplek perumahan yang akan dibangun tahun ini dari penambahan land bank tersebut. Di samping itu, Olivia pun bilang bahwa Metland belum berencana untuk membangun kawasan industri wisata (tourism industry). Sebab, lahan yang diperlukan harus sangat luas dan harus cukup menampung wisatawan.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...