google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 4 Januari 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 4 Januari 2018

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia

Market Review 04 Januari 2018
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG menguat 40 poin (+0.65%) ke level 6,292.321 pada perdagangan hari ini. Tercatat 190 saham menguat dan 160 saham melemah. Sektor-sektor ditutup hampir semua di zona positif, penguatan sektor tertinggi di sektor miscellaneous industry (+1.52%) hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp 263 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar melemah 39 poin (-0.29%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,475 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE),
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham OMRE, yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

- WSKT  : Harga saham WSKT ditutup menguat Rp 130 (+6.01%) ke level Rp 2290 pada perdagangan hari ini. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah menggunakan hampir seluruh dana yang diperoleh dari hasil penerbitan obligasi yang diterbitkan September 2017 lalu. Dana tersebut digunakan untuk keperluan modal kerja serta investasi dan pembiayaan proyek anak-anak usahanya. September 2017 lalu, WSKT telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 3 triliun dengan kupon sebesar 8% sampai 8,5% per tahun. Obligasi tersebut diterbitkan dalam dua seri, yaitu Seri A dengan nilai pokok sebesar Rp 1,37 triliun dan Seri B senilai Rp 1,63 triliun.

- ELSA : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham ELSA menguat Rp 16 (+4.16%) ke level Rp 400. Tren harga minyak yang membaik membuat sektor hulu migas kembali bergeliat. PT Elnusa Tbk (ELSA) berencana untuk terus melakukan ekspansi guna menangkap peluang di sektor hulu migas. Rifqi Budi Prasetyo, Investor Relations ELSA bahkan menyebut, pihaknya pada tahun ini telah menyiapkan capital expenditure (capex) sebesar Rp 400 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk memberi perlengkapan untuk kegiatan offshore (laut). Penambahan perlengkapan untuk kegiatan offshore diharapkan bisa mendatangkan peluang baru baru terutama untuk kegiatan hulu migas di laut. Apalagi anak usaha Pertamina ini juga terus memperkuat kompetensi sebagai perusahaan penyedia jasa migas

- ADHI : Harga saham ADHI ditutup menguat Rp 65 (+3.58%) ke level Rp 1880 hari ini. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp10 triliun tahun ini. Angka itu melonjak signifikan dari alokasi tahun lalu yang sekitar Rp3,5 triliun. Perseroan akan menggunakan sebagian capex untuk berinvestasi di depo stasiun kereta ringan (light rail transit/LRT) Jabodebek.

Decline Stocks:

- BBTN : harga saham BBTN ditutup melemah Rp 130 (-3.62%) ke level Rp 3460 hari ini. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimistis kinerja pada tahun ini bisa semakin moncer. Pada 2018 ini bank berkode BBTN ini optimistis pertumbuhan laba naik 24% secara tahunan atau year on year (yoy). Maryono Direktur BTN bilang pertumbuhan laba ini salah satunya dikontribusikan dari pertumbuhan kredit di atas 20% yoy. Pada akhir 2017 lalu, BTN mencatat laba naik dua digit. Hal ini salah satunya disumbang oleh kenaikan kredit perumahan (KPR) di akhir tahun yang cukup besar. Mahelan Prabantarikso, Direktur BTN bilang secara siklus rata-rata bulanan, di akhir tahun ada kenaikan kredit perumahan 150%.

- JSMR : Pada perdagangan hari ini, harga saham JSMR ditutup melemah Rp 25 (-0.39%) ke level Rp 6325. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. berencana kembali menerbitkan project bond pada 2018 untuk mendanai ekspansi sejumlah ruas tol. Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan berencana melanjutkan project bond yang telah diterbitkan pada 2017. Pasalnya, emiten berkode saham JSMR tersebut memiliki ruas yang berstatus brown field.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...