google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 6 April 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 6 April 2018

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia
*Market Review 06 April 2018*
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG melemah -8.17 poin (-0.13%) ke level 6,175.052 pada perdagangan hari ini. Tercatat 160 saham menguat dan 198 saham melemah. Seluruh sektor mayoritas ditutup melemah, dipimpin oleh pelemahan sektor Misc-Ind (-0.99%), sektor Finance (-0.44%), sektor Infrastructure (-0.34%), dan sektor yang menguat adalah sektor Consumer (+0.54%) dan sektor Properti (+0.08%). Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp 259 Milyar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat (+0.07%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah terhadap dollar yaitu di level Rp 13.772  terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

*Advance Stocks:*

-JPFA : Harga saham JPFA ditutup menguat Rp 25 (+1.57%) ke level Rp 1.610 pada perdagangan hari ini. Agar bisnisnya lebih efisien, tahun ini PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melakukan modernisasi kandang di lini bisnis pembibitan ayam. Untuk mendukung rencana itu, manajemen JPFA mengalokasikan Rp 1 triliun, yang berasal dari belanja modal atau capital expenditure (capex). Dengan begitu, Wakil Presiden Direktur JPFA Bambang Budi Hendarto mengatakan, JPFA bisa tetap kompetitif dalam mempertahankan pangsa pasar.

-TAXI : Harga saham TAXI ditutup menguat Rp 8 (+4.27%) ke level Rp 195 pada perdagangan hari ini. Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi atas saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dalam perdagangan Kamis (5/3). Hal ini karena manajemen TAXI sudah memenuhi kewajibannya terkait pembayaran bunga ke-15 atas Obligasi I TAXI. "Bursa memutuskan untuk mencabut penghentian sementara perdagangan efek (saham dan obligasi) TAXI di seluruh pasar, terhitung sejak sesi II perdagangan efek 5 April 2018," kata Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Kamis (5/4).

-INPS : Harga saham INPS ditutup menguat Rp 138 (+50.00%) ke level Rp 414 pada perdagangan hari ini. PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) menargetkan dapat meraih laba Rp17 miliar tahun ini. Peningkatan laba didorong oleh target kenaikan pendapatan sebesar Rp500 miliar atau naik sekitar 70% dari tahun sebelumnya. Direktur Utama Eddy Purwanto Winata mengatakan, tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp65 miliar yang berasal dari dana internal dan pinjaman perbankan.

*Decline Stocks:*

-AGRO : harga saham AGRO ditutup melemah Rp 6 (-1.34%) ke level Rp 440 hari ini. PT Bank BRI Agro Tbk (AGRO) menargetkan dapat menyandang status sebagai bank umum kegiatan usaha (BUKU) III pada tahun ini. Hal itu disampaikan Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto, saat ditemui wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa, di Jakarta, Kamis malam. Agus mengaku, modal inti perusahaan saat ini telah mencapai Rp3 triliun. Artinya, butuh suntikan modal sekitar Rp2 triliun lagi perusahaan dapat lebih leluasa menjalankan bisnisnya dengan status BUKU III. "Modal inti sudah Rp3 triliun saat ini. Ya, tinggal Rp2 triliun lagi, kami menjadi Bank BUKU III,"ucapnya.

- BULL : harga saham BULL ditutup melemah Rp 2 (-1.34%) ke level Rp 147 hari ini. PT Buana Lintas Lautan Tbk. berpeluang menempuh diversifikasi pasar pada tahun ini, ke beberapa komoditas lain seperti ekspor-impor batu bara. Selama ini, bisnis satu-satunya perseroan adalah pengangkutan minyak. Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk. Wong Kevin menyampaikan ada beberapa peluang bisnis yang dapat dijajaki oleh perseroan, misalnya pengangkutan dan ekspor-impor batu bara. Menurutnya, peluang itu terbuka lebar bagi industri pelayaran lokal yang selama ini hanya dikuasai asing.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...