google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo 19 Emiten Saham IPO 2018 dan Kinerjanya Langsung ke konten utama

19 Emiten Saham IPO 2018 dan Kinerjanya


Berikut kinerja saham 19 emiten yang IPO tahun ini:

1. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU).
Saat IPO pada tanggal 28 Mei, harga saham TUGU langsung turun 5,45% dari Rp 3.850 ke Rp 3.640 per saham. Harga saham TUGU mencapai level terendah Rp 3.100 per saham pada 6 Juni. Kemarin, harga saham TUGU ditutup pada Rp 3.400 per saham, atau turun 11,69% dari harga IPO.

2. PT Medika Loka Hermina Tbk (HEAL).
Saat IPO pada tanggal 16 Mei, harga saham HEAL langsung turun 5,67% dari Rp 3.700 ke Rp 2.490. Harga saham HEAL mencapai level terendah Rp 3.050 pada 21 Mei. Kemarin saham HEAL ditutup pada Rp 3.560 per saham, atau turun 3,78% dari harga IPO.

3. PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS).
Saat IPO pada tanggal 6 April harga saham INPS langsung naik 0,5% dari Rp 276 menjadi Rp 414. Harga saham INPS mencapai level terendah Rp 2.150 pada tanggal 28 Mei. Kemarin saham INPS ditutup pada Rp 2.210 per saham, atau naik 7,01% dari harga IPO.

4. PT LCKM Global Kedaton (LCKM).
Saat IPO pada tanggal 16 Januari harga saham LCKM langsung naik 0,5% dari Rp 208 menjadi Rp 312. Harga saham LCKM mencapai level terendah Rp 432 pada tanggal 6 Juni. Kemarin saham LCKM ditutup pada Rp 440 per saham, atau naik 1,11% dari harga IPO.

5. PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS).
Saat IPO pada tanggal 15 Februari harga saham BOSS langsung naik 0,5% dari Rp 400 ke Rp 600. Harga saham BOSS mencapai level terendah Rp 1.995 pada tanggal 21 Mei. Saham BOSS ditutup pada Rp 2.110 per saham, atau naik 4,27% dari harga IPO pada perdagangan kemarin.

6. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY).
Saat IPO pada tanggal 28 Maret harga saham JSKY langsung naik dari Rp 400 ke Rp 600 per lembar. Harga saham JSKY mencapai level terendah Rp 800 pada tanggal 21 Mei. Saham JSKY ditutup pada Rp 865 per saham di hari kemarin, atau naik 1,16% dari harga IPO.

7. PT Tridomain Perfomance Materials Tbk (TDPM).
Saat IPO pada tanggal 9 April harga saham TDPM langsung naik 0,5% dari level Rp 228 ke Rp 342. Harga saham TDPM mencapai level terendah Rp 340 pada tanggal 4 Juni. Saham TDPM kemarin ada di level Rp 370 per saham, atau 0,62% dari harga IPO.

8. PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM).
Saat IPO pada tanggal 27 April harga saham DFAM naik 0,69% dari Rp 115 ke level Rp 195. Saat penutupan pasar 8 Juni naik menjadi Rp 1205 per lembar. Harga saham DFAM mencapai level terendah Rp 690 pada tanggal 14 Mei. Kemarin harga saham DFAM ditutup di level Rp 905 per saham, atau naik 6,87% dari harga IPO.

9. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS).
Saat IPO pada tanggal 8 Mei lalu harga saham BTPS naik 0,23% dari Rp 975 ke level Rp 1200 per lembar. Harga saham BTPS mencapai level terendah Rp 1.505 pada tanggal 14 Mei. Harga saham BTPS ada di level Rp 1.550 per saham kemarin, atau naik 0,59% dari harga IPO.

10. PT Royal Prima Tbk (PRIM).
Saat IPO pada tanggal 15 Mei harga saham PRIM naik 0,47% dari Rp 500 ke level Rp 735. Harga saham PRIM mencapai level terendah Rp 760 pada tanggal 24 Mei. Harga saham PRIM kemarin ada di level Rp 1.235 per saham, atau naik 1,47% dari harga IPO.

11. PT Guna Timur Raya Tbk (TRUK).
Saat IPO pada tanggal 23 Mei harga saham TRUK langsung naik 0,49% dari Rp 230 ke Rp 344. Harga saham TRUK mencapai level terendah Rp 608 pada tanggal 2 Juni. Kemarin, harga saham TRUK ditutup di level Rp 505 per saham, atau naik 1,01% dari harga IPO.

12. PT Steadfast Marine Tbk (KPAL).
Saat IPO pada tanggal 8 Juni harga saham KPAL langsung naik 0,69% dari level Rp 115 ke Rp 195 per lembar. Kemarin, harga saham KPAL ditutup di level Rp 262 per saham, atau naik 1,28% dari harga IPO.

13. PT Sari Melati Kencana Tbk (PZZA).
Saat IPO pada tanggal 23 Mei harga saham PZZA naik 0,01% dari Rp 1.100 ke Rp 1.115 per lembar. Harga saham PZZA mencapai level terendah Rp 1.185 pada tanggal 4 Juni. Hari ini harga saham PZZA ditutup di level Rp 1.185 per saham, atau naik 0,08% dari harga IPO.

14. PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT).
Saat IPO pada tanggal 8 Juni harga saham SWAT naik 0,7% dari level Rp 160 ke level Rp 272. Kemarin, harga saham SWAT ditutup di level Rp 340 per saham, atau naik 1,12% dari harga IPO.

15. PT MNC Studios International Tbk (MSIN).
Saat IPO pada tanggal 8 Juni harga saham MSIN langsung turun 0,04% dari Rp 500 ke Rp 480. Kemarin harga saham MSIN ditutup di level Rp 490 per saham, atau turun 0,02% dari harga IPO.

16. PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO).
Saat IPO pada tanggal 14 Mei harga saham SPTO langsung naik 0,09% dari level Rp 1.160 ke level Rp 1.280. Harga saham SPTO mencapai level terendah Rp 1.150 pada tanggal 16 Mei. Kemarin harga saham SPTO ditutup di level Rp 1.170 per saham, atau naik 0,01% dari harga IPO.

17. PT Jaya Trishindo Tbk (HELI).
Saat IPO pada tanggal 27 Maret harga saham HELI langsung naik 0,7% dari level Rp 110 ke Rp 187. Harga saham HELI mencapai level terendah Rp 117 pada tanggal 28 Mei. Kemarin harga saham HELI ditutup di level Rp 126 per saham, atau naik 0,14% dari harga IPO.

18. PT Charnic Capital Tbk (NICK).
Saat IPO pada tanggal 2 Mei harga saham NICK langsung naik 0,7% dari Rp 200 ke Rp 340 per lembar. Harga saham NICK mencapai level terendah Rp 179 pada tanggal 21 Mei. Kemarin harga saham NICK ditutup di level Rp 176 per saham, atau turun 0,12% dari harga IPO.

19. PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON).
Saat IPO tanggal 9 April harga saham GHON langsung naik 0,45% dari level Rp 1.170 ke Rp 1.755. Harga saham GHON mencapai level terendah Rp 1.040 pada tanggal 24 Mei. Kemarin harga saham GHON ditutup di level Rp 1.045 per saham, atau turun 0,11% dari harga IPO.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...