google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Prospek Saham CTRA | 18 Juli 2018 Langsung ke konten utama

Prospek Saham CTRA | 18 Juli 2018


Kebijakan Bank Indonesia (BI) melonggarkan aturan loan to value (LTV) untuk pembelian rumah membawa angin segar bagi sektor properti dalam negeri. Sentimen positif tersebut juga berpotensi dikecap PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang sepanjang paruh pertama tahun ini menoreh penjualan yang cukup solid. Apalagi, emiten properti ini masih memiliki sejumlah proyek baru yang berpotensi menambah pundi-pundi keuangannya hingga akhir tahun.

Analis Trimegah Sekuritas Wisnu Budhiargo, mengatakan, kebijakan pelonggaran LTV berpotensi kian mendukung prapenjualan CTRA yang selama ini didominasi oleh produk dengan kisaran harga Rp 1 miliar - Rp 2 miliar per unit. "Kebijakan LTV memberi insentif, khususnya bagi first-time buyer CTRA. Dengan begitu, kelihatannya CTRA bisa memenuhi target penjualannya sebesar Rp 7,7 triliun di akhir tahun nanti," kata Wisnu.

Tak cuma itu, Wisnu menambahkan, kebijakan LTV sejatinya juga memberi keuntungan bagi pengembang. Ia menjelaskan, setelah penandatanganan akad kredit, biasanya pengembang baru dapat mencairkan 40% nilai kreditnya setelah menyelesaikan tanggung jawab pembangunan tahap awal terlebih dahulu.

"Sekarang, setelah akad kredit, developer boleh mencairkan 30% dana sebelum membangun. Jadi, mereka tidak perlu mengeluarkan working capital besar yang akan membuat interest cost naik. Balance sheet bisa jadi lebih baik," papar dia.

Menurut Wisnu, dampak positif pelonggaran LTV akan lebih cepat memengaruhi pengembang ketimbang kenaikan prapenjualan. Menurutnya, efek ke prapenjualan baru akan terlihat dalam hitungan enam bulan setelah aturan tersebut efektif.

Sementara, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi berpendapat, dampak kenaikan suku bunga KPR akibat naiknya suku bunga acuan tidak akan signifikan terhadap kinerja CTRA. "Memang akan memberikan pengaruh negatif pada permintaan segmen kelas menengah bawah, namun berpotensi tergantikan oleh terjaganya permintaan segmen menengah dan menengah atas," terang Akhmad dalam risetnya, 16 Juli.

Adapun, kontinuitas ekspansi menjadi faktor lain yang membuat prospek CTRA ke depan diproyeksi masih akan menarik. Selain realisasi MoU dengan Diener Syz Real Estate senilai Rp 575 miliar untuk 253 unit, CTRA juga akan meluncurkan dua apartemen di area Superblok pada September mendatang.

Sebelumnya, proyek Newton 1 terbilang sukses dengan tingkat penjualan (take-up rate) mencapai 90% hanya dalam kuran sebulan pertama. "Ciputra juga akan meluncurkan proyek Tahap II CitraLand Bagya City di Medan, CitraRata Tangerang dan Township terbaru di Sentul seluas 1.000 hektare dengan ASP di bawah Rp 1 miliar per unit," Akhmad merinci.

Untuk itu, Akhmad merekomendasi beli untuk saham CTRA dengan target harga Rp 1.580. Begitu juga dengan Wisnu yang menilai valuasi saham CTRA saat ini masih tergolong murah sehingga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.600.

Proyeksi Wisnu, akhir tahun nanti Ciputra sanggup membukukan penjualan sebesar Rp 7,9 triliun. Sementara, laba bersih diperkirakan akan mencapai Rp 1,4 triliun.

Melihat prospek Ciputra yang positif di paruh kedua tahun ini, Analis NH Korindo Sekuritas Michael Tjahjadi turut merekomendasikan beli saham CTRA dengan target harga 1.130 per saham. Hari ini saham CTRA ditutup menguat 0,50% ke level Rp 1.000 per saham.

http://investasi.kontan.co.id/news/ekspansi-ciputra-development-masih-berlanjut-simak-rekomendasi-analis-berikut

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Pengertian BREAKOUT dan Contohnya

Apa Arti Breakout? Breakout mengacu pada keadaan ketika harga suatu aset bergerak di atas area resistance , atau bergerak di bawah area support. Breakout menunjukkan potensi harga untuk memulai tren di arah breakout. Misalnya, penembusan ke atas dari pola grafik dapat mengindikasikan harga akan mulai tren lebih tinggi. Breakout yang terjadi pada volume tinggi (relatif terhadap volume normal) menunjukkan keyakinan yang lebih besar yang berarti harga lebih cenderung untuk tren ke arah itu. Breakout Dalam Saham Breakout adalah ketika harga bergerak di atas level resistance atau bergerak di bawah level support. Breakout bisa bersifat subjektif karena tidak semua pedagang akan mengenali atau menggunakan level support dan resistance yang sama. Breakout memberikan peluang perdagangan yang baik. Tembusan ke atas menandakan pedagang untuk kemungkinan mendapatkan posisi beli atau menutup posisi sell. Tembusan ke bawah memberi sinyal pada pedagang untuk kemungkinan mendapatkan posisi j...