google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham PPRE | 2 Agustus 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham PPRE | 2 Agustus 2018

Analisa Saham PPRE | 2 Agustus 2018


PT PP Presisi Tbk (PPRE) hingga semester I tahun ini mencatatkan kontrak baru senilai Rp 3,1 triliun. Jumlah tersebut naik 158,33% dari nilai kontrak baru pada priode yang sama di tahun lalu Rp 1,2 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi PPRE, kontribusi terbesar kontrak baru di semester I tahun ini adalah proyek mining services dengan porsi 79%, disusul proyek civil work dengan porsi 11%, selanjutnya proyek fromwork menyumbang 3%, erector, rental, dan ready mix menyumbang porsi 2%, serta terakhir proyek foundation menyokong porsi 1%.

Sementara, untuk total kontrak yang diraih (order book) sepanjang semester I tahun ini sebesar Rp 16,5 triliun, meningkat 52,78% dibanding tahun lalu sebanyak Rp 10,8 triliun.

Selama Juli 2018, PPRE mendapat tambahan kontrak baru sebesar Rp 421,2 miliar. Sebagian besar merupakan kontrak proyek berasal dari pengerjaan runway Bandara Soetta Terminal 3 section 1 dan pekerjaan sipil Ruas Tol Gempol Pasuruan.

PPRE juga telah melakukan penandatanganan (MoU) dengan Kumkang Kind Co.Ltd. Korea Selatan. Hal itu dilakukan atas dasar rencana kerjasama Kumkang dan PPRE dalam mengembangkan Preform (Presisi formwork) dengan mengadopsi teknologi yang dimiliki Kumkang.

Apartemen ayoma dan Apartemen evincio akan menjadi pilot project, diikuti 11 proyek lainnya. Namun belum diketahui kapan project ini akan berlangsung.

Hingga saat ini, PPRE tengah melanjutkan pekerjaan proyek-proyek Infrastruktur. Diantaranya pembangunan Tol Bakauheni-Sidomulyo, Tol Pandaan-Malang, Tol Manado-Bitung, Bendungan Way Sekampung, Bendungan Lewi Keris.

Seiring bertambahnya nilai kontrak baru PPRE di awal semester tahun ini, Analis Senior Advisor CSA Research Reza Priyambada menilai bahwa perusahaan berkode saham PPRE ini memiliki fundamental yang cukup baik.

Hal ini dilihat dari kemampuan PPRE dalam memrpoleh kontrak untuk menopang kinerjanya. Total kontrak yang didapat oleh PPRE selama semester 1 adalah sebesar Rp 16,5 Triliun. "Akselerasi kinerja PPRE dalam memproleh kontrak dapat dikatakan sangat baik." Kata Reza, Minggu (26/8).

Sementara untuk prospek saham PPRE, ia mengatakan bahwa hal tersebut tergantung oleh kondisi pasar. Jika pasar melemah, tidak menutup kemungkinan PPRE akan terkena dampaknya. Namun ia optimis bahwa saham ini akan mendapat dampak positif karena ditopang oleh kinerja fundamental perusahaan.

Senada, Dennies Christoper Jordan Analis Artha Sekuritas menganggap bahwa PPRE bisa berkembang dan dapat dilirik oleh investor, terlebih tahun lalu perusahaan ini baru melakukan Initial Public Offering (IPO), sehingga menurutnya perusahaan ini masih memiliki dana yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan Ekspansi.

"Secara bisnis juga sektor kontruksi ini masi menarik didukung oleh banyaknya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah," Kata Dennies.

Sementara, William Hartanto, Analis Panin Sekuritas menganggap perusahaan ini memiliki prospek yang bagus untuk jangka panjang, karena banyaknya proyek yang dimiliki oleh perusahaan ini. "Saham ini layak dilirik oleh Invetor untuk jangka panjang," ujar William.

Jumat (24/8) saham PPRE tutup pada level Rp 388 turun 1,52% dari hari sebelumnya, William menghimbau Investor harus memanfaatkan penurunan angka tersebut, karena ia memprediksi secara teknikal, dalam jangka pendek saham ini akan naik ke 400.

Sementara Reza Priyambada merekomendasikan buy saham PPRE dengan target harga Rp 466 untuk jangka panjang, rekomendasi tersebut didasarkan asumsi masih adanya peluang peningkatan perolehan kontrak baru.

https://investasi.kontan.co.id/news/analis-saham-pp-presisi-ppre-layak-dilirik-investor

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...