google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham BTON dan GDST | 25 Januari 2019 Langsung ke konten utama

Analisa Saham BTON dan GDST | 25 Januari 2019

SyariahSaham.com, CIANJUR -- Kemarin, beberapa saham industri baja mengalami kenaikan harga yang signifikan. Saham-saham dimaksud antara lain, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) yang naik sebesar 24,2% dan PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST) dengan kenaikan 7,7%.

Sebagian analis dan praktisi pasar mengaitkan kenaikan ini dengan kebijakan terbaru pemerintah perihal bea impor baja. Benarkah kenaikan harga saham-saham tersebut ditopang oleh kinerja mereka? Mari kita simak!

Sebagai informasi, saham-saham produsen baja tergabung dalam sektor industri dasar subsektor logam dan produk sejenis. Dari laporan yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI), sub sektor logam ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 24,68 triliun rupiah. Sayangnya, saham-saham di industri ini kurang likuid.

Dari 15 saham yang tergabung di industri ini, hanya beberapa saham saja yang aktif diperdagangkan setiap hari, yaitu PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP), PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON), dan PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST). Tiga diantaranya tergolong saham syariah, yaitu ISSP, BTON, dan GDST.

Dari sisi fundamental perusahaan, GDST masih mencatatkan kinerja negatif, dengan rasio PER minus 13,11x, PBV di 1,32x, ROE minus 10,07%, dan DER di 0,68x. Sementara itu, saham ISSP menorehkan perolehan positif dengan rasio PER di angka 39,17x, PBV 0,28x, ROE 0,73% dan DER di 1,38x. Begitu juga dengan saham BTON yang meraih kinerja positif sehingga menghasilkan PER 5,32x, PBV 1,08x, ROE 20,32% dan DER 0,19x.

Dari beberapa saham yang disebutkan di atas, praktis hanya dua saham yang layak dicermati pergerakannya setelah mempertimbangkan sisi kinerja dan likuiditas. Saham dimaksud masing-masing adalah BTON dan ISSP.

Bagaimana dengan valuasinya? Dengan menggunakan pendekatan nilai buku per saham diperoleh nilai buku untuk ISSP di angka Rp398, dan BTON di Rp254. Dari valuasi ini, ISSP masih memiliki potential upside yang lumayan. Sementara itu, BTON sudah sedikit di atas harga wajarnya, meskipun rasio harga dibanding laba bersihnya masih sangat menarik di kisaran 5,32 kali.

Yang menarik dicermati adalah pergerakan saham BTON. Di saat saham-saham baja lainnya mulai melesat dan breakout, saham BTON masih sideways di angka Rp274. Secara teknikal, saham BTON ini sedang menguji resisten. Resisten terdekat adalah Rp290, kemudian Rp304, Rp316, Rp352, dan Rp386. Sementara itu support terkuat berada di Rp248.

Hal ini memberikan peluang bagi para investor maupun trader untuk mendapatkan saham BTON di harga yang masih murah. Apalagi tahun ini diprediksi saham-saham baja akan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan terkait dengan kebijakan pemerintah di bidang industri tersebut. Selamat berburu saham baja! [amsi]



Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...