google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham BRIS, BTPS dan PNBS secara Fundamental Langsung ke konten utama

Saham BRIS, BTPS dan PNBS secara Fundamental

Satu-satunya sektor di Bursa Efek Indonesia yang menyumbang konstituen paling sedikit terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah sektor keuangan. 

Dari 91 emiten yang tergabung di sektor keuangan ini, hanya 4 emiten yang dinyatakan sebagai saham syariah, yaitu Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS), Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk. (BTPN Syariah), Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS), dan Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk. (JMAS).

Pada tulisan kali ini, kita akan mencoba membahas kinerja trio perbankan syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu BRI Syariah (BRIS), BTPN Syariah (BTPS) dan Panin Dubai Syariah (PNBS). 

Dilihat dari sisi kapitalisasi pasar, BTPS menempati urutan pertama dengan Rp. 11,49 triliun, disusul oleh saham BRI Syariah (BRIS) dengan RP 4,29 triliun dan PNBS di Rp 861,76 miliar. PNBS menjadi emiten pertama yang melakukan pencatatan saham perdana (IPO) pada tanggal 15 Januari 2014. Sementara itu, BTPN Syariah dan BRI Syariah mencatatkan saham perdana mereka hanya dalam waktu selang sehari, yaitu tanggal 8 dan 9 Mei 2018.


Setelah mencermati laporan keuangan terbaru (per 30 Juni 2018) diperoleh rasio-rasio keuangan khas emiten perbankan sebagai berikut:


Dari tabel di atas, terlihat bahwa BTPN Syariah mengungguli kedua emiten lainnya dalam hal rasio-rasio keuangan. Sebagai contoh, BTPS memiliki rasio KPMM yang jauh lebih baik sebesar 36,90% dibandingkan BRIS (29,31%) dan PNBS (27,74%). Begitu juga dengan rasio pembiayaan macet net yang sangat aman sebesar 0,01% dibandingkan BRIS (4,23%) atau PNBS (2,88%). 

Untuk profitabilitas, BTPN Syariah kembali unggul dibanding dua kompetitornya. BTPN Syariah memiliki rasio ROA sebesar 12,54%, ROE 33,92%, Net Imbalan 33,50% dan NOM 13,82%. Bandingkan dengan BRIS dan PNBS yang kalah jauh dari BTPS. Rasio lainnya dapat dicermati melalui tabel di atas.

Kinerja tengah tahun 2018 ini berimbas pada laba bersih per saham dan juga nilai buku ketiga bank syariah yang dibahas kali ini. BRIS menorehkan laba bersih per saham sebesar Rp. 17,36 dan nilai buku per saham Rp 728,11. Sementara itu, BTPS mencatatkan EPS sebesar Rp 62,65 dan BV sebesar 480,83. PNBS menjadi emiten bank syariah dengan kinerja kurang memuaskan. EPS yang diperoleh hanya Rp 0,64 dan nilai buku Rp 132,71.

Hasil pencapaian tersebut mempengaruhi rasio harga terhadap laba bersih dan nilai buku. BRIS misalnya, pada saat tulisan ini dibuat, memiliki PER 17,86 kali dan PBV 0,85 kali. Sedangkan BTPS memiliki PER 12,81 kali dan PBV 3,34 kali. Begitu juga PNBS yang menorehkan PER paling mahal diantara ketiganya di angka 53,91 kali dan PBV 0,52 kali.


Bagaimana dengan teman-teman? Tertarik mengoleksi salah satu diantara ketiganya? Silakan cermati kembali kinerja dan performa saham-saham tersebut! Sesuaikan juga dengan tipikal trading dan money management masing-masing. Selamat mempelajari emiten bank syariah! [amsi]

artikel di atas ditulis oleh Mang AMSI, dan artikel asli dapat dibaca di

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...