google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham TLKM | Telekomunikasi Indonesia (TLKM) Tak Berniat Akuisisi Perusahaan Seluler Langsung ke konten utama

Saham TLKM | Telekomunikasi Indonesia (TLKM) Tak Berniat Akuisisi Perusahaan Seluler

Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. menyebut hingga saat ini perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan akuisisi terhadap perusahaan penyedia seluler.

Direktur Keuangan Telekomunikasi Indonesia Harry M. Zen mengatakan bahwa dengan penguasaan market share yang besar dan cakupan wilayah yang paling luas di Indonesia, menurutnya aksi akuisisi belum diperlukan hingga saat ini.

“Karena posisi kami yang dengan cakupan kami sekarang, mungkin agak sulit bagi kami melakukan akuisisi nanti bisa market share kami bisa terlalu besar, jadi kita tidak melakukan aksi yang active action itu,” ujarnya di Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Meski demikian, lanjut Harry, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi di luar bisnis penyedia jasa telekomunikasi. Salah satu akuisisi yang dilakukan emiten berkode saham TLKM tersebut pada tahun ini yakni akuisisi perusahaan penyedia menara seluler.

Pada 6 Maret 2019, TLKM melakukan akuisisi saham PT Persada Sokka Tama melalui anak usahanya yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Saat ini, Mitratel menguasai 95% saham perusahaan penyedia menara seluler tersebut.

Selain itu, dalam jangka waktu 24 bulan setelah tanggal akta jual beli, Mitratel berpeluang menambah porsi kepemilikan di Persada Sokka Tama sehingga menguasai 100% kepemilikan saham perusahaan menara tersebut.

Harry menjelaskan bahwa untuk melakukan akuisisi tersebut, perseroan menggunakan dana internal dan pendanaan dari perbankan. “Kami nilai [akuisisi] tidak bisa disclose karena terkait dengan confidentiality dengan seller-nya,” ungkapnya.

Adapun, tujuan perseroan mengakuisisi perusahaan penyedia menara seluler tersebut karena melihat peluang bisnis yang baik. Pasalnya, menara seluler merupakan salah satu tulang punggung dalam bisnis telekomunikasi, selain itu bisnis penyedia menara seluler memiliki margin profit yang paling besar dalam bisnis telekomunikasi.

Dia menambahkan, Persada Sokka Tama memiliki lebih dari 1000 menara yang terpasang di Indonesia. Perusahaan tersebut memiliki tenancy ratio yang cukup baik, sehingga menumbuhkan minat perseroan melakukan akuisisi.

“Jadi makin besar tenancy ratio-nya, jadi satu perusahaan tower itu makin baik lah,” pungkasnya.


Sumber : KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...