google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham PPRO | Kas Lebih Lemah, Fitch Pangkas Outlook PP Properti (PPRO) Jadi Negatif Langsung ke konten utama

Saham PPRO | Kas Lebih Lemah, Fitch Pangkas Outlook PP Properti (PPRO) Jadi Negatif


Fitch Ratings Indonesia menilai, kas PT PP Properti Tbk (PPRO) lebih lemah dari prapenjualan properti di tahun 2018. Kondisi tersebut membuat Fitch memangkas outlook peringkat PPRO menjadi negatif, dari sebelumnya stabil. 

Fitch juga mengafirmasi peringkat nasional jangka panjang PPRO di BBB+. Hal ini juga termasuk peringkat obligasi senior tanpa jaminan sebesar Rp 2 triliun dan program medium term notes (MTN) sebesar Rp 600 miliar. 

Menurut lembaga pemeringkat tersebut, revisi outlook ini karena kas PPRO yang lemah, disertai risiko signifikan dalam dua tahun ke depan. Di sisi lain, peringkat BBB+ masih mencerminkan likuiditas yang cukup dalam bentuk kas dan ketersediaan fasilitas pinjaman yang belum ditarik. PPRO juga masih punya cadangan lahan untuk proyeknya yang bisa mendorong penjualan dalam jangka menengah. 

Fitch memperkirakan, kas PPRO akan tetap lemah dalam dua tahun ke depan, terutama apabila perusahaan tidak dapat meraup pembayaran sebesar Rp 1,8 triliun dari penjualan tiga proyek apartemen di Surabaya yang dijual secara bulk ke satu investor. 

Tekanan terhadap dana kas ini bisa terjadi karena PPRO telah memperpanjang periode pembayaran prapenjualan ke sekitar 36-60 bulan dari sebelumnya, 12-36 bulan. Ini memang strategi PPRO untuk meningkatkan penjualannya saat permintaan properti sedang melemah. 

Rasio koleksi kas dari prapenjualan per utang kotor PPRO turun ke 14% di 2018 dari 42% di 2017. Rasio ini tetap turun meski PPRO telah memperlambat laju konstruksi dari tiga menara tersebut untuk menghemat dana kas.

Saat ini, PPRO tengah dalam pembicaraan dengan beberapa bank domestik untuk mengubah pembayaran pembeli dari cicilan menjadi KPR/KRA, untuk mempercepat arus masuk kas.

Di sisi lain, Fitch memperkirakan leverage PPRO yang diukur dengan net debt/adjusted inventory, akan meningkat ke 39% di 2018 dan 44% di 2020. Sebelumnya, rasio ini hanya sebesar 33% pada 2018. 

Fitch memperkirakan angka prapenjualan PPRO akan naik di atas Rp 2 triliun pada tahun ini. Angka ini belum memperhitungkan penjualan bulk. Proyeksi ini meningkat dari prapenjualan tahun 2018 sebesar Rp 1,3 triliun.

"Sebagian besar dari peningkatan tersebut kemungkinan akan terjadi di semester kedua 2019 setelah Pemilihan Umum Presiden," ujar analis Fitch, Sein (22/4). 

PPRO telah mengeluarkan sekitar Rp 2 triliun dan Rp 1,6 triliun untuk akuisisi lahan pada tahun 2017 dan 2018. Makanya, kini PPRO memiliki cadangan lahan yang cukup di sekitar proyek-proyek utamanya, seperti Grand Kamala Lagoon Bekasi, Transyogi Cibubur, dan Grand Shamaya. Proyek-proyek ini akan mendorong sebagian besar penjualan PPRO dalam dua tahun ke depan.

Sumber:

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...