google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham PTBA | Bukit Asam Alami Penurunan Kinerja Q3 2019 Langsung ke konten utama

Saham PTBA | Bukit Asam Alami Penurunan Kinerja Q3 2019


PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan penurunan kinerja sepanjang kuartal III 2019. Emiten anggota Indeks Kompas100 ini membukukan laba sebesar Rp 3,10 triliun. Jumlah ini turun 21,08% jika dibandingkan dengan realisasi laba bersih periode kuartal III 2018 yang mencapai Rp 3,93 triliun.

Meski demikian, emiten tambang batubara ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 16,25 triliun atau naik tipis 1,36% bila dibandingkan realisasi penjualan pada periode yang sama tahun 2018.

Dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, pendapatan usaha ini dipengaruhi oleh harga jual rata-rata batubara pada September 2019 yang turun 7,8% menjadi Rp 775.675 per ton.

Penurunan tersebut disebabkan oleh pelemahan harga batubara Indeks Newcastle (GAR 6322 kkal/kg) pada bulan September sebesar 25% US$ 81,3 per ton dari US$ 108,3 per ton untuk periode yang sama tahun lalu.

Begitu pula dengan indeks harga batubara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI) GAR 5000 yang pada September 2019 melemah 21% menjadi US$ 50,8.

Di tengah melemahnya harga batubara dunia, PTBA belum berencana untuk merevisi target kinerja hingga akhir 2019.

“Belum ada revisi. Target sesuai rencana semula,” ujar Suherman kepada Kontan.co.id, Senin (28/10).

Hingga akhir 2019, PTBA menargetkan dapat mengeruk 27,3 juta ton batubara atau naik 3% dari realisasi tahun 2018 sebesar 26,4 juta ton.

Sementara itu, PTBA menargetkan mampu menjual 28,4 juta ton batubara atau naik 15% dari tahun sebelumnya. Angka ini terdiri dari target ekspor sebesar 14,7 juta ton dan penjualan domestik sebesar 13,7 juta ton batubara.

Sumber: https://investasi.kontan.co.id/news/jurus-bukit-asam-ptba-untuk-genjot-kinerja-hingga-akhir-2019

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...