google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Daftar Saham Yang Paling Diuntungkan Dari PSBB di DKI Jakarta Langsung ke konten utama

Daftar Saham Yang Paling Diuntungkan Dari PSBB di DKI Jakarta

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah pertama yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mulai 10 April 2020 pukul 00.00. Alhasil, mobilitas masyarakat sedikit dibatasi dengan adanya status ini. Sebab, beberapa kegiatan seperti pendidikan, tempat kerja, hingga kegiatan keagamaan pun dibatasi.

Meski demikian, PSBB ini tidak selalu berdampak negatif ke semua sektor usaha. Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menilai, salah satu sektor yang diuntungkan dengan adanya PSBB ini adalah sektor barang konsumsi.

“Sektor konsumer bagaimanapun yang paling defensif dan prioritas konsumer untuk kebutuhan primer,” ujar Janson kepada Kontan.co.id, Kamis (9/4).

Janson merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Selain saham sektor konsumer, Janson melihat saham yang berhubungan dengan telekomunikasi dan mobile data juga bakal ketiban untung dengan pemberlakuan PSBB. Dus, ia menjagokan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Selain itu, emiten ritel kelas menengah bawah seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga cukup menarik. Meski pergerakannya kurang likuid, Janson menilai pemilik gerai Alfamart ini membukukan kinerja yang ciamik pada 2019 silam.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menjagokan saham telekomunikasi seperti PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) seiring dengan naiknya traffic data saat pemberlakuan PSBB dan work from home (WFH).

“Data trafik pasti naik selama WFH” ujar William kepada Kontan.co.id, Kamis (9/4).

Hal ini didukung oleh riset Nielsen yang mengatakan bahwa 80% konsumen Indonesia mengakses informasi seputar Covid-19 lewat media sosial, disusul berita televisi (77%), dan mesin pencari online (56%). Ketiga medium ini adalah sumber informasi yang paling banyak diakses oleh konsumen untuk mengetahui perkembangan Covid-19.

“Menyusul pengumuman Presiden Joko Widodo mengenai kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020, sebanyak 61% konsumen mengecek berita terkait Covid-19 ini beberapa kali setiap harinya tak hanya di media elektronik tetapi juga lewat media digital,” tulis Nielsen dalam riset (8/4).

Sementara itu, Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian menilai, emiten farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) bisa saja diuntungkan dengan adanya momentum outbreak Covid-19. Namun, mengingat produk vitamin KLBF tidak begitu banyak, maka keuntungan yang diambil KLBF pun tidak begitu signifikan.

“Selain itu banyak juga produk KLBF yang dijual di toko-toko seperti Guardian dan Century, yang banyak ditemukan di pusat perbelanjaan (mall). Sedangkan sekarang mall sepi dan banyak yang tutup juga,” ujar Robert kepada Kontan.co.id, pekan lalu.

Menurut Robert, justru PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang lebih diuntungkan dalam kondisi pandemik saat ini. Sebab, emiten pelat merah tersebut menjual peralatan kesehatan seperti masker dan hand sanitizer di apotek-apotek miliknya.

Sedangkan untuk saham KLBF, Robet melihat katalis positif emiten ini datang dari rencana pembelian kembali (buyback) dengan jumlah saham yang akan dibeli maksimum 1,87 miliar saham.

Mengutip studi Nielsen, penyebaran Covid-19 mendorong konsumen untuk mulai mempersiapkan kebutuhan harian mereka. Kategori produk seperti bumbu masak (44%) dan Farmasi (48%) menunjukkan pertumbuhan penjualan tertinggi di segmen ritel jika dibandingkan dengan kategori produk lainnya.

“Kesehatan dan Kebersihan menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen di saat pandemi ini. Sebanyak 44% konsumen mengaku menjadi lebih sering mengonsumsi produk kesehatan dan 37% lebih sering mengonsumsi minuman bervitamin,” tulis Nielsen dalam riset, Rabu (8/4).

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...