google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo LABA BERSIH UNTR TURUN 38% DI TRIWULAN III 2020 Langsung ke konten utama

LABA BERSIH UNTR TURUN 38% DI TRIWULAN III 2020



PT United Tractors Tbk (UNTR) pada hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian sampai triwulan ketiga tahun 2020. Pandemi COVID-19 dan penurunan harga batu bara telah mempengaruhi kinerja Perseroan secara keseluruhan.

Sampai dengan bulan September 2020, Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp46,5 triliun atau turun sebesar 29% dari Rp65,6 triliun pada periode yang sama tahun 2019. Sejalan dengan penurunan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan turun 38% menjadi Rp5,3 triliun dari sebelumnya sebesar Rp8,6 triliun.

Masing-masing segmen usaha, yaitu Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 22%, 48%, 16%, 12% dan 2% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Segmen Usaha Mesin Konstruksi

Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 54% menjadi 1.191 unit, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2.568 unit. Turunnya harga komoditas dan penurunan aktivitas di semua sektor berdampak pada penurunan permintaan alat berat. Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami penurunan sebesar 31% menjadi sebesar Rp4,7 triliun.

Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 31%. Penjualan UD Trucks mengalami penurunan dari 387 unit menjadi 154 unit, dan penjualan produk Scania turun dari 382 unit menjadi 129 unit. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi turun 43% menjadi sebesar Rp10,3 triliun dibandingkan Rp18,2 triliun pada periode yang sama tahun 2019.

Segmen Usaha Kontraktor Penambangan

Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan September 2020, Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp22,1 triliun atau turun 26% dari Rp30,0 triliun pada periode yang sama pada tahun 2019. Sementara itu, PAMA mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 12% dari 96,5 juta ton menjadi 85,3 juta ton dan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun 16% dari 749,8 juta bcm menjadi 630,8 juta bcm.

Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara

Segmen usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan September 2020 total penjualan batu bara mencapai 7,1 juta ton, termasuk di dalamnya 1,2 juta ton batu bara kokas, atau meningkat 11% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar 6,5 juta ton. Namun demikian, pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara turun 11% menjadi Rp7,5 triliun dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.

Segmen Usaha Pertambangan Emas

Segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sampai dengan bulan September 2020, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 256 ribu ons atau turun 16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebanyak 306 ribu ons. Segmen usaha Pertambangan Emas membukukan pendapatan bersih sebesar Rp5,5 triliun atau turun 6% dari Rp5,9 triliun. Rata-rata harga jual terealisasi untuk emas adalah sebesar USD1.482 per ons, dibandingkan USD1.354 per ons pada periode yang sama tahun 2019.

Segmen Usaha Industri Konstruksi

Segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan bulan September 2020, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp958 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp3,1 triliun. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp753 miliar yang disebabkan oleh perlambatan pekerjaan beberapa proyek yang sedang berlangsung dan berkurangnya peluang memperoleh kontrak baru akibat dampak pandemi COVID-19.

Segmen Usaha Energi

PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan Perseroan saat ini sedang membangun pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2x1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Hingga triwulan ketiga tahun 2020, progres pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 95% dan dijadwalkan akan memulai operasi secara komersial pada akhir tahun 2021. BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc. (end/as)

Sumber: IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...