google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Siapa Bilang Gaji UMR Tidak Bisa Investasi? Begini Cara Suksesnya Langsung ke konten utama

Siapa Bilang Gaji UMR Tidak Bisa Investasi? Begini Cara Suksesnya


Zaman sekarang investasi udah tidak susah dan mahal lagi. Bahkan ada banyak produk investasi yang dimulai dari harga puluhan ribu rupiah saja, seperti reksa dana dan saham. Kuncinya, mau apapun investasinya yang penting cocok dengan keuangan kita biar semakin nikmat cuannya.

Nah, untuk yang masih berstatus gaji UMR tapi ragu untuk mencoba berinvestasi dengan alasan takut bangkrut atau keuangan tidak memadai. Eits, jangan pesimis dulu dong, semua bisa berinvestasi asal tahu cara mengatur keuangannya. Termasuk kamu yang masih berpenghasilan standar UMR.

Ini dia beberapa tips yang bisa diterapkan dalam mengatur keuangan kamu agar tetap bisa sukses berinvestasi untuk para pekerja yang masih berstatus gaji UMR:

1. Membuat Pos Pengeluaran

Untuk para pekerja bergaji UMR sangat penting untuk membuat perencanaan keuangan yang tepat dengan membuat pos pengeluaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan keuangan.

Ini penting dilakukan untuk memisahkan mana kebutuhan dan prioritas utama dan harus dipenuhi terlebih dahulu dan mana yang bisa diolah lagi menjadi pos pengeluaran lain seperti simpanan, investasi dan asuransi.

Kira-kira berikut contoh pos pengeluaran yang harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah investasi yang bisa diterapkan:

  • 60 % untuk kebutuhan hidup
  • 20 % untuk cicilan produktif
  • 10 % untuk tabungan dan investasi
  • 10 % untuk asuransi.

Usahakan porsi pengeluaran untuk cicilan tidak lebih dari 20% dari penghasilan ini agar tidak memberatkan arus kas yang membuat kesulitan untuk menabung atau berinvestasi juga prioritas lainnya. Juga membuat situasi keuangan menjadi semakin memburuk.

2. Pilih Produk Investasi yang Bersifat Jangka Panjang

Berinvestasi jangka panjang memang lebih cocok untuk para pekerja gaji UMR yang tidak hanya ingin mencicipi hasil keuntungan investasi tapi juga yang bisa dijadikan simpanan untuk jangka lama.

Dengan investasi jangka panjang, kamu bisa menekan kebiasaan implusif dalam membelanjakan uang investasi karena motivasinya sebagai tabungan masa depan. Produk investasi yang murah dan cocok untuk jangka panjang adalah reksa dana, saham dan emas.

  1. Reksa Dana : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga seperti : saham, obligasi, dan instrumen pasar uang ---> Mulai dari Rp10.000 ---> Risiko Rendah
  2. Saham : Investasi saham adalah berinvestasi dengan membeli sebuah saham yang bisa diartikan sebagai tanda penyertaan modal dari seseorang atau pihak, yang meliputi badan usaha, dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan penyertaan modal yang terdaftar, maka pihak tersebut berhak memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).---> Mulai dari Rp100.000 ---> Risiko Rendah
  3. Emas (Logam Mulia) : Investasi emas adalah aktivitas menginvestasikan sejumlah modal pada logam mulia berupa emas. Sejak dahulu, emas memang dikenal sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Emas juga sering dikaitkan dengan simbol kekayaan. ---> Mulai dari Rp1.000.000 ----> Risiko Rendah

3. Hanya Mengguankan Tipe Uang Dingin dalam Berinvestasi

Yang dimaksud dari uang dingin adalah uang yang tersisa setelah memenuhi kebutuhan utama lainnya dari penghasilan, dan tidak digunakan untuk membeli atau memenuhi kebutuhan lain. Dengan kata lain, uang investasi haruslah uang yang memang sudah disisihkan khusus hanya untuk berinvestasi setelah porsi kebutuhan hidup dan prioritas lainnya sudah terpenuhi.

Jadi ingat, investasi harus tetaplah menjadi prioritas sekunder, jika kepenuhan utama belum bisa terpenuhi sebaiknya menunda dulu untuk berinvestasi.

4. Pahami Jenis Investasi yang Dipilih dengan Baik

Investasi itu tidak hanya sekedar menyetorkan uang untuk ditanam dan disimpan. Tapi ada banyak elemen dalam berinvestasi yang harus dipelajari. Aturan pada setiap produk investasi pun berbeda-beda.

Dengan memahami produk investasi, legalitas, kesesuaian dengan profil berinvestasi, risiko pada investasi dan tujuan investasinya secara baik. Kamu tidak hanya bisa memperkecil risiko tapi juga memaksimalkan keuntungan.

5. Wajib Punya Dana Darurat

Orang bijak tidak hanya rajin bayar pajak tapi juga punya pos dana darurat yang bisa diakses kapan saja jika dibutuhkan. Apalagi jika hal tersebut terjadi secara tiba-tiba dan membutuhkan uang secara cepat.

Dengan memiliki dana darurat, kejadian tidak terduga bisa di-cover secara cepat tanpa harus mengganggu uang tabungan dan dana investasi. Apalagi dana investasi sendiri memiliki beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam mencairkan dana, jadi tidak cocok untuk digunakan sebagai dana darurat.

6. Rekening Terpisah

Alangkah baiknya memiliki rekening terpisah untuk kebutuhan yang berbeda. Contohnya, rekening khusus untuk kebutuhan sehari-hari yang memang harus diakses kapan saja. Dan rekening khusus simpanan dan untuk menampung pencairan dana investasi agar tidak tercampur dengan uang untuk kebutuhan sehari-hari yang bisa merusak perencanaan keuangan.

Jika perlu bedakan juga rekening untuk dana darurat agar pos pengeluaran lebih rapih. Jika memiliki lebih dari 2 rekening merepotkan, kamu bisa menmanfaatkan dompet digital untuk menyimpan uang dan uangnya bisa ditransfer kapan saja jika dibutuhkan. Seperti DANA, OVO dan LinkAja.

7. Hindari Memiliki Lebih dari 2 Jenis Produk Investasi

Apapun yang berlebihan itu tidak baik apalagi jika sudah masuk ke tahap kecanduan yang tidak masuk akal. Misalnya kecanduan bermain saham atau bitcoin. Karena bukannya untung malah jadi buntung.

Jangan perlakukan investasi layaknya sebuah bisnis tapi sebagai simpanan jangka panjang atau tabungan untuk masa tua. Karena dengan memperlakukan investasi sebagai bisnis kamu akan mencoba berbagai produk investasi tanpa ada keinginan untuk berkomitmen sehingga menutup kesempatan kamu untuk bisa memiliki investasi yang cocok untuk jangka lama.

Jadi untuk menghindari hal ini, usahakan hanya memiliki maksimal 2 jenis produk investasi saja. Apalagi untuk para pemilik gaji UMR, 2 jenis investasi saja sudah memakan sebagian lebih dari uang dingin yang memang ditunjukan untuk investasi.

Kamu bisa pilih antara, reksa dana dan saham, reksa dana dan emas atau saham dan emas. Pilihlah yang cocok dengan kepribadian dan kondisi keuangan.

Yuk Jangan Ditunda dan Mulai dari Sekarang

Jangan suka menunda-nunda hal baik, apalagi yang baik untuk keuangan. Takut berinvestasi sama saja kamu takut untuk punya keuangan yang sehat dan masa depan yang cerah. Yuk mulai pelan-pelan berinvestasi dari sekarang, untuk kemudian sukses jadi investor yang langganan cuan.


sumber : cermati


Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...