google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Intip Bisnis Kontraktor Tambang Delta Dunia Makmur (DOID) di Australia dan Indonesia Langsung ke konten utama

Intip Bisnis Kontraktor Tambang Delta Dunia Makmur (DOID) di Australia dan Indonesia



[Saham DOID] PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) terus menggejot bisnis kontraktor pertambangan melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Selain di pasar dalam negeri, diketahui DOID juga telah memiliki cucu usaha yang memiliki bisnis di Australia.

Melalui anak usaha BUMA yang berada di Australia, BUMA Australia Pty Ltd, telah mendapatkan sejumlah kontrak baru dan perpanjangan kontrak untuk tahun ini.

CEO BUMA Australia, Collin Cilligan memaparkan, sebelum diakuisisi oleh BUMA Australia dari Downer, bisnis jasa pertambangan ini telah dimulai sejak tahun 1922 melalui Roche Bros Mining. Roche Bros merupakan pelopor dari penggunaan backhoe tractors, yang membantu menjadikan Australia di garis depan dalam penambangan terbuka.

“BUMA Australia mempekerjakan lebih dari 1.000 karyawan, memiliki kapasitas produksi 160 juta BCM dan memiliki 4 pelanggan yang seluruhnya berlokasi di Queensland,” paparnya dalam acara public expose virtual, Rabu (29/6).

Tidak hanya melakukan penambangan batubara thermal, BUMA Australia juga melakukan penambangan batubara kokas. “Dalam semester pertama tahun 2022 telah berhasil memperoleh perpanjangan kontrak maupun kontrak baru dari pelanggan baru,” ungkapnya.

Pada Februari 2022, BUMA Australia menandatangani perpanjangan kontrak dengan BHP Biliton dan Mitsubishi Alliance di Blackwater hingga 2026 mendatang. Nilai kontrak ini sebesar AS$ 450 juta.

Selain itu, baru-baru ini BUM Australia juga menandatangani kontrak baru dengan Bowen Coking Coal untuk proyek batubara kokas semi keras Broadmeadow East. Kontrak baru ini senilai AS$ 320 juta untuk jangka waktu tiga tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun.

Melansir catatan sebelumnya, proyek Bowen Coking Coal terletak 25 km timur laut dari kota Moranbah, di dalam Central Bowen Basin di Queensland. BUMA Australia sendiri telah beroperasi di sekitar kawasan tersebut selama 14 tahun, di proyek Goonyella milik BHP Billiton dan Mitsubishi Alliance. Proyek ini akan memproduksi 4,8 Mtpa batubara ROM selama empat tahun.

Kontrak baru ini makin menyokong kehadiran BUMA Australia di Bowen Basin, dengan rekam jejak operasional selama lebih dari 10 tahun di tambang batu bara kokas Blackwater BMA, dan 14 tahun di tambang batu bara kokas Goonyella BMA.

CEO BUMA Indonesia Sorimuda Pulungan mengungkapkan, BUMA Indonesia telah berdiri lebih dari 20 tahun dan menjadi kontraktor batubara terbesar nomor dua di Indonesia, dengan pangsa pasar sekitar 15%.

“Secara rata-rata dalam 4 tahun terakhir BUMA memproduksi 350 juta BCM,” jelasnya.

Sarimuda menjelaskan, BUMA Indonesia mempekerjakan lebih dari 14.000 pegawai, memiliki 7 pelanggan yang sebagian besar telah memiliki hubungan kerjasama yang panjang dan di antaranya merupakan pemilik konsesi tambang batubara terbesar di Indonesia seperti PT Adaro Indonesia, PT Bayan Resources, PT Berau Coal Energy.

Di 2021, tercatat ada kontrak 5 tahun baru dengan Adaro di Tambang Tutupan dengan total volume lebih dari 234 juta BCM OB dan 44 juta ton batubara.

Kemudian, Buma Indonesia juga menandatangani kontrak perpanjangan dan perluasan tambang Indonesia Pratama milik Bayan selama 5 tahun hingga 2031, dengan total volume lebih dari 650 juta BCM OB dan lebih dari 75 juta ton batubara.

Melalui kontrak jangka panjang yang telah dijalankan serta perolehan kontrak baru, DOID tetap optimistis dengan target kinerja dan operasional yang telah dibidik sebelumnya.

Direktur DOID Una Lindasari memaparkan, proyeksi target pemindahan lapisan tanah di sepanjang tahun 2022 di kisaran 480 juta hingga 565 juta BCM dan volume produksi batubara sebesar 74 juta ton hingga 86 juta ton.

“Sedangkan untuk pendapatannya di sepanjang tahun ini senilai US$ 1,3 miliar hingga US$ 1,5 miliar dan rujukan EBITDA senilai US$ 320 juta sampai dengan US$ 380 juta,” terangnya.

Lantas untuk mendukung target tersebut, DOID menyiapkan belanja modal senilai US$ 150 juta hingga US$ 200 juta di sepanjang tahun ini.


sumber : kontan

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...