google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT PP Properti Tbk (PPRO) Klaim Sudah Lunasi Obligasi Dan MTN Jatuh Tempo Tahun 2022 Langsung ke konten utama

PT PP Properti Tbk (PPRO) Klaim Sudah Lunasi Obligasi Dan MTN Jatuh Tempo Tahun 2022


PT PP Properti Tbk (kode saham:PPRO) sebagai salah satu pengembang properti di Indonesia yang merupakan anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk (kode saham: PTPP) sampai dengan saat ini telah melunasi pembayaran atas hutang jatuh tempo di tahun 2022 dengan nilai sekitar Rp 2,5 triliun yang terdiri dari Obligasi, MTN, dan Perbankan.

Instrumen Hutang dalam bentuk Obligasi dan MTN yang telah dilunasi terdiri dari Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap II Tahun 2021 senilai Rp 300 miliar yang jatuh tempo pada 15 Februari 2022, Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap II Tahun 2019 senilai Rp 800 miliar yang jatuh tempo pada 22 Februari 2022 lalu, Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap III Tahun 2019 senilai Rp 534,5 miliar yang jatuh tempo pada 19 Juli 2022, kemudian terdapat juga Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap III Tahun 2021 senilai Rp 177 miliar yang jatuh tempo pada 12 September 2022 kemarin. Selain itu, surat hutang jangka menengah (MTN) juga telah dibayar oleh PPRO sebesar Rp 120 miliar yang jatuh tempo pada 30 Juli 2022.

"PPRO tetap berkomitmen dalam menyelesaikan kewajiban jatuh tempo senilai Rp 2,5 triliun untuk tetap menjaga kepercayaan dari Investor, dan kami yakin dapat mencapai target performance Perusahaan seiring dengan membaiknya industri properti di tahun 2022 dan 2023", ujar Deni Budiman selaku Direktur Keuangan.

Hal tersebut ditandai dengan terbitnya hasil Annual Review pada bulan Agustus 2022 oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang menegaskan peringkat "idBBB-" untuk PT PP Properti Tbk (PPRO) serta obligasi yang beredar memiliki outlook "stabil".

Dalam hal pengembangan produk, PPRO selektif dengan menyesuaikan minat masyarakat dan serapan pasar. Oleh karena itu, PPRO akan segera menyelesaikan project carry over yang marketing sales nya sudah mencapai 70%. PPRO pun akan menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan konsumen, dimana salah satunya dengan berupaya menyediakan apartemen yang sudah dilengkapi oleh peralatan rumah atau full furnished.

Namun demikian, PPRO tidak terlalu agresif dan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam melakukan pengembangannya, dengan selektif terhadap obyek yang memiliki market potensial besar. Industri properti yang saat ini sangat terpengaruh oleh kondisi global, seperti covid-19, kenaikan suku bunga, serta insentif yang diberikan oleh Pemerintah.

Di sisi lain, PPRO juga terus melakukan review & remodelling terhadap obyek yang belum terserap market dengan baik. Atas obyek tersebut, PPRO menunggu momentum yang tepat saat kebangkitan industri properti pada titik tersebut sudah terlihat bangkit. Fokus pengembangan PPRO ke depan adalah pengembangan landed house, student apartment, pengembangan kawasan Transyogi Cibubur, dan juga pengembangan ke depan mengutamakan kerjasama.

"Saat ini, aktivitas pembelajaraan di kampus sudah mulai offline dan terjadi peningkatan permintaan di area tersebut, dan kami akan memenuhi kebutuhan permintaan tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan serapan market, dimana market membutuhkan apartemen yang sudah full furnished," ujar Deni Budiman.

Lebih lanjut, sampai dengan September 2022, diperkirakan PPRO dapat membukukan prapenjualan atau marketing sales sekitar Rp 700 miliar. "Jumlah tersebut telah mencapai 58% dari target marketing sales Perusahaan sepanjang tahun 2022 yaitu sebesar Rp1,2 triliun," tutup Deni. (end)
Sumber: iqplus-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.  
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...