google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Siapkan Dana Rp905 Miliar Untuk Buyback Saham Langsung ke konten utama

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Siapkan Dana Rp905 Miliar Untuk Buyback Saham


PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) merencanakan merencanakan untuk melakukan Pembelian Kembali Saham Perseroan (buyback) .

Dalam prospektus ringkasnya Senin (6/2) Manajemen BNI menyebutkan bahwa Jumlah saham yang akan dibeli kembali oleh Perseroan diperkirakan senilai Rp905 miliar atau 10% dari total modal disetor.

Transaksi pembelian saham dilakukan melalui 1 Anggota BEI, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lambat 18 bulan sejak Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 yang dilaksanakan pada tahun 2023.

Adapun latar belakang dilakukannya buyback adalah Sepanjang tahun 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cukup fluktuatif dipengaruhi kondisi geopolitik, harga komoditas, dan kebijakan moneter bank-bank sentral dunia dalam melakukan rate adjustment.

Namun seiring kinerja keuangan Perseroan yang terus membaik, harga saham Perseroan di akhir 2022 tercatat sebesar Rp9.225 atau meningkat 36,7% YoY.

Di awal tahun 2023 IHSG sempat berfluktuasi, antara lain dipengaruhi sentimen The Fed yang masih mengisyaratkan lebih banyak kenaikan suku bunga, dampak geopolitik yang masih berlanjut, serta normalisasi kebijakan pandemi di China yang menyebabkan foreign outflow ke market China setelah 3 tahun lockdown.

Fluktuasi di market dan tekanan jual ini diperkirakan masih terus berlanjut hingga Semester I tahun 2023. Untuk itu, Buyback dimaksudkan untuk membantu mengimbangi tekanan jual di pasar saat IHSG sedang berfluktuasi

Adapun harga saham BNI hingga 3 Februari 2023 tercatat sebesar Rp9.300 (+0,8% YtD), dengan Price to Book Value (PBV) sebesar 1,27x. Nilai PBV ini masih berada di bawah rata-rata 10 tahun yang sebesar 1,42x.

Dengan asumsi Perseroan menggunakan arus kas bebas (free cash flow) untuk Buyback sebesar Rp905 miliar maka aset dan ekuitas akan menurun dan berkenaan dengan transaksi tersebut, maka dampak terhadap biaya operasional Perseroan tidak material, sehingga Laba Rugi diperkirakan masih sejalan dengan target Perseroan.

"Buyback dilakukan melalui BEI, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lambat 18 bulan sejak tanggal RUPST atau dalam periode 16 Maret 2023 - 15 September 2024,"terang Manajemen BNI.

Bank BNI berkeyakinan bahwa pelaksanaan Buyback tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha, mengingat Perseroan memiliki modal dan cash flow yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usahanya. (end)
Sumber: iqplus-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.  
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...