google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 28 November 2016 IHSG Penutupan Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 28 November 2016 IHSG Penutupan

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 28 November 2016 IHSG Penutupan
(Investment Information Team,  Daewoo Securities Indonesia)

Setelah ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menutup perdagangan awal pekan ini melemah 7 poin (-0.14%) ke level 5,114.57, dengan 129 saham tercatat menguat dan 186 saham tercatat melemah. Sektor-sektor ditutup variatif hari ini. Sektor miscellaneous industry memimpin penguatan dengan ditutup naik 2.13%, sementara sektor property memimpin pelemahan dengan ditutup turun 1.12%. Bursa saham Asia menguat ke level tertingginya dalam tiga minggu terakhir dipicu oleh menguatnya bursa China seiring dengan rilis data yang menunjukkan kenaikan laba industri sebesar 9.8% di bulan Oktober 2016. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp829 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat 0.05% terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13.532 terhadap US Dollar pada penutupan perdagangan.

Advance Stocks:

- PPRO: Harga saham PPRO ditutup menguat pada perdagangan awal pekan ini sebesar Rp60 (+4.44%) ke level Rp1.410. PPRO menyiapkan dana capex sekitar Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun untuk membangun sejumlah proyek baru pada 2017. Capex tersebut berasal dari dana internal sekitar 20%-30%, dan sisanya dari setoran modal induk perusahaan sebesar Rp 1 triliun, serta right issue sekitar Rp 500 miliar. Perusahaan berencana melakukan right issue di kuartal I 2017.

- INCO, ANTM: Harga saham INCO dan ANTM menguat seiring dengan menguatnya nickel futures sebesar +2.3% di London hari ini. Harga saham INCO ditutup menguat Rp130 (+3.85%) ke level Rp3.500, dan ANTM ditutup menguat Rp20 (+2.07%) ke level Rp985 pada perdagangan hari ini.

- BEKS: PT Banten Global Development (BGD), BUMD yang dimiliki oleh Pemprov Banten, pada akhir penawaran umum terbatas (PUT V / PMHMETD), akan memiliki 51% saham BEKS. Hal ini sesuai dengan prospektus right issue Bank Banten yang dikirimkan ke bursa efek Indonesia (25/11). Harga saham BEKS menguat di akhir perdagangan dengan ditutup naik Rp13 (+16.45%) ke level Rp92.

- BUMI: Harga saham BUMI menguat seiring dengan disetujuinya permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh pengadilan pada hari ini 28 November 2016. Kuasa hukum perseroan sudah mengkonfirmasikan melalui telepon bahwa pengadilan PKPU hari ini telah mengesahkan pemungutan suara dan rencana restrukturisasi utang yang dilakukan pada 9 November lalu. Pernyataan formal tertulis diharapkan akan terbit pada 30 November 2016. Hal tersebut menjadi sentimen positif bagi harga saham BUMI yang ditutup menguat Rp10 (+3.54%) ke level Rp292 hari ini.

Decline Stocks:

- AKRA: Pefindo menilai pemanfaatan utang yang lebih besar untuk ekspansi usaha berpeluang memicu terkoreksinya outlook perusahaan maupun obligasi AKRA yang saat ini berada pada level positif. Pemanfaatan utang yang lebih besar untuk ekspansi akan melemahkan ukuran-ukuran struktur permodalan dan proteksi arus kas. Harga saham AKRA ditutup melemah Rp200 (-3%) ke level Rp6.450 pada perdagangan hari ini.

- INDY: Harga saham INDY melemah Rp25 (-3.03%) ke level Rp800 pada penutupan perdagangan hari ini. Tahun depan, INDY masih akan fokus untuk efisiensi dan menjaga dana kas. Tahun ini, INDY memangkas target produksi menjadi 33 juta ton, dibanding tahun lalu yang mencapai 40 juta ton. Hingga akhir tahun 2016, INDY mengalokasikan capex sebesar US$ 30,8 juta, menyusut tajam hingga 47,53% bila dibandingkan dengan alokasi capex tahun lalu yang mencapai US$ 58,7 juta.

- WSKT: WSKT berencana menganggarkan belanja modal sebesar Rp 30,7 triliun tahun 2017. Sebesar Rp 25 triliun akan digunakan untuk pengembangan bisnis jalan tol melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR). Sementara Rp 1 triliun akan dialokasikan untuk menyuntik modal anak usahanya PT Waskita Karya Realty (WKR). Untuk sektor energi, WSKT menyiapkan sekitar Rp 1,9 triliun. Harga saham WSKT ditutup melemah Rp80 (-3.4%) ke level Rp2.270 pada perdagangan hari ini.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...