google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, IHSG Penutupan, 7 Februari 2017 Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, IHSG Penutupan, 7 Februari 2017


Market Review 7 Februari 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

Setelah menguat empat hari berturut-turut pada perdagangan sebelumnya, IHSG menutup perdagangan hari ini melemah 14 poin (-0.26%) ke level 5,381.475 dengan 135 saham menguat dan 200 saham melemah. Kontras dari perdagangan kemarin, hari ini mayoritas sektor ditutup melemah dipimpin oleh sektor agriculture yang melemah 1.39%, sementara hanya sektor finance dan basic industry yang menguat masing-masing ditutup naik 0.23% dan 0.17%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp243 miliar di seluruh Pasar hingga akhir perdagangan. US Dollar berbalik menguat 9 poin (+0.07%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,329 terhadap US Dollar hari ini.

Suspensi Saham Hari Ini
- PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI)
Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan saham TMPI di Pasar Reguler dan  Pasar Tunai dalam rangka cooling down, seiring dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham TMPI.

Advance Stocks:

- BINA: Harga saham BINA ditutup menguat Rp44 (+12.02%) ke level Rp410 pada perdagangan hari ini, melanjutkan penguatan perdagangan kemarin. BINA berencana melakukan right issue dengan menerbitkan 2,93 miliar saham baru dan harga pelaksanaan dipatok Rp240 per saham. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk meningkatkan modal inti perseroan.

- TRAM: Penguatan harga saham didorong oleh penyelesaian utang perseroan sejumlah US$53,25 juta yang diharapkan mendapatkan finalisasi pada tahun ini. Salah satu cara pembayaran yang ditempuh perseroan adalah melalui penjualan aset kapal. Keuntungan dari metode ini, manajemen secara tidak langsung mampu mengurangi penurunan nilai-nilai aset terhadap kapal TRAM mengingat aset tetap akan menyusut nilainya di setiap tahun, tak terkecuali kapal milik TRAM. Hari ini harga saham TRAM ditutup menguat Rp62 (+20.94%) ke level Rp358, merupakan penguatan hari kedua dalam pekan ini.

Decline Stocks:

- ADHI: Harga saham ADHI terkoreksi seiring dengan kekhawatiran investor terhadap prospek kinerja keuangan ADHI kedepan setelah Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mengatakan pemerintah tidak akan membiayai proyek Light Rail Transit (LRT) rute Jabodebek akibat beratnya beban APBN saat ini. Sebelumnya, sudah ditetapkan bahwa Pemerintah akan membeli proyek LRT dari Adhi Karya setelah pekerjaan konstruksi rampung. Harga saham ADHI ditutup terkoreksi Rp40 (-1.89%) ke level Rp2.070 pada hari ini.

- HMSP: Market share Philip Morris International di Indonesia mengalami penurunan. Pada tahun 2016 pangsa pasar pada angka 33,4% atau turun 0,9% jika dibandingkan 2015 pada angka 34,3%. Per 31 Desember 2016, HMSP menjual 812,9 miliar batang rokok, atau turun 4,1% dari tahun 2015. Pada kuartal keempat tahun 2016, perseroan menjual rokok mencapai 200,6 miliar batang rokok atau turun 4,4% dari periode yang sama tahun 2015. Harga saham HMSP ditutup turun Rp20 (-0.5%) ke level Rp3.960 hari ini.

- PWON: Harga saham PWON melemah untuk hari kedua dan ditutup turun Rp10 (-1.76%) ke level Rp555. PWON mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 1,7 triliun. Belanja modal ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan belanja modal perseroan di tahun 2016 yang lalu yakni Rp 2 triliun. Dana belanja modal berasal dari internal cashflow, marketing sales collection dan pinjaman bank yang belum ditarik.

- GJTL: Pelemahan harga saham terjadi dipicu oleh pemangkasan rating obligasi tahun 2018 perseroan oleh Moody’s menjadi Caa1 dari B3 dengan outlook negatif seiring dengan meningkatnya refinancing risk untuk obligasi yang jatuh tempo pada Februari 2018 tersebut. Harga saham GJTL ditutup melemah Rp25 (-2.19%) ke level Rp1.115 pada perdagangan hari ini.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...