google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 11 September 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 11 September 2017

Market Review 11 September 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG ditutup menguat 14 poin (+0.25%) ke level 5,871.881 pada perdagangan hari ini. Tercatat 207 saham menguat dan 140 saham melemah. Mayoritas sektor ditutup menguat dipimpin oleh sektor property dan agriculture yang masing-masing menguat 1.41% dan 1.39%. Sementara, hanya sektor infrastructure dan finance yang ditutup melemah masing-masing 0.15% dan 0.02%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp615 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar melemah 29 poin (-0.2%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,156 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

*Unusual Market Activity (UMA)*
- PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham PTSN yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

- ADHI: Harga saham ADHI ditutup menguat Rp80 (+4.10%) ke level Rp2.030 hari ini, di tengah laporan penjualan properti perseroan di dekat jaringan LRT Jakarta yang mencatatkan marketing sales sejumlah Rp500 miliar. ADHI menargetkan marketing sales sejumlah Rp1,2 triliun tahun ini. Selain itu, ADHI juga membidik kontrak baru pada 2018 sebanyak Rp 26-27,1 triliun, meningkat sekitar 20-25 persen dari target tahun ini sebesar Rp21,7 triliun.

- RIMO: Harga saham RIMO ditutup menguat Rp12 (+3.00%) ke level Rp412 pada perdagangan hari ini, merupakan penguatan pertama sejak 30 Agustus lalu. RIMO melalui entitas anak perusahaan yang dimiliki 90% PT Matahari Pontianak Indah Mal telah melakukan akuisisi sebesar 90% saham dalam PT Indo Putra Khatulistiwa. Nilai akuisisi tersebut mencapai Rp90.00.000 yang dilakukan pada 30 Agustus 2017.

- WSKT: Harga saham WSKT ditutup menguat Rp30 (+1.42%) ke level Rp2.130 hari ini. WSKT hingga akhir Juli 2017 membukukan kontrak baru sebesar Rp28 triliun, dengan laba bersih Rp2,5 triliun, yang sebagian besar berasal dari proyek infrastruktur, khususnya jalan tol. Sepanjang tahun ini perseroan menargetkan dapat meraih kontrak baru senilai Rp60 triliun dengan laba bersih Rp3,5 triliun.

Decline Stocks:

- PGAS: Pelemahan harga saham PGAS pada perdagangan hari ini yang ditutup turun Rp95 (-5.33%) ke level Rp1.685, merupakan pelemahan selama tujuh hari berturut-turut, dipicu oleh kekhawatiran investor akan menurunnya permintaan gas pada kuartal kedua akan berlanjut hingga akhir tahun. Peraturan pemerintah baru-baru ini tentang industri gas bumi turut menambah kekhawatiran investor.

- MIKA: Setelah melemah empat hari berturut-turut pada pekan lalu, harga saham MIKA kembali ditutup melemah Rp70 (-3.31%) ke level Rp2.040 pada perdagangan hari ini di tengah kasus yang dihadapi perseroan mengenai bayi bernama Debora yang meninggal dikarenakan pihak rumah sakit dikabarkan menolak penanganan Debora di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) karena tidak melayani pasien BPJS, dan merujuk Debora untuk dirawat di rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS.

- PTSN: Harga saham PTSN ditutup melemah Rp48 (-19.04%) ke level Rp204 pada perdagangan hari ini setelah menguat empat hari berturut-turut pada perdagangan sebelumnya. BEI memasukkan saham PTSN ke dalam kategori UMA karena kenaikan tajam harga dan aktivitas saham perseroan.

- INTA: Harga saham INTA ditutup melemah Rp4 (-1.52%) ke level Rp258 hari ini. INTA mencatat contract on hand yang telah diteken sebesar Rp1,23 triliun sepanjang tahun berjalan. Sebagian besar kontrak tersebut akan direalisasikan pada tahun ini. Tahun ini, INTA menargetkan pertumbuhan bisnis alat berat bisa melebihi 40% yoy. Adapun target pertumbuhan revenue INTA tahun ini sebesar 20% yoy menjadi sebesar Rp 1,81 triliun.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...