google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 1 November 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 1 November 2017

Market Review 1 November 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG ditutup menguat 32 poin (+0.53%) ke level 6,038.146 pada perdagangan hari ini. Tercatat 169 saham menguat dan 193 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif dipimpin penguatan sektor mining (+2.16%) dan pelemahan sektor basic industry (-1.06%). Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp1,12 triliun di seluruh Pasar hari ini. US Dollar menguat 17 poin (+0.13%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,580 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi pada Oktober 2017 yang tercatat sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,09. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Oktober) 2017 sebesar 2,67 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 3,58 persen. Komponen inti pada Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Oktober) 2017 mengalami inflasi sebesar 2,68 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 3,07 persen.

Advance Stocks:

- MCAS: Pada perdagangan perdananya, harga saham MCAS ditutup menguat Rp685 (+49.45%) ke level Rp2.070. MCAS melakukan pencatatan saham perdana di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. M Cash melepas sebanyak 216,98 juta saham baru atau setara 25% dari modal disetor. Perseroan mematok harga penawaran berkisar antara Rp1.300 sampai Rp1.450 per lembar saham. Adapun target dana yang akan dihimpun Rp280 miliar sampai Rp300 miliar.

- TINS: Harga saham TINS menguat Rp75 (+9.14%) ke level Rp895 pada penutupan perdagangan hari ini. TINS membukukan volume penjualan logam timah sebanyak 21.588 Mton pada Januari-September 2017 atau naik 16,1% dibandingkan dengan 18.600 Mton pada periode yang sama 2016. Peningkatan volume penjualan itu dibarengi oleh peningkatan harga jual rata-rata logam timah yang mencapai US$20.557/Mton dalam periode Januari-September 2017 atau meningkat dibandingkan dengan US$17.296/Mton pada periode yang sama 2016.

- INDS: Menguat untuk hari kedua, harga saham INDS ditutup naik Rp100 (+6.92%) ke level Rp1.545 hari ini. INDS baru saja mendapatkan dividen tunai dari entitas anaknya yakni PT Indobaja Primamurni. Jumlah dividen tunai yangIndospring terima dari entitas usaha yakni sebesar Rp 67,55 miliar. Perseroan mencatatkan pendapatan usaha mencapai Rp1,42 triliun pada 3Q17 dibandingkan Rp1,22 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp89,45 miliar dari Rp45,90 miliar sebelumnya.

- ADRO: Harga saham ADRO ditutup menguat Rp85 (+4.65%) ke level Rp1.910 hari ini. ADRO meraih laba sebesar US$372,45 juta hingga periode 30 September 2017 meningkat dari laba US$209,10 juta di periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan usaha meningkat dari US$1,77 miliar tahun sebelumnya menjadi US$2,43 miliar.

Decline Stocks:

- SMGR: Harga saham SMGR ditutup melemah Rp400 (-3.66%) ke level Rp10.500 hari ini. SMGR alami penurunan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 50,1 persen hingga periode 30 September 2017 menjadi Rp1,45 triliun dibandingkan laba Rp2,92 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

- CTTH: Harga saham CTTH ditutup melemah Rp4 (-5.26%) ke level Rp72 hari ini. CTTH alami penurunan pendapatan usaha menjadi Rp157,91 miliar hingga periode 30 September 2017 dibandingkan pendapatan usaha Rp221,22 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Laba tahun berjalan turun menjadi Rp3,02 miliar dari sebelumnya Rp13,10 miliar.

- RMBA: Harga saham RMBA ditutup melemah Rp20 (-5.00%) ke level Rp380 hari ini. Rugi bersih RMBA turun menjadi Rp810,71 miliar hingga periode 30 September 2017 dibandingkan rugi bersih Rp1,64 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan juga turun tipis menjadi Rp14,20 triliun dari Rp14,30 triliun sebelumnya.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...