google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham AISA | 4 Desember 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham AISA | 4 Desember 2017

Analisa Saham AISA

Sejak terjerat kasus hukum, harga saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) melorot. Tercatat sejak tiga bulan lalu, saham AISA sudah jatuh 47,83%. Senin (4/12), saham AISA ditutup di level Rp 540 per saham.

Di tengah kondisi tersebut, Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menyarankan investor tidak membeli saham AISA dalam jumlah besar. "Saat ini tekanan jual masih tinggi, kita masuk ketika nanti sudah mulai ada potensi pembalikan arah secara stabil," kata Riska, Senin.

Dengan begitu, baiknya sekarang investor bisa mencicil beli saham AISA dan memanfaatkan potensi kenaikan secara teknikal. "Buy di Rp 520-Rp 540, dan sell ketika mencapai Rp 620-Rp 640, manfaatkan teknikal," ujar Riska.

Untuk jangka panjang, baiknya investor wait and see pada pencapaian AISA di tahun depan. "Intinya jangan dipegang dalam jangka waktu lama," imbuh Riska.

Analis Ciptadana Sekuritas, Niko Margaronis mengatakan, jatuhnya harga saham AISA karena investor belum tahu akan seperti apa kinerja emiten ini ke depan. "Faktor ketidakpastian pada saham AISA besar," kata Niko. Oleh karena itu, ia merekomendasikan hold saham AISA.

Senada, menurut Riska, pasar kini masih khawatir apakah AISA mampu mengerek penjualan makanan dan minuman. "Apakah kontribusi bisnis makanan bisa lebih tinggi dari kontribusi bisnis beras yang selama ini mendominasi pendapatan AISA? inilah yang jadi kekhawatiran pasar," paparnya.

Baik Riska maupun Niko belum mendapat angka proyeksi pendapatan dan laba AISA pada 2018. Namun, kedua analis sama mengatakan pendapatan AISA akan turun di tahun depan. "Penurunan bisa lebih besar dari penurunan pada kuartal III yang sebesar 17,5% yoy," prediksi Niko.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...