google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham ADRO, BRPT, BUMI, BWPT, ELSA dan JSMR | 11 Mei 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham ADRO, BRPT, BUMI, BWPT, ELSA dan JSMR | 11 Mei 2018


Pada perdagangan Jumat, pola pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) diperkirakan melanjutkan tren bullish, namun para investor disarankan untuk mewaspadai aksi profit taking pada akhir pekan ini.
Menurut analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta, pergerakan IHSG terindikasi memiliki potensi bullish continuation pada perdagangan hari ini.
"Hal itu terlihat karena adanya pola bullish engulfing line candlestick dalam pergerakan indeks," ujar Nafan, di Jakarta, Jumat (11/5).
Meski demikian, jelas dia, pelaku pasar harus memperhatikan potensi aksi profit taking, mengingat posisi IHSG sudah menyentuh garis MA 10. Pada perdagangan sebelumnya, IHSG berhasil ditutup menguat signifikan sebesar 2,3 persen ke level 5.907.
Nafan menyebutkan, berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada di level 5.777 dan 5.646, sedangkan resisten pertama dan kedua di posisi 5.978 dan 6.048.
Lebih lanjut dia menyatakan, indikator MACD masih berada di area negatif, namun stochastic dan RSI sudah meninggalkan area jenuh jual. Sehingga, laju indeks tetap berpeluang melanjutan proses penguatan.
Adanya peluang terjadinya pergerakan bullish IHSG pada perdagangan hari ini, Nafan merekomendasikan enam saham yang bisa dicermati pelaku pasar, yakni:
1. PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Daily (Rp1.700) (RoE: 11,81%; PER: 8,14x; EPS: 204,62; PBV: 0,96x; Beta: 1,01). Peluang terjadinya penguatan terbuka lebar sebab indikator RSI sudah menunjukkan oversold atau jenuh jual. "Beli" pada kisaran Rp1.580-1.700, dengan target harga secara bertahap di level Rp1.800 dan 2.000. Support: Rp1.560.
2. PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Daily (Rp2.320) (RoE: 5,91%; PER: 19,32x; EPS: 115,42; PBV: 1,14x; Beta: 1,76). Saat ini, pergerakan harga sudah menyentuh garis MA 200 sehingga diharapkan agar peluang terjadinya rebound terbuka lebar. Selain itu, terlihat pola bullish pin bar candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. "Beli" pada kisaran Rp2.180-2.320, dengan target harga secara bertahap di level Rp2.400 dan 2.450. Support: Rp2.140.
3. PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Daily (Rp242) (RoE: -13,37%; PER: 3,27x; EPS: 74,08; PBV: -0,44x; Beta: 1,2). Saat ini, pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat beberapa pola bullish hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. "Akumulasi Beli" pada kisaran Rp232-242, dengan target harga secara bertahap di level Rp262, 292, 314, 366 dan 418. Support: Rp210.
4. PT Eagle High Plantions Tbk (BWPT), Daily (Rp222) (RoE: -4,99%; PER: -25,84x; EPS: -9,72; PBV: 1,14x; Beta: 0,84). Saat ini, pergerakan harga sudah menyentuh garis MA 120 sehingga diharapkan agar peluang terjadinya rebound terbuka lebar. "Beli" pada kisaran Rp218-224, dengan target harga secara bertahap di level Rp236, 294, 352 dan 410. Support: Rp208.
5. PT Elnusa Tbk (ELSA), Daily (Rp420) (RoE: 8,93%; PER: 10,81x; EPS: 38,84; PBV: 0,97x; Beta: 0,39). Saat ini, pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. "Beli" pada kisaran Rp408-424, dengan target harga di level Rp454. Support: Rp390.
6. PT Jasa Marga Tbk (JSMR), Daily (Rp4.100) (RoE: 11,10%; PER: 13,99x; EPS: 293,76; PBV: 1,54x; Beta: 0,97). Saat ini, pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola tweezer bottom candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. "Beli" pada kisaran Rp4.010-4.110, dengan target harga secara bertahap di level Rp4.210 dan 4.400. Support: Rp3.900. (Budi/ef)

INdopremier

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...