google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham ELSA dan MEDC | 21 Mei 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham ELSA dan MEDC | 21 Mei 2018


Harga minyak brent melaju kencang mendekati level US$ 80 per barel. Bahkan dalam pergerakannya pekan lalu, sempat menembus ke level US$ 80,18 per barel, sebelum turun ke US$ 79 per barel. Tembusnya minyak brent ke US$ 80 per barel ini merupakan level harga tertinggi yang dicapai sejak 2014.

Pergerakan yang sedemikian mengejutkan ini tak pelak semakin meningkatkan optimisme bahwa perusahaan yang lini bisnisnya erat dengan minyak akan mampu membukukan kinerja yang bagus ke depan, setidaknya di tahun 2018 ini.

Analis pun mengungkapkan pandangannya bahwa tren kenaikan harga minyak ini akan mampu mengerek kinerja emiten minyak, yang sekaligus akan membuat saham emiten minyak seperti PT Medco Energi International Tbk (MEDC) atau PT Elnusa Tbk (ELSA) bakal ikut terangkat.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengungkapkan bagi emiten pertambangan adanya kenaikan pada harga komoditas lininya akan secara efektif mampu mengangkat kinerjanya, sepanjang emiten tersebut mampu mengimbanginya dengan kenaikan tingkat produksi yang signifikan. Dalam hal kenaikan harga minyak brent menurut Nafan akan membuat saham-saham seperti MEDC dan ELSA sangat menarik untuk dicermati.

Emiten seperti MEDC dan ELSA juga membukukan kinerja yang bagus sebelum pergerakan harga minyak melonjak seperti sekarang. Di kuartal I-2018 misalnya, baik MEDC maupun ELSA masih membukukan laba bersih yang cukup tinggi, terutama ELSA.

Per 30 Maret 2018, MEDC membukukan laba komprehensif tahun berjalan sebesar US$ 49,52 juta, naik 27,53% dibanding pencapaian per 30 Maret 2017. Sementara, ELSA mencatatkan kenaikan kinerja yang moncer, dimana sepanjang kuartal I-2018 ELSA berhasil mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 70,84 miliar, naik 1.291% dibanding kuartal I-2017 yang sebesar Rp 5,09 miliar. Dua emiten ini juga memiliki debt to equity ratio (DER) yang terkendali.

Dari rencana ke depan pun Nafan melihat dua emiten energi ini memiliki arah pengembangan bisnis yang jelas dan agresif. MEDC misalnya, memiliki rencana pembangunan kilang minyak di Natuna yang bisa menjadi pondasi kuat untuk jangka panjang.

"Jika harga minyak secara konsisten menunjukkan penguatan, tentu kedua emiten ini akan mampu membukukan kinerja yang semakin bagus di masa mendatang," ujar Nafan, Minggu (20/5).

Dus, Nafan merekomendasikan buy untuk saham MEDC dan ELSA. Saham MEDC ia proyeksi bisa naik hingga level Rp 1.375 per saham dalam jangka pendek-menengah. Saat ini saham MEDC diperdagangkan di level Rp 1.240 per saham.

Sementara untuk saham ELSA, Nafan merekomendasikan buy on weaknes, namun bagi investor yang sudah memiliki saham ELSA Nafan merekomendasikan untuk menahan saham tersebut. Untuk jangka pendek-menengah saham ELSA bisa naik hingga Rp 474 per saham. Saat ini saham ELSA diperdagangkan di level Rp 238 per saham.

Harga minyak dunia sendiri dilihat Nafan dalam kecenderungan menguat dan belum nampak adanya masalah over supply yang bisa mengganggu harga. Sejauh ini supply minyak global bisa terserap penuh. Prospek kenaikan harga minyak dunia menurutnya akan sangat dipengaruhi oleh kelanjutan isu-isu yang kini mendominasi komoditas minyak.

Isu-isu tersebut antara lain, krisis nuklir Iran, kebijakan OPEC dan terkait pula dengan situasi geopolitik di Venezuela yang semuanya mempengaruhi pasokan minyak dunia. Ketika stabilisasi politik di beberapa wilayah, seperti Venezuela dan Timur Tengah sudah tercapai, mungkin harga minyak bisa turun. Namun, biasanya negara-negara OPEC akan mengerem produksi untuk mencegah harga minyak jatuh.

http://investasi.kontan.co.id/news/brent-sempat-tembus-us-80-per-barel-analis-rekomendasi-buy-saham-medc-dan-elsa

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...