google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham WSKT | 27 Juli 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham WSKT | 27 Juli 2018


WSKT: Earnings were solid but risk remain

WSKT mencatatkan net income cukup positif, tercatat sebesar Rp1,5 triliun di 2Q18, -3,3% qoq & +67,9% yoy, disebabkan oleh one-off item dari keuntungan penjualan dari divestasi Waskita Transjawa Tol Road sebesar Rp1,74 triliun. Net profit di 1H18 tercatat sebesar Rp3 triliun, naik 133,3%, diatas estimasi (PANS: 68,5%; Cons: 67,6%; rata-rata 5 tahun: 22,1%). Namun kondisi neraca masih overheat dengan net gearing naik ke 1,84x di 1H18 (1H17: 1,12x), kondisi overheat ini masih akan berlanjut kedepannya karena high capex cycle period di 2018-19, dimana WSKT mengalokasikan capex sebesar Rp26 triliun di 2018. Arus kas operasi mengalami perbaikan didukung oleh pembayaran sejumlah proyek turnkey, tercatat sebesar –Rp3 triliun (1H17: -Rp4 triliun). Namun patut diwaspadai bahwa, kontrak baru masih tercatat lemah hanya sebesar Rp7,6 triliun di 1H18, atau 10,9% dari target kontrak baru yang sebesar Rp70 triliun. Kami melihat downside risk dari estimasi laba di 2019 didorong oleh lemahnya pencapaian kontrak baru ini. Sebagai rangkaian strategi untuk memperkuat neraca, WSKT juga berencana untuk melakukan kembali divestasi untuk 2 ruas jalan tol yaitu: tol Becakayu (Bekasi – Cawang – Kampung Melayu) dan Kapal Betung (Kayu Agung – Palembang – Betung dengan target dana sebesar Rp3 triliun. Kami masih merekomendasikan BUY, dengan target harga Rp3.300. Didorong oleh: (1) membaiknya arus kas operasi di 2018 (2) valuasi yang atraktif dibandingkan dengan JCI dan peers (3) pertumbuhan laba yang lebih tinggi terhadap JCI dan peers. Namun resiko terhadap laba meningkat karena realisasi kontrak baru yang masih lemah di 1H18. Saat ini WSKT diperdagangkan di PE 6,3x di 2018, 20,8% discount jika dibandingkan peers.

Laba bersih diatas estimasi disebabkan oleh one-off item. WSKT mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,5 triliun di 2Q18, -15,3% qoq & +28,2% yoy, disebabkan oleh turunnya jasa konstruksi menjadi sebesar Rp10 triliun, -16,7% qoq & +26,5% yoy, sehingga pendapatan di 1H18 tercatat sebesar Rp22,9 triliun, +47,3% yoy, masih diatas estimasi (PANS: 43,8%; Cons: 43,5%; rata-rata 5 tahun: 31,8%), gross profit tercatat sebesar Rp1,9 triliun di 2Q18, -30,6% qoq & +17,1% yoy. Sementara itu, operating profit tercatat sebesar Rp1,2 triliun di 2Q18, -42,9% qoq & -10,6% yoy. Namun net income cukup positif, tercatat sebesar Rp1,5 triliun, -3,3% qoq & +67,9% yoy, disebabkan oleh one-off item dari keuntungan penjualan dari divestasi Waskita Transjawa Tol Road sebesar Rp1,74 triliun. Net profit di 1H18 tercatat sebesar Rp3 triliun, naik 133,3%, diatas estimasi (PANS: 68,5%; Cons: 67,6%; rata-rata 5 tahun: 22,1%).

Tingkat hutang perusahaan masih tinggi. Kondisi neraca masih overheat, dengan kenaikan interest bearing debt ke level Rp56 triliun di 1H18 (1H17: Rp30,8 triliun), sehingga net gearing tercatat mengalami kenaikan ke 1,84x, tertinggi dibandingkan peers. Namun, arus kas operasi mengalami perbaikan walaupun masih tercatat negatif, tercatat sebesar -Rp3 triliun (1H17: -Rp4 triliun). Kami memperkirakan arus kas operasi akan membaik kedepannya didorong pembayaran sejumlah proyek turnkey senilai Rp15-20 triliun hingga akhir tahun 2018.

Kontrak baru tercatat lemah di 1H18. Kombinasi dari: (1) kondisi neraca yang overheat dan (2) tahun politik yang berdampak terhadap turunnya jumlah penawaran kontrak baru, memberikan dampak negatif terhadap realisasi kontrak baru WSKT, hanya tercatat sebesar Rp7,6 triliun di 1H18, 10,9%  terhadap target total kontrak baru sebesar Rp70 triliun, sehingga order book tercatat sebesar Rp97 triliun atau hanya 2x dari revenue. Kami melihat resiko turun dari estimasi laba di 2019 didorong oleh lemahnya pencapaian kontrak baru ini. Sebagai bagian untuk memperkuat neraca, WSKT berencana melakukan kembali divestasi 2 ruas jalan tol yaitu: tol Becakayu (Bekasi – Cawang – Kampung Melayu) dan Kapal Betung (Kayu Agung – Palembang – Betung dengan target dana sebesar Rp3 triliun.

Rekomendasi BUY, dengan target harga Rp3.300. Didorong oleh: (1) Membaiknya arus kas operasi di 2018 (2) Valuasi yang atraktif dibandingkan dengan JCI dan peers (3) pertumbuhan laba yang lebih tinggi terhadap JCI dan peers. Namun resiko terhadap laba meningkat karena realisasi kontrak baru yang masih lemah di 1H18. Saat ini WSKT diperdagangkan di PE 6,3x di 2018, 20,8% discount jika dibandingkan peers.

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...