google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham WTON | 30 November 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham WTON | 30 November 2018

WTON: Diversification to cushion tender slowdown

WTON berekspansi menjadi main contractor setelah mendapatkan tender untuk mengerjakan elevated toll-road Pettarani di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan panjang 4,3km, dengan target selesai di 2020, proyek ini adalah pertama kalinya WTON menjadi main contractor, dan ini akan berdampak positif untuk rencana perusahaan kedepannya, dalam mengintegrasikan bisnis usahanya. Dari HSR, WTON mendapatkan kontrak Rp803 miliar dari HSR di 2018, dan menargetkan untuk mendapatkan kontrak lagi sebesar Rp700 miliar di 2019, sehingga total kontrak dari HSR adalah sebesar Rp1,5 triliun, dibawah estimasi awal yang sebesar Rp2-3 triliun, namun patut diketahui bahwa progress HSR berjalan masih lambat, sehingga estimasi pengoperasian HSR mundur ke 2021 dari sebelumnya di 2020, namun kami melihat dampak yang minim dari HSR karena diversifikasi customer yang kuat, dimana WIKA hanya berkontribusi terhadap 38,2% terhadap pendapatan. Kami melihat downside risk yang minim untuk estimasi kami, dimana pencapaian kontrak masih in-line dengan target manajemen di 71% (PANS: 72%) sehingga kami melihat risiko yang minim untuk estimasi pendapatan laba kami di 2018-19. Kami masih merekomendasikan BUY, didorong oleh perbaikan iklim investasi pasca Pemilihan Umum 2019 serta downside risk yang minim untuk estimasi keuangan, namun kami menurunkan target harga ke Rp480, didorong oleh perubahan asumsi pada metode valuasi DCF dengan kenaikan risk-free rate sebesar 50bps ke 7,5% mengantisipasi normalisasi tingkat suku bunga. Risiko rekomendasi kami adalah (1) perlambatan proyek infrastruktur pemerintah serta (2) mundurnya proses konstruksi proyek HSR.

Berekspansi menjadi main contractor. WTON mendapatkan tender untuk mengerjakan elevated toll-road Pettarani di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan panjang 4,3km, target selesai di 2020, proyek ini adalah pertama kalinya WTON menjadi main contractor, dan ini akan berdampak positif untuk rencana perusahaan kedepannya, dalam mengintegrasikan bisnis usahanya, yang meliputi: (1) materials: memiliki quarry di Lampung Selatan, Cigudeg dan Donggala (2) engineering: melakukan research & development dalam perakitan precast (3) production: memproduksi precast sentrifugal, non-sentrifugal dan ready-mix serta (4) installation: melakukan pemasangan seperti: post-tensioning dan inner-boring.

Progress High Speed Railway (HSR) masih dibawah target. WTON mendapatkan kontrak Rp803 miliar dari HSR, dan menargetkan untuk kembali mendapatkan kontrak dari HSR sebesar Rp700 miliar di 2019, sehingga total kontrak HSR sebesar Rp1,5 triliun, dibawah estimasi awal sebesar Rp2-3 triliun. Progress HSR masih berjalan dibawah estimasi, baru mencapai 3,7% disebabkan oleh: (1) masalah pembebasan lahan dan (2) kontur lahan yang sulit untuk pembangunan rel serta (3) isu administrasi dengan China Development Bank (CDB), sehingga estimasi pengoperasian HSR mundur ke tahun 2021 dari sebelumnya di 2020. Namun kami melihat dampak yang moderate untuk turunnya kontrak dari HSR, karena diversifikasi customer WTON, dimana WIKA hanya berkontribusi 38,2% terhadap pendapatan (SOE: 32,3%; private local: 24,5%, private foreign: 5%).

Downside risk yang minim untuk estimasi pendapatan dan laba. WTON mencatatkan kontrak baru sebesar Rp5,4 triliun di 9M18, +28,2% yoy, in-line atau setara dengan 71% dari target manajemen (PANS: 72%) sehingga kami melihat risiko yang minim untuk target pendapatan dan laba kami di 2018-19, kami melihat performa keuangan akan membaik di 2019, didorong oleh kejelasan untuk tender infrastruktur pasca pemilihan umum di 2019, namun marjin kami perkirakan flat kedepannya, meskipun inovasi yang dilakukan perusahaan seperti: floating dock precast dan prestress concrete cylinder pipe (PCPP) karena tekanan kompetisi untuk existing product seperti: pc piles dan pipes.

Merekomendasikan BUY menurunkan target harga ke Rp480. Kami melihat perbaikan kedepannya pasca pemilu, sehingga untuk tender proyek akan lebih jelas di 2019, patut diketahui bahwa dari 252 proyek strategis nasional, hanya 6 proyek yang baru selesai dan 85 proyek di tahap persiapan, sehingga ruang untuk kenaikan kontrak baru masih besar. Kami masih menargetkan BUY namun menurunkan target harga ke Rp480, didorong oleh perubahan asumsi pada metode valuasi DCF dengan kenaikan risk-free rate sebesar 50bps ke 7,5% mengantisipasi normalisasi tingkat suku bunga. Risiko dari rekomendasi kami adalah (1) perlambatan dari proyek infrastruktur pemerintah serta (2) mundurnya proses konstruksi proyek HSR.

Panin Sekuritas


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...