google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham JPFA: Heating up the engine | 5 Maret 2020 Langsung ke konten utama

Analisa Saham JPFA: Heating up the engine | 5 Maret 2020


JPFA mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,6 triliun di 4Q19 (+7,1 QoQ; +10,3% YoY) dan membawa pendapatan di 2019 tecatat sebesar Rp36,7 triliun (+8,0% YoY), inline dengan estimasi (PANS: 97,3%; Cons: 100,8%). Secara khusus di 4Q19, JPFA berhasil mencatatkan peningkatan marjin laba kotor mencapai 25,1% (3Q19: 15,7%; 4Q18: 18,1%) seiring dengan perbaikan harga broiler dan DOC dimana di 4Q19 masing-masing meningkat sebesar 9,6% QoQ dan 32,7% QoQ. Sejalan dengan hal ini, laba bersih di 2019 tercatat sebesar Rp1,8 triliun (-18,6% YoY), berada di atas estimasi (PANS: 120,7%; Cons: 114,2%). Memasuki tahun 2020, kami memperkirakan kinerja yang lebih positif didukung oleh: 1) potensi harga broiler dan DOC yang lebih stabil didukung culling program yang lebih agresif, 2) pertumbuhan yang solid dari segmen pakan ternak, dan 3) potensi perbaikan neraca didorong oleh perbaikan harga broiler dan DOC. Sejalan dengan hal ini, kami menaikan estimasi laba bersih JPFA di 2020 sebesar 3,5% dan mempertahankan rekomendasi BUY untuk JPFA dengan target harga Rp2.200 (implied PE 12,5x di 2020) ini setara dengan 48,8% discount dari CPIN.

Pendapatan meningkat didukung pertumbuhan kinerja segmen pakan ternak. JPFA mencatatkan pendapatan di 4Q19 sebesar Rp9,6 triliun (+7,1% QoQ; +10,3% YoY) membawa pendapatan di 2019 tercatat sebesar Rp36,7 triliun (+8,0% YoY) inline dengan estimasi (PANS: 97,3%; Cons: 100,8%). Berdasarkan segmen bisnisnya, segmen pakan ternak mencatatkan pertumbuhan sebesar 16,0% YoY di 2019 (2018: +9,5 YoY) dimana hal ini didukung oleh adanya peningkatan dari penjualan volume pakan ternak yang tercatat meningkat 9% YoY dan meningkatnya harga jual rata-rata seiring dengan penyesuaian terhadap harga bahan baku. Untuk segmen commercial farm dan juga DOC masing-masing mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,7% YoY (2018: 11,5% YoY) dan 8,0% YoY (2018: 29,9% YoY) di 2019, melambat dibanding tahun sebelumnya seiring dengan melemahnya harga broiler dan DOC sepanjang tahun 2019.

Perbaikan harga broiler dan DOC mendorong kinerja di 4Q19. Seiring dengan culling program yang dilakukan oleh pemerintah, harga broiler dan DOC tercatat membaik di 4Q19 masing-masing sebesar Rp18.434 per kg (+9,6% QoQ) dan Rp5.501 per ekor (+32,7% QoQ). Perbaikan harga ini turut mendorong peningkatan marjin laba operasi di 4Q19 yang tercatat berada di level 25,1% (3Q19: 15,7%; 4Q18: 18,1%) dan juga marjin laba bersih ke 7,5% di 4Q19 (3Q19: 2,4%; 4Q18: 5,7%). Sejalan dengan hal ini, JPFA mencatatkan laba bersih di 4Q19 sebesar Rp722 miliar (+237,8% QoQ; +45,6% YoY) dan membawa laba bersih di 2019 tercatat sebesar Rp1,8 triliun (-18,6% YoY) berada di atas estimasi (PANS: 120,7%; Cons: 114,2%).

Potensi perbaikan harga didorong oleh culling program. Memasuki tahun 2020, pemerintah masih melakukan culling program untuk menjaga supply dari broiler dan DOC di pasar, dimana pada bulan Februari 2020 terdapat 2 program culling untuk pengurangan hatching eggs (HE) umur 19 hari sebanyak 13 juta butir per minggu (4-29 Februari 2020) dan culling PS umur lebih dari 60 minggu (17-29 Februari 2020). Culling program yang dilakukan pemerintah cenderung lebih agresif dibanding dengan tahun 2019, sehingga kami melihat hal ini akan mampu menjadi katalis positif untuk menopang harga broiler dan DOC di 2020 mendekati target pemerintah dimana untuk broiler berada di rentang Rp19.000-Rp21.000 per kg dan untuk DOC berada di rentang Rp5.000-Rp6.000 per ekor.

Kondisi neraca diperkirakan membaik didukung kenaikan harga. Lemahnya harga broiler dan DOC turut berdampak terhadap posisi neraca JPFA di 2019 dimana net gearing ratio tercatat meningkat ke 0,67x (2018: 0,57x) dimana kenaikan ini banyak didorong oleh meningkatnya utang jangka pendek. Sejalan dengan potensi perbaikan harga broiler dan DOC di 2020 seiring dengan culling program yang lebih agresif, kami memperkirakan net gearing ratio berpotensi turun ke kisaran 0,60x didorong oleh kebutuhan pendanaan modal kerja yang lebih minim.

Rekomendasi

Mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp2.200. Kami melihat kinerja JPFA berpotensi membaik di 2020 didukung oleh: 1) potensi harga broiler dan DOC yang lebih stabil di 2020 dan berdampak positif terhadap peningkatan marjin keuntungan segmen DOC dan commercial farm, 2) pertumbuhan kinerja dari segmen pakan ternak yang solid dengan marjin keuntungan yang stabil menjadi backbone kinerja JPFA, dan 3) potensi perbaikan neraca seiring dengan membaiknya harga broiler dan DOC di 2020. Dengan demikian, kami menurunkan estimasi penjualan di 2020 sebesar 0,8% seiring dengan potensi menurunnya volume penjualan broiler dan DOC pasca culling program, namun menaikkan estimasi laba bersih di 2020 sebesar 3,5% seiring dengan potensi membaiknya marjin keuntungan. Kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk JPFA dengan target harga Rp2.200 (implied PE 12,5x di 2020) ini setara dengan discount 48,8% dari CPIN.

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...