google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo MAPI, BLTZ, MPPA, ACES, RALS Melawan Corona Langsung ke konten utama

MAPI, BLTZ, MPPA, ACES, RALS Melawan Corona

Bisnis.com, JAKARTA - Instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghindari tempat-tempat keramaian pasca penyebaran Covid-19 atau virus corona langsung direspons oleh warga. Sejumlah emiten juga bersiaga mengantisipasi kesepian pengunjung.

Lidya contohnya, ia bercerita bagaimana suasana mal Kota Kasablanka yang selalu ramai di akhir pekan pada Sabtu (14/3/2020) terlihat tak seperti biasanya. 

"Nggak biasanya mal sejuta umat, kayak Kokas sepi pas weekend. Cepet banget dapat parkiran mobil. Kejadian yang langka, nih," ujar wanita berusia 26 tahun yang berdomisili di Bekasi, Jawa Barat tersebut. 

Dia menjelaskan, betapa kikuk dirinya saat memasuki sebuah gerai pakaian di pusat perbelanjaan itu karena hanya dia yang berseliweran di toko tersebut. Padahal, pada pekan sebelumnya toko tersebut selalu ramai dikunjungi. 

Sepinya tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan sejatinya sudah diantisipasi oleh gerai ritel pakaian, aksesoris serta makanan yang tergabung dalam PT Mitra Adi Perkasa Tbk. (MAPI) atau MAP Group. 

Sekretaris Perusahaan MAP Group, Ratih Darmawan Gianda mengatakan perseroan melengkapi produk-produk di platform daring sebagai langkah strategis menyiasati kekhawatiran pengunjung untuk pergi ke pusat perbelanjaan pasca penyebaran Covid-19 di Indonesia. 

"Kami melengkapi produk-produk di e-commerce kami yaitu di platform kami sendiri seperti MapeMall, Planetsports.asia, mono sites; Crocs, Converse, Reebok, Skechers dan juga Zara.com.id, serta juga platform third party seperti Lazada, Blibli, iLotte di mana kami mempunyai marketplaces," ujar Ratih kepada Bisnis, Jumat (13/3/2020). 

Hal yang sama juga ditekankan oleh Direktur Marketing dan Komunikasi ritel gawai dan aksesoris PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), Djatmiko Wardoyo. 

Meski sempat mengakui mengalami hambatan karena tersendatnya impor dari beberapa prinsipal luar negeri, perseroan memastikan akan mengupayakan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri karena prinsipal pun masih berkomitmen menjaga stok produk.  

Dia menyebut, Erajaya tetap beroperasi seperti biasa, dan tetap memberikan insentif buat konsumen berupa promo dan alternatif pembayaran. “Kami juga menggalakkan penawaran dan promo produk melalui toko online eraspace.com untuk mengantisipasi bila tingkat kunjungan konsumen ke mall turun," ujar Djatmiko kepada Bisnis.

Sementara itu, ritel bioskop PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ) atau CGV Cinemas hingga saat ini belum bisa mengambil kesimpulan pembatasan kegiatan di tempat publik akan berdampak pada penurunan jumlah penonton. 

Manael Sudarman, Head of Sales and Marketing CGV Cinemas mengatakan dampak dari imbauan pemerintah untuk menghindari pusat keramaian baru bisa dilihat pada akhir bulan. 

“Dengan himbauan pemerintah untuk membatasi kegiatan-kegiatan di tempat-tempat umum, bukan tidak mungkin akan ada penurunan  jumlah penonton," ujarnya kepada Bisnis.

Sejak virus mulai menyebar di luar Indonesia, CGV Cinemas disebutkannya telah melakukan langkah-langkah antisipasi dan preventif penyebaran virus seperti fogging atau penyemprotan cairan khusus atau disinfectant, menyediakan sanitizer dan juga masker di setiap bioskop hingga staf yang merasa kurang sehat dipersilahkan untuk tidak bekerja. 

Di sisi lain, PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) yang mengoperasikan gerai ritel supermarket Hypermart, FMX, dan Boston Foodmart menekankan persedian akan tetap aman di tengah isu panic buying pasca penyebaran COVID-19. 

Head of Corporate Communication Matahari Putra Prima Fernando Repi mengatakan perseroan  mendorong masyarakat untuk melakukan konsumsi dengan promosi penawaran baik dari gerai fisik maupun platform daring. "Promosi masing-masing dari peritel mengkombinasikan penjualan omnichannel, jadi ada belanja online. Hypermart sendiri punya platform belanja online," terangnya. 

TERSERAP PASAR

Samuel Sekuritas menyajikan data walaupun pasar tengah berada dalam kondisi bearish, stok barang dari beberapa ritel kemungkinan besar akan terserap oleh pasar. Hal ini ditambah dengan ekspektasi meningkatkan konsumsi pada momen ramadan yang akan berlangsung akhir bulan depan. 

Analis Samuel Sekuritas Teuku Al Hafidh mengatakan, berkaca dari tahun-tahun sebelumnya dimana data indeks penjualan riil yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dari tahun ke tahun mencatatkan indeks paling besar berada di bulan puasa. 

Hal tersebut didukung oleh pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga secara yoy dimana dari tahun 2016, 2018 dan 2019, tingkat pertumbuhan paling besar berada pada kuartal dimana bulan puasa tersebut berada yakni kuartal II/2016, kuartal II/2018, dan kuartal III/2019.

"Walaupun pasar sedang berada dalam kondisi bearish, namun saya yakin stok barang akan tetap terserap oleh pasar," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (15/3/2020). 

Dari data Bursa Efek Indonesia hingga Minggu (15/3/2020), hanya ada satu emiten retail yang mengumumkan akan melakukan pembelian saham kembali atau buyback yakni PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) yang akan menggelontorkan dana maksimal Rp34,3 miliar dalam periode tiga bulan ke depan. 

Hafidh sendiri menilai pemain ritel butuh keberanian untuk membeli sahamnya kembali yang beredar di pasar. Berdasarkan pemantauannya, dia merekomendasikan emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) untuk mengikuti jejak ACES untuk menindaklanjuti hak buyback saham. 

"Ada beberapa alasan saya merekomendasi RALS. Pertama, free float dari RALS sebesar 39,14 persen memenuhi persyaratan dari Bursa Efek Indonesia yang mewajibkan emiten yang melakukan buyback minimal 7,5 persen. Yang kedua, saldo kas dan setara kas perusahaan cukup tinggi yaitu sebesar Rp900,7 miliar," ujar Hafidh. 

Dia juga menekankan rasio likuiditas perusahaan cukup baik dengan cash ratio sebesar 337,1 persen dan quick ratio 337,7 persen ditambah perseroan tidak memiliki utang bank. 

"Harga saham dari RALS sendiri sudah cukup rendah yaitu turun sebesar 60,42 persen yoy atau minus 37,5 persen year to date," pungkasnya.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...