google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Marak Fenomena Saham Pompom ala Influencer, Bikin Tambah Kaya atau Miskin? Langsung ke konten utama

Marak Fenomena Saham Pompom ala Influencer, Bikin Tambah Kaya atau Miskin?


 

Investasi saham akhir-akhir ini lagi jadi perbincangan di jagat maya. Khususnya selepas beberapa publik figur ‘koar-koar’ saham jagoannya.

Impeknya, saham-saham yang disebutkan publik figur melejit dalam sekejap. Itu berarti, banyak yang beli saham rekomendasi dari orang terkenal ini, sehingga mengerek harga sahamnya.

Tindakan ini namanya pom-pom saham. Sebuah istilah di pasar modal. Pom-pom saham adalah suatu cara mengajak atau menghasut orang untuk membeli atau menjual saham di waktu tertentu.

Biasanya pom-pom saham dilakukan oleh oknum. Bisa juga bandar saham. Dan kini malah marak dari influencer.


Fenomena Influencer Saham

Influencer saham sedang jadi fenomena. Mulai dari artis, ustadz, sampai anak Presiden ramai-ramai merekomendasikan saham.

Yusuf Mansyur

Dai kondang, Ustadz Yusuf Manyur pernah merekomendasikan saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) pada 2018. Tahun itu, pertama kalinya BRIS melantai di bursa efek.

Selanjutnya pendiri layanan fintech, PayTren ini juga aktif bersuara saat aksi merger tiga bank BUMN Syariah, termasuk salah satunya BRIS.

Yusuf Manyur kemudian mengomentari kinerja saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Lalu membahas pula saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Berikutnya di akun Instagramnya, Pendiri Pondok Pesantren Daarul Qur’an tersebut juga memposting saham-saham BUMN karya, seperti WIKA, PTPP, ADHI, dan WSKT yang sedang mencatatkan kenaikan harga saham.

Kaesang Pangarep

Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep mencuri perhatian netizen. Beberapa kali, ia mengunggah postingan saham di akun Twitter miliknya. Di antaranya KAEF, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Terakhir, Kaesang menjagokan saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) dengan membuat analisis sahamnya.

Raffi Ahmad dan Ari Lasso

Dua artis ini disemprit regulator pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) karena aksi pamer sahamnya. Raffi Ahmad dan Ari Lasso sama-sama mempromosikan atau merekomendasikan saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS).


Artis Bukan Analis

Ngeliat artis atau publik figur pamer kinerja saham yang dikoleksinya emang bikin mupeng. Lalu akhirnya ikut-ikutan atau istilah kerennya FOMO (Fear Of Missing Out).

Jadi latah pengen beli saham yang sama, biar cuan juga. Beli saham bukan kayak beli kacang goreng. Asal pilih, tanpa pertimbangan. Apalagi cuma ngekor artis.

Perlu diingat, artis bukan analis saham. Rekomendasinya bisa saja salah dan bikin kamu jatuh miskin, termasuk buat pemula. Sudah keluar duit banyak untuk investasi saham, gegara FOMO beli saham yang dipromosikan influencer, harganya malah ambles.

Siapa yang buntung? Kamu juga kan. Mau nuntut ganti rugi ke artis atau publik figur? Ya gak bisa dong. Maka dari itu, cerdas dalam menyikapi fenomena pompom saham dari influencer dengan cara berikut ini:

1. Jangan gampang tergiur

Artis atau publik figur mungkin saja termasuk pemula di investasi saham. Belum punya banyak pemahaman tentang analisis teknikal dan fundamental tentang saham.

Kalau rekomendasi sahamnya hanya berdasarkan dia sedang cuan berlipat, bisa jadi karena faktor hoki. Bukan karena strategi dan hitung-hitungan yang pas.

Jadi, saring dulu setiap informasi yang masuk. Ini dilakukan agar kamu gak kena jebakan betmen karena tergiur saham yang disebutkan influencer.


2. Keuntungan sebanding dengan risikonya

Dalam berinvestasi, selalu ingat prinsip dasar bahwa keuntungan atau imbal hasil berbanding lurus dengan risikonya. Saham merupakan instrumen investasi yang dikenal high risk, high return. Keuntungan besar, risikonya pun tinggi.

Kalau kamu sudah mantap investasi saham, maka harus siap dengan risikonya. Pergerakan saham sangat fluktuatif, bak roller coaster. Rawan digoreng atau dimainkan pula, sehingga kalau lagi anjlok, bisa parah banget.

Jadi buat kamu yang gak kuat risikonya, lebih baik mundur atau beralih ke instrumen investasi lain yang aman.


3. Kenali perusahaan dan kinerjanya

Beli saham jangan karena hasutan, bujukan, rayuan, atau karena ikut-ikutan orang lain. Ini sama saja seperti beli kucing dalam karung.

Tetapi belilah saham lantaran kamu telah mengenali perusahaan dan reputasi pemiliknya. Semua itu dilakukan dengan cara analisis.

Di cek, yang punya siapa, laporan keuangannya masuk akal gak. Dalam laporan keuangan, dibedah lagi, misal utangnya wajar gak, valuasinya murah atau mahal, return on equity (ROE) atau tingkat pengembalian investasi minimal 15% atau kurang, dan lainnya.

Dengan begitu, beli saham pakai otak, bukan nafsu. Sehingga hasilnya pun jelas dan maksimal. Gak cuma 5% atau 10% saja, tetapi ratusan sampai ribuan persen.

Investasi Saham? Mulai dari Modal Kecil Saja

Gak usah iri kalau orang lain pamer keuntungan sahamnya. Kamu gak pernah tahu berapa banyak mereka rugi sebelumnya. Seperti Lo Kheng Hong, pernah rugi besar sebelum jadi konglomerat seperti sekarang dari investasi saham.

Buat pemula, gak perlu langsung hajar beli saham dalam jumlah banyak. Mulai saja dulu dengan modal kecil. Punya satu atau dua lot.

Begitu sudah tahu ilmunya, baru deh tambah modal investasi saham. Yang pasti gak usah takut ketinggalan. Utamakan analisis teknikal dan fundamental dalam jual beli saham.


sumber : cermati


Lebih lengkapnya silahkan klik :Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...