google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Adaro Energy Indonesia (ADRO) Berkomitmen Kembangkan Diversifikasi Bisnisnya Langsung ke konten utama

Adaro Energy Indonesia (ADRO) Berkomitmen Kembangkan Diversifikasi Bisnisnya



[Saham ADRO] PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berkeinginan untuk terus mengembangkan diversifikasi portofolio bisnisnya. Salah satunya, mengembangkan bisnis aluminium sebagai salah satu fokus perseroan.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir mengatakan, pengembangan industri aluminium menjadi salah satu fokus Adaro ke depannya. "Kami berharap bisa mulai tahun ini dan pada 2023 akan fokus bagaimana eksekusi proyek itu dengan baik, serta harapannya pada 2024 sudah terealisasi," paparnya dalam temu media secara virtual, Senin (18/4).

Sebagai informasi, Adaro melalui PT Adaro Aluminium Indonesia menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (Letter of Intention to Invest) sebesar US$ 728 juta untuk membangun aluminium smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia.

Kawasan industri tersebut dibangun oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia. Garibaldi Thohir Garibaldi atau akrab disapa Boy Thohir mendapatkan peran sebagai Ketua Konsorsium Kawasan Industri Hijau.

Boy pun optimistis ke depannya industri aluminium semakin maju terutama dalam pemakaian kendaraan listrik. Menurutnya, sudah ada teknologi mobil listrik yang berbahan aluminium, mulai dari rangka hingga body. "Salah satunya Lucid, itu EV [electric vehicle] yang pakai aluminium sampai body. Jadi kami melihat permintaannya besar aluminium untuk EV," imbuhnya.

Dia membuka kemungkinan Adaro Aluminium nantinya akan berada di bawah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). "Adaro Minerals, karena memang namanya ada mineral, arahnya ke sana. Suatu saat memang kami memimpikan terwujudnya Adaro green industries, untuk proyek penghiliran mineral," jelas Boy Thohir.

Walau begitu, perseroan juga tetap fokus mengembangkan batubaranya. Teranyar, ADRO juga telah mulai mengirimkan batubara ke Eropa, yakni Belanda dan Spanyol.

"Masih sedikit, baru 2-3 kapal atau setara 300 ribu ton," ujar Chief Financial Officer ADRO Lie Luckman. Meski ada pesanan dari negara-negara Eropa, namun menurutnya Adaro juga masih akan tetap fokus untuk melayani pelanggan yang telah ada sebelumnya.

Maklum, pelanggan terbesar ADRO memang berasal dari kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur yang menduduki posisi tertinggi untuk destinasi ekspor yang masing masing mengambil porsi 20%, lalu China 19% penjualan, India 11% dan sebanyak 2% ke negara-negara lainnya.

Garibaldi melanjutkan, dengan potensi-potensi yang ada dirinya juga terus menekankan untuk menggenjot produksi. Tahun ini, ADRO menargetkan produksi batubara 58 juta ton – 60 juta ton dengan nisbah kupas 4,1 kali di tahun 2022.

Dengan target tersebut, ADRO membidik pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) operasional sebesar US$ 1,9 miliar – US$ 2,2 miliar.

Secara terpisah, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat secara teknikal pergerakan saham ADRO saat ini diperkirakan sedang berada pada fase downtrend dalam jangka pendeknya. Hal ini akan terjadi selama ADRO belum mampu untuk menembus level resistancenya.

"Hal tersebut nampak pada pergerakan ADRO yang sudah mengenai upper Bollinger, dari MACD nampak pergerakan sinyal belum menunjukkan tanda penguatan dan Stochastic sudah berada di area overboughtnya," katanya.

Dia pun merekomendasikan buy on weaknesss untuk saham ADRO dengan support di 3.060 dan resistance 3.350. Pada Senin (18/4) saham ADRO ditutup melemah 0,60% ke level Rp 3.290 per saham.



sumber : kontan

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...