google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 31 Agustus 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 31 Agustus 2017

Market Review 31 Agustus 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG melemah empat hari berturut-turut pekan ini. Pada perdagangan hari ini IHSG ditutup melemah 8 poin (-0.14%) ke level 5,864.059. Pasar saham Indonesia akan tutup pada perdagangan esok hari (1/9) untuk memperingati Idul Adha. Tercatat 127 saham menguat dan 217 saham melemah hari ini. Sektor infrastructure memimpin pelemahan dengan ditutup turun 0.85%, sementara sektor basic industry memimpin penguatan dengan ditutup mengaut 0.62%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp234 miliar di seluruh Pasar hingga akhir perdagangan. US Dollar melemah 4 poin (-0.03%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,342 terhadap US Dollar.

Suspensi Saham Hari Ini
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan perpanjangan suspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terhadap empat perusahaan tercatat yang belum melakukan pembayaran pokok dan denda angsuran IV ALF 2015. Perusahaan Tercatat tersebut yaitu:
1. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
2. PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN)
3. PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI)
4. PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP)

Advance Stocks:

- ENRG: Harga saham ENRG ditutup menguat Rp2 (+2.02%) ke level Rp101 hari ini. ENRG meraih penjualan neto sebesar US$167,62 juta hingga periode 30 Juni 2017 turun dibandingkan penjualan neto US$270,31 juta di periode sama tahun sebelumnya. Laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sejumlah US$107,04 juta setelah mencatatkan rugi US$30,63 juta pada tahun lalu

- DNAR: Harga saham DNAR ditutup menguat Rp8 (+2.94%) ke level Rp280 hari ini. DNAR telah melakukan revaluasi aset periode tiga tahunan untuk posisi akhir Juli 2017. Berdasarkan revaluasi ini, aset Bank Dinar tercatat naik Rp 1,73 miliar dibandingkan sebelum revaluasi dilakukan. Nilai buku sebelum revaluasi sebesar Rp 105,2 miliar setelah revaluasi Rp 106,9 miliar.

- VIVA: Pada perdagangan hari ini, harga saham VIVA ditutup menguat Rp6 (+2.15%) ke level Rp284. VIVA alami pertumbuhan laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 118% hingga periode 30 Juni 2017 menjadi Rp217,45 miliar dibandingkan laba yang diraih Rp99,73 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan usaha tercatat naik dari Rp1,21 triliun sebelumnya menjadi Rp1,33 triliun.

Decline Stocks:

- GJTL: Harga saham GJTL ditutup melemah Rp150 (-15.7%) ke level Rp805 hari ini, melemah empat hari berturut-turut pada pekan ini. GJTL menderita rugi periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp41,17 miliar hingga periode 30 Juni 2017 usai meraih laba Rp408,55 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Beban pokok penjualan perseroan tercatat naik menjadi Rp5,98 triliun dari sebelumnya Rp5,24 triliun.

- CTRA: Harga saham CTRA ditutup melemah Rp15 (-1.26%) ke level Rp1.170 hari ini. CTRA dan entitas anaknya meraih pendapatan sebesar Rp2,826 triliun hingga periode 30 Juni 2017 turun tipis dari pendapatan Rp2,878 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp271,937 miliar, turun dari Rp309,685 miliar pada tahun lalu.

- TINS: Harga saham TINS ditutup melemah Rp25 (-2.55%) ke level Rp955 hari ini. Harga saham TINS melemah dari level tertingginya dalam empat bulan setelah rilis data kuartal kedua tahun 2017 perseroan yang mengalami penurunan laba bersih menjadi Rp84,1 miliar daru Rp106 miliar pada periode sama tahun lalu. Meskipun demikian, revenue meningkat dari Rp1,52 miliar menjadi Rp2,25 miliar.

- PGAS: Harga saham PGAS ditutup melemah Rp40 (-1.85%) ke level Rp2.120 pada perdagangan hari ini setelah perseroan mengatakan bahwa net income pada 1H17 turun 67% YoY menjadi $50,3 juta dari $152,5 juta pada periode sama tahun sebelumnya.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...