google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 12 Februari 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 12 Februari 2018

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia

Market Review 12 Februari 2018
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG menguat 17.93 poin (+0.27%) ke level 6,523.454 pada perdagangan hari ini. Tercatat 276 saham menguat dan 121 saham melemah. Mayoritas sektor ditutup menguat, dipimpin oleh penguatan sektor Agri  (+1.73%), sektor Mining (+1.69%), dan disusul pelemahan sektor Basic Industry (-1.44%) dan sektor  consumer (-0.52%) hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp 582 Milyar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat (+0.23%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah terhadap dollar yaitu di level Rp 13,655 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Unusual Market Activity (UMA)
-PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) & PT. Bank Ganesha Tbk (BGTG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham BBHI & BGTG yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Suspensi
-PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan dan aktivitas saham BSWD maka BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham . Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

-RALS : Harga saham RALS ditutup menguat Rp 20 (+1.73%) ke level Rp 1.170 pada perdagangan hari ini. Setelah kinerjanya terseret penurunan daya beli masyarakat pada tahun lalu, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mengaku lebih optimistis pada tahun ini. Namun, RALS masih tetap berhati-hati dalam menyusun rencana ekspansi. Sekretaris Perusahaan RALS Setiadi Surya menjelaskan, adanya perhelatan pilkada serentak membuat RALS yakin bisa membukukan kinerja lebih baik. Pasalnya perhelatan pilkada diharapkan mampu meningkatkan konsumsi masyarakat. Selain itu, peningkatan anggaran Kementerian Sosial menjadi Rp 34 triliun dalam APBN 2018 yang diperuntukkan bagi dana bantuan sosial bisa ikut membantu kinerja RALS.

-BUMI : Harga saham BUMI ditutup menguat Rp 26 (+8.66%) ke level Rp 326 pada perdagangan hari ini. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) optimistis kinerja keuangannya akan lebih moncer. Bukan karena restrukturisasi utang tapi karena menghangatnya harga komoditas batubara. Direktur BUMI Dileep Sirivastava mengatakan, kenaikan harga komoditas batubara saat ini memang menjadi salah satu pendorong kinerja keuangan perusahaan. Rata-rata harga batubara BUMI sepanjang 2017 ada di kisaran US$ 55-US$ 95 per ton. Dengan rata-rata harga tersebut, Dileep memperkirakan pendapatan kotor BUMI sepanjang 2017 mencapai US$ 4,8 miliar. Tahun ini, pendapatan kotor perusahaan diperkirakan naik 25% menjadi sekitar US$ 5,5 miliar hingga US$ 6,6 miliar.

-BBTN : Harga saham BBTN ditutup menguat Rp 120 (+3.33%) ke level Rp 3.720 pada perdagangan hari ini. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengklaim telah menyalurkan kredit sekitar Rp437 triliun selama 68 tahun perseroan berdiri. Sejak kali pertama mengucurkan kredit ke masyarakat yaitu pada tahun 1976, total kredit yang digelontorkan tersebut telah dinikmati oleh hampir 4,5 juta masyarakat Indonesia. Kredit tersebut berdampak kepada banyak lini industri terutama sektor perumahan. Alhasil sektor lain yang bersinggungan dengan pembiayaan perumahan yang disalurkan ikut terkerek naik.

-ADHI : Harga saham ADHI ditutup menguat Rp 90 (+3.86%) ke level Rp 2.420 pada perdagangan hari ini. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) bakal lebih ekspansif tahun ini. Hal itu tercermin dari target perolehan kontrak baru yang lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Angka itu naik sekitar 31% dibandingkan realisasi kontrak baru 2017 sejumlah Rp 17,8 triliun. Sementara, realisasi kontrak baru 2017 naik sekitar 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Direktur Keuangan ADHI Harris Gunawan bilang, sejauh ini belum terlihat adanya perubahan komposisi sumber dana proyek. Harris bilang, sejauh ini belum terlihat adanya perubahan komposisi sumber dana proyek.

-INDY : Harga saham INDY ditutup menguat Rp 110 (+2.73%) ke level Rp 4.130 pada perdagangan hari ini. PT Indika Energy Tbk., menargetkan penjualan dan produksi batu bara pada 2018 mencapai 34 juta ton, meningkat tipis dari estimasi tahun lalu sejumlah 33 juta ton. Direktur Keuangan Indika Energy (INDY) Azis Armand mengatakan pemerintah sudah menyetujui volume produksi batu bara sebesar 32 juta ton, dan diharapkan perusahaan mendapat izin tambahan 2 juta ton pada kuartal II/2018 untuk memenuhi target.

Decline Stocks:

-SULI : harga saham SULI ditutup melemah Rp 24 (-10.71%) ke level Rp 200 hari ini. PT SLJ Global Tbk (SULI) melakukan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PHMETD IV) kepada pemegang sahamnya. Menurut keterangan perseroan Senin, perseroan merencanakan untuk menerbitkan HMETD sebanyak-banyaknya 2.500.000.000 saham dengan nominal Rp100 dan disertai sebanyak-banyaknya 1.395.420.000 waran seri II. Jumlah saham yang diterbitkan tergantung pada keperluan dana dan perseroan akan mengumumkannya jika sudah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam RUPS Luar Biasa yang akan digelar pada 21 Maret 2018.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...