google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 11 April 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 11 April 2018

*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team

*Market Review 11 April 2018*

Tercatat 196 saham menguat dan 200 saham melemah. *IHSG +35.11 poin (+0.55%) ke level 6,360.932*, dan *LQ-45 menguat +7.46 poin (+0.71%) ke level 1,047.068*.

*Sectoral Return:*
- Misc-Ind +1,28%
- Basic-Ind +1,12%
- Trade +0,79%
- Finance +0,69%
- Mining +0,61%
- Property +0,26%
- Consumer +0,15%
- Infrastructure +0,13%
- Agri -0,08%

Investor asing *net sell senilai Rp 120,81 Milyar*.

*USD/IDR menguat +12,00 poin (+0.09%)* terhadap Rupiah di angka 13.760.

*Unusual Market Activity (UMA)*
- PT. Triwira Insanlestari Tbk (TRIL) dan Alfa Energi Investama (FIRE) : Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham TRIL & FIRE yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). BEI saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

*Saham yang ditutup menguat*

- *JSMR ditutup menguat Rp 90 (+1.93%) ke level Rp 4.740*. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menurunkan rasio pembayaran dividen periode 2017 dari tahun sebelumnya untuk keperluan pendanaan ekspansi perseroan. Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Jasa Marga, Selasa (10/4), diputuskan bahwa perseroan akan membagikan dividen 20% dari laba bersih 2017 senilai Rp2,2 triliun. Rasio pembayaran dividen tersebut turun dari periode 2016 sebesar 30%. Mohamad Agus Setiawan, Corporate Secretary Jasa Marga menjelaskan bahwa para pemegang saham telah menyetujui penggunaan sisa laba bersih periode 2017. Selain pembagian dividen dan cadangan wajib, emiten berkode saham JSMR itu akan menggunakan sekitar Rp1 triliun untuk keperluan ekspansi.

- *TINS menguat Rp 35 (+3.19%) ke level Rp 1.130*. Rencana kerjasama antara PT Timah Tbk (TINS) dan Topwide Ltd membentuk sebuah perusahaan patungan atau joint venture (JV) terus berlanjut. Rencana tersebut juga sudah mengerucut pada nilai investasi awal yang dibutuhkan. Nilai investasi kerjasama tersebut diperkirakan sebesar US$ 26 juta atau setara sekitar Rp 356,2 miliar. Nilai investasi tadi sudah mencakup hampir semua skala operasional dan produksi yang dibutuhkan saat ini.

- *PTPP menguat Rp 70 (+2.52%) ke level Rp 2.840*. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatat kontrak baru sebesar Rp9,5 triliun di kuartal I-2018 atau naik 42 persen dibandingkan dengan perolehan kontrak Rp6,7 triliun di periode yang sama di 2017. Perolehan kontrak baru tersebut mencapai 19 persen dari target kontrak baru yang ditetapkan sebesar Rp49 triliun di 2018. Direktur Utama PTPP Tumiyana mengaku kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kontrak baru perseroan di kuartal I-2018 dengan kontribusi sebesar Rp5,3 triliun atau setara 55,5 persen dari total kontrak baru, disusul oleh swasta sebesar Rp3,6 triliun atau setara 37,5 persen

- *BRPT menguat Rp 50 (+2.07%) ke level Rp 2.460*. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue dan mengakuisisi Star Energy Holding Pte. Ltd. Aksi korporasi ini disepakati Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (11/4). Direktur BRPT, Hengky Susanto mengemukakan, seluruh peserta RUPSLB atau 100% menyetujui rencana penerbitan saham baru, yang hasilnya akan digunakan untuk akuisisi Star Energy.

*Saham yang ditutup melemah*

- *ASGR melemah Rp 65 (-3.90%) ke level Rp 1.600*. Hasil positif di tahun lalu membuat PT Astra Graphia Tbk memandang optimistis kinerja di tahun 2018. Anak usaha Astra ini menargetkan pendapatan dan laba bersih bisa tumbuh double digit. Herrijadi Halim, Presiden Direktur PT Astra Graphia Tbk menjelaskan perusahaan akan fokus untuk meningkatan kontribusi pendapatan bersih berulang yang memberikan kontribusi signifikan.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...