google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham PGAS | 20 Juni 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham PGAS | 20 Juni 2018


Langkah PT Perusahaan Gas Nasional Tbk (PGAS) mengakuisisi anak usaha Pertamina, Pertagas semakin bulat. Para analis memproyeksikan akuisisi tersebut bisa menyokong kinerja yang lebih baik untuk PGAS di tengah harga sahamnya yang melambung.

Sebelum perdagangan bursa tutup, Jumat (8/6) harga saham PGAS tercatat berada di Rp 2.080 per saham. Namun, selama satu bulan terakhir harga saham PGAS naik 15,56%.

Nyoman W. Prabawa Analis BCA Sekuritas mengatakan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menetapkan nilai akuisisi Pertagas oleh PGAS tidak akan lebih dari US$ 2,5 miliar. Akuisisi ini pun diproyeksikan bisa meningkatkan profitabilitas PGAS.

Nyoman memperkirakan nilai akuisisi Pertagas sekitar US$ 1,5 miliar-US$ 2,5 miliar. "Akusisi ini berpotensi mendongkrak nilai aset PGAS menjadi US$ 7,9 miliar-US$ 8,9 miliar dan secara bersamaan memompa net gearing ke 89%-121%," kata Nyoman dalam riset dalam riset 6 Juni 2018.

Akuisisi PGAS dengan Petagas juga akan memperkuat dominasi PGAS dalam mendistribusikan gas domestik dan mengamankan pasokan gas secara sinergi dengan Pertamina sebagai entitas induk dan pemilik minyak dan gas.

Senada, Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe mengatakan setelah akusisi, PGAS berpotensi jadi perusahaan yang memonopoli bisnis gas di Indonesia. "Selama ini saingan berat PGAS adalah Pertagas, setelah akusisi kinerja PGAS cerah karena memiliki mayoritas pipa gas dan pasokan dari induknya juga akan lancar," kata Kiswoyo, Selasa (19/6).

William Surya Wijaya, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas juga optimistis kinerja PGAS berpotensi tumbuh baik setelah mengakuisisi Pertagas. Secara umum, William melihat jangka panjang kebutuhan gas di sektor industrial maupun perorangan akan terus bertumbuh.

"Overall langkah akusisi yang diambil akan lebih banyak mendatangkan keuntungan bagi PGAS karena jaringan distribusi dan pasokan akan bertambah," kata William. Hanya saja, investor perlu terus mencermati bagaimana PGAS mengelola bisnisnya ke depan.

Harga gas yang terus diawasi dan dibatasi pemerintah demi menjaga harga gas yang tidak terlalu melonjak menjadi tantangan bagi PGAS dalam mengelola kinerja. "Bagaimana mereka bisa mengatur pengeluaran serta eksekusi harus lebih cermat," kata William.

Kiswoyo menambahkan meski harga gas juga ditentukan pemerintah, selama PGAS terus bangun jaringan pipa gas baru yang terintegrasi dan pasokan gas lanacar maka kinerja PGAS bisa lebih baik. "Pembeli akan selalu ada, yang susah itu di pasokan gas dan jaringan pipa gasnya," kata Kiswoyo.

Menurut Kiswoyo, keuntungan dari akusisi Pertagas baru akan terasa pada laporan keuangan di dua tahun kemudian. Pemerintah dan PGAS menargetkan akan akusisi selesai dilakukan di tahun ini.

"Diharapkan kinerja PGAS akan mulai membaik karena dengan akusisi nanti nilai aset akan meningkat, pendapatan dan net profit juga akan ikut bertumbuh," kata Kiswoyo.

Kiswoyo memproyeksikan pendapatan dan laba bersih PGAS akan tumbuh 10% dari perolehannya di tahun lalu. Sepanjang kuartal-I 2018, PGAS mencatat pendapatan sebesar US$ 797,7 juta, atau naik 7% dari US$ 746 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, laba bersih turun 17% menjadi US$ 80,9 juta dibanding sebelumnya US$ 97,7 juta. Kiswoyo merekomendasikan buy saham PGAS di target harga Rp 3.500 per saham.

William merekomendasikan buy saham PGAS di target harga Rp 3.600 per saham. Kompak, Nyoman juga merekomendasikan buy di target harga Rp 2.500 per saham.

http://investasi.kontan.co.id/news/kinerja-pgas-semakin-menguat-bila-akusisi-pertagas-terlaksana

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...