google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Rekomendas Saham Semesta Indovest | 4 Juli 2018 Langsung ke konten utama

Rekomendas Saham Semesta Indovest | 4 Juli 2018


Analis Semesta Indovest Aditya Perdana mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) loyo karena masih disebabkan oleh kondisi eksternal yang mempengaruhi domestik, mulai dari perang dagang dan kenaikan suku bunga The Fed.

"Ini yang menyebabkan rupiah kembali melemah dan mengakibatkan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan-nya, hal ini juga menambah pertanyaan akan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya di tengah pertumbuhan investasi yang terancam," katanya, Selasa (3/7).

Aditya bilang tidak ada yang dapat memastikan, justru perang dagang akan memantik perlambatan ekonomi global yang tentu akan merugikan seluruh negara tidak terkecuali Indonesia.

Ia juga bilang, saat ini IHSG sudah terbuka ke level 5,570, di mana level selanjutnya yang akan kembali dituju oleh IHSG jika tertembus di sekitar 5,390.

Maka, ia menyarankan agar investor mesti memperhatikan tekanan jual yang masih cukup masif dan situasi saat ini yang masih memancing risiko margin call dan force sell. "Investor juga perlu memperhatikan money management dan sebaiknya wait and see dulu menunggu support kuat IHSG dan ada katalis yang positif di domestik dan global," lanjutnya.

Aditya juga meramalkan bahwa IHSG bisa berpeluang naik di kuartal II tahun ini tergantung pada data pertumbuhan PDB dan hasil earning kuartal II.

"Ini sentimen domestik yang akan membuat rupiah lebih stabil dan agresivitas fed rate berkurang dan trade war tidak ada, market lebih kondusif. Jika data-data tersebut kurang baik maka potensi pelemahan IHSG bisa berlanjut," jelasnya.

Aditya juga merekomendasikan sejumlah saham yang akan mendapat sentimen positif dari dampak perang dagang seperti PTBA, ADRO, HRUM, SRIL, BBCA, MEDC, ANTM, PSAB dan INCO.

Mengenai dampak perang dagang terhadap batubara, Aditya bilang Indonesia bisa mengambil keuntungan.

"China dan AS sebagai negara produsen terbesar coal. Jika supply coal dunia tidak ada penurunan maka tentu akan menguntungkan Indonesia, karena yang tadinya China dan AS saling impor. Maka terbuka peluang mereka mengimpor dari Indonesia. Hal ini juga berlaku untuk produk lainnya, jadi ada peluang Indonesia dijadikan sebagai basis impor oleh negara-negara tersebut, dan Indonesia mendapatkan keuntungan dari ekspor yang meningkat," imbuhnya.

http://investasi.kontan.co.id/news/simak-saham-saham-pilihan-analis-semesta-indovest

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...