google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Adaro Energy Tbk Lakukan Studi Penghiliran Batu Bara ke Methanol Langsung ke konten utama

PT Adaro Energy Tbk Lakukan Studi Penghiliran Batu Bara ke Methanol


Emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Tbk., tengah melakukan studi untuk mengembangkan bisnis penghiliran batu bara ke methanol.

Head of Corporate Communication Division Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan bahwa perseroan telah melakukan berbagai studi dari sisi teknologi dan menyimpulkan bahwa produksi methanol berbasis gasifikasi cocok untuk dikembangkan.

“Saat ini, kami tengah mempertimbangkan berbagai aspek antara lain kepastian pasar dari segi volume dan harga,” ujar Febriati kepada Bisnis, Selasa (24/11/2020).

Adapun, rencana itu sejalan dengan karpet merah untuk menggenjot bisnis hilirisasi dalam negeri dari pemerintah melalui Omnibus Law Undang- Undang Cipta Kerja yang belum lama ini disahkan.

Dalam beleid tersebut, terdapat aturan pengenaan royalti sebesar 0 persen bagi pelaku usaha yang melakukan peningkatan nilai tambah batu bara.

“Adaro menyambut baik rencana pemerintah untuk melakukan hilirisasi batu bara,” papar Febriati.

Sebelumnya, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan bahwa ke depan pihaknya akan lebih proaktif untuk melakukan inisiatif terkait ekspansi di penghiliran batu bara.

“Teknologinya sudah proven, apakah coal to methanol, coal to DME, atau coal to gas, nanti kami pilah lagi, mana yang sesuai dengan bisnis model kami, dan yang bisa sinergi dengan Adaro, nanti kami akan lakukan,” ujar Garibaldi saat media gathering HUT ke 28 Adaro Energy secara virtual, Selasa (20/10/2020).

Pria yang kerap disapa Boy Thohir ini juga mengaku telah melakukan studi dan penjajakan dengan beberapa perusahaan, termasuk pihak asing,  yang memiliki teknologi di bidang penghiliran batu bara tersebut.

Emiten berkode saham ADRO itu mengklaim memiliki beberapa keunggulan dan kesiapan untuk membuat kongsi di bisnis hilirisasi seperti cadangan yang mencukupi, infrastruktur, hingga tenaga kerja yang sudah memadai.

Di lain pihak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menuturkan bahwa pada saat ini setidaknya terdapat empat proyek pengembangan gasifikasi batu bara, yaitu oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, PT Adaro Indonesia entitas ADRO, dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA). Adapun, PT KPC dan PT Arutmin adalah dua entitas anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI).

Arifin menjelaskan bahwa PT Adaro Indonesia tengah mengembangkan proyek coal to methanol di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Proyek itu ditargetkan rampung pada 2027 dengan produksi 660.000 ton methanol per tahun dan akan menyerap 1,3 juta ton batu bara per tahun.

"Status saat ini finalisasi kajian," ujar Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII, Senin (23/11/2020).


Sumber: BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...