google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Rekomendasi Saham BRPT, HMSP, PTBA dan WIKA oleh Binaartha Sekuritas | 8 April 2021 Langsung ke konten utama

Rekomendasi Saham BRPT, HMSP, PTBA dan WIKA oleh Binaartha Sekuritas | 8 April 2021


Binaartha Sekuritas Daily

8 April 2021

oleh Nafan Aji

Barito Pacific (BRPT)

Saham BRPT ditutup di Rp 980. (RoE: 1.23%; PER: 177.01x; EPS: 5.48; PBV: 2.18x; Beta: 1.86). Pergerakan harga saham BRPT telah menguji garis MA 10 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. 

Akumulasi pada area level Rp 965 – Rp 980, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.025, Rp 1.195, Rp 1.370 dan Rp 1.540. Support ada di Rp 930.

HM Sampoerna (HMSP)

Saham HMSP ditutup di Rp 1.350. (RoE: 28.38%; PER: 18.30; EPS: 73.79; PBV: 5.19x; Beta: 1.14). Pergerakan harga saham HMSP masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola doji star candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. 

Akumulasi pada area Rp 1.340 – Rp 1.350, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.375, Rp 1.395, Rp 1.470, Rp 1.550, Rp 1.625 dan Rp 2.550. Support ada di Rp 1.315.

Jasa Marga (JSMR)

Saham JSMR ditutup di Rp 4.220. (RoE: 2.02%; PER: 61.48x; EPS: 68.64; PBV: 1.24x; Beta: 1.51). Pergerakan harga saham JSMR menguji garis MA 10 maupun MA 200 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. 

Akumulasi pada area level Rp 4.180 - Rp 4.220, dengan target harga secara bertahap di level Rp 4.360, Rp 4.570, Rp 5.325 dan Rp 6.100. Support ada di Rp 4.180 dan Rp 4.000.

Medco Energi Internasional (MEDC)

Saham MEDC ditutup pada Rp 580. (RoE: -13.05%; PER: -5.63x; EPS: -103.11; PBV: 0.73x; Beta: 2.51). Pergerakan harga saham MEDC telah menguji garis MA 120 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. 

Akumulasi pada area level Rp 570 - Rp 580, dengan target harga secara bertahap di Rp 605, Rp 625, Rp 700, Rp 775 dan Rp 850. Support ada di Rp 550.

Bukit Asam (PTBA)

Saham PTBA ditutup pada level Rp 2.520. (RoE: 14.09%; PER: 12.14x; EPS: 207.55; PBV: 1.71x; Beta: 1.08). Pergerakan harga saham PTBA telah menguji garis MA 120 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. 

Akumulasi pada area Rp 2.440 – Rp 2.520, dengan target harga secara bertahap di level Rp 2.720, Rp 2.810, Rp 2.980, Rp 3.120 dan Rp 3.700. Support ada di Rp 2.440 dan Rp 2.290.

Wijaya Karya (WIKA)

Saham WIKA ditutup di Rp 1.460. (RoE: 1.12%; PER: 70.74x; EPS: 20.64; PBV: 0.79x; Beta: 2.43). Pergerakan harga saham WIKA masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. 

Akumulasi pada area level Rp 1.400 – Rp 1.460, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.490, Rp 1.710, Rp 2.230 dan Rp 2.750. Support ada di Rp 1.400 dan Rp 1.315.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit