google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo KINERJA MENINGKAT, IRRA CETAK LABA Rp50,8 MILIAR DI SEMESTER I 2021 Langsung ke konten utama

KINERJA MENINGKAT, IRRA CETAK LABA Rp50,8 MILIAR DI SEMESTER I 2021


PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) kembali membukukan pertumbuhan kinerjanya baik secara tahunan (YoY) maupun kuartalan (QoQ).

Di semester I 2021 (1H2021), IRRA membukukan pendapatan sebesar Rp565,2 miliar atau meningkat sebesar 611,6% (YoY) dibandingkan priode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, pendapatan di kuartal II-2021 meningkat 47,7% dibandingkan kuartal I-2021.

Alhasil, meningkatnya pendapatan mendorong raihan laba bersih IRRA yang juga meningkat signifikan mencapai 1.271% (YoY) dari Rp3,7 miliar di 1H2020 menjadi Rp50,8 miliar di 1H2021. Demikian disampaikan Manajemen IRRA, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (5/8).

Di semester I 2021, Kenaikan penjualan perseroan berasal dari penjualan ke segmen ritel (non APBN/APBD) atau non-pemerintah. Dan kenaikan terjadi baik untuk Alat Kesehatan Non Elektromedik maupun untuk Produk Diagnostik In Vitro. Produk In Vitro tumbuh 613,9% dengan produk Antigen Test Covid-19 (Panbio) sebagai penyumbang terbesar untuk kategori Produk In Vitro.

Sepanjang priode Januari-Juni 2021, penjualan Panbio sudah mencapai 5,5 juta unit atau sudah berada dalam target penjualan di tahun ini sebesar 5 . 10 juta unit. Menyusul kontribusi produk In Vitro berikutnya adalah Reagent, Mesin Apheresis (Plasma Konvalesen) dan alat Rapid Non Covid.

Penjualan alat kesehatan Non Elektromedis yaitu Alat suntik, meskipun belum terlalu besar di 1H2021 namun naik signifikan sebesar 294,8% (YoY). Pada kuartal II tahun ini, perseroan sudah mulai membukukan penjualan untuk produk barunya yaitu Avimac, imunomodulator untuk peningkat imun tubuh.

Direktur Pemasaran PT Itama Ranoraya Tbk Hendry Herman mengungkapkan di tahun ini IRRA menambah SDM untuk masuk ke segmen non pemerintah/ritel seperti Rumah Sakit- Rumah Sakit swasta, Klinik, Laboratorium, Apotik-Apotik dan juga melayani pembelian dari masyarakat.

"Sampai tahun lalu, pelanggan kita masih didominasi dari instansi pemerintah, atau bersumber dari anggaran pemerintah, makanya konstribusi semester I sangat kecil, di semester II baru mulai masuk pembelian besar. Sejak kuartal IV 2020, kita mulai fokus masuk ke non-pemerintah/swasta atau kita kategorikan ritel dan hasilnya sangat baik seperti yang sudah terlihat di semester I ini",ungkap Hendry.

Pada laporan Neraca perusahaan, terjadi peningkatan aset di 1H2021 menjadi Rp975,1 miliar dibandingkan posisi akhir tahun 2020 (FY2020) sebesar Rp535,3 miliar. Kenaikan tersebut, terbesar disumbang oleh naiknya pos persedian yang naik dari Rp20,1 miliar di FY2020 menjadi Rp443,9 miliar di 1H2021. Kenaikan persediaan tersebut, dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di semester II yang secara tahunan selalu paling besar.

Direktur Keuangan PT Itama Ranoraya Tbk. Pratoto Setno Raharjo menjelaskan, untuk mengantisipasi tingginya permintaan di semester II, perseroan meningkatkan persediaan barang, sehingga proses pendistribusian barang untuk memenuhi pesanan bisa lebih cepat.

"Karena produk kita ini adalah produk-produk kesehatan yang saat ini sedang dibutuhkan, tentu sangat penting untuk memastikan ketersedian dan kesiapan dalam hal pasokannya, apalagi kita mendapat fasilitas utang usaha dari para prinsipal untuk melakukan stok/persediaan tersebut, tanpa bunga, jadi tidak ada biaya untuk fasilitas utang usaha tersebut", jelas Pratoto.

Realisasi performa perseroan di 1H2021, masih sesuai dengan target perseroan di sepanjang tahun 2021 (FY2021).

Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk. Heru Firdausi Syarif optimis bisa memenuhi target pendapatan dan laba bersih di tahun ini, yang ditargetkan tumbuh dalam kisaran 80% - 100%.

"Raihan pendapatan dan laba bersih di semester I ini sangat bagus, apalagi peningkatannya di kontribusi dari swasta dan ritel yang memang sesuai dengan rencana atau target kami, Insya Allah kami optimis akan berlanjut di semester II. Pemberlakuan Pembatasan Kegaitan Masyarakat (PPKM) yang berlaku sejak 3 Juli 2021 dan berlangsung sampai saat ini, kami lihat telah meningkatkan belanja kesehatan, sehingga berimbas ke permintaan produk-produk kesehatan termasuk produk IRRA", tutup Heru. (end)

Sumber: IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...