google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Mau Investasi Cuan di 2021? Buruan Serok Saham Pilihan Ini Langsung ke konten utama

Mau Investasi Cuan di 2021? Buruan Serok Saham Pilihan Ini


Katanya tahun depan disebut tahunnya kerja keras dan disiplin. Siapa yang kerja keras, sabar, dan disiplin, bakal kaya raya. Sebaliknya, yang bermalas-malasan, bakal merugi.

Selain bekerja, kamu juga harus pintar memutar gaji atau penghasilan. Supaya duit tidak habis, tetapi malah berkembang biak.

Caranya dengan investasi. Begitulah strategi orang-orang tajir. Maka dari itu, uang mereka terus bertambah banyak. Apalagi kalau investasinya di pasar modal, khususnya investasi saham. Cuannya lebih gede.

Jika ada yang sudah mantap terjun sebagai investor saham atau mau investasi tetapi masih bingung, simak nih penjelasan tentang kondisi dan tren pasar di 2021, strategi investasinya, serta saham-saham yang layak dikoleksi.

IHSG Diprediksi Tembus 6.800 di 2021

Kalau melihat data bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak positif jelang akhir tahun. Ijo royo-royo.

Saat ini, indeks acuan bursa nasional tersebut berada dikisaran 5.900-an. Prediksinya bisa tembus ke level 6.000.

Bagaimana dengan 2021?

Proyeksi dari Bahana TCW Investment Management, IHSG bakal moncer. Perkiraannya berada di level 6.800 pada tahun 2021.

Ada beberapa faktor yang akan mengerek IHSG ke level tersebut menurut Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Investment Management, seperti dilansir dari Antara:

Penyaluran stimulus dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah mencapai 78%. Ditunjukkan dari jumlah uang beredar atau M1 growth naik sebesar 17,6% di September 2020. Kondisi ini juga memacu harga komoditas

Sinyal pertumbuhan kredit mulai naik. Di bulan kesembilan, tumbuh positif 0,12% dibanding pertumbuhan kredit pada kuartal II-2020

Aliran dana asing masuk dan meningkat pasca terpilih Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS)

Kurs rupiah terhadap dolar AS menguat. Sekarang berada di kisaran Rp 14.130 per dolar AS dan diproyeksi bakal di bawah Rp 14.000 di akhir tahun

Pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik di tahun depan. BI memperkirakan 4,8-5,8% pada 2021

Distribusi vaksin Covid-19 juga akan menjadi sentimen penguatan IHSG di tahun depan.

“Pasar obligasi dan saham berpotensi menguat. Jika yield obligasi turun, maka investasi saham akan meningkat karena proyeksi imbal hasil yang lebih bagus,” prediksi Budi.

Saat ini masih pandemi dan resesi. Lalu kapan waktu yang tepat investasi saham? Justru sekarang paling pas masuk ke pasar modal.

Siklus umumnya, kata Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, pasar akan cenderung bergerak turun sejak Mei hingga Oktober. Kemudian reli di bulan November-Desember. Dan terus mendaki sepanjang bulan Januari-April.

Nunggu Covid-19 selesai, kayaknya belum dalam waktu dekat deh. Hans bilang, biarpun disuntik vaksin, agan-agan belum tentu langsung terbebas dari corona.

“Covid-19 bakal lebih lama dengan kita. Mungkin dalam beberapa tahun ke depan. Belajar dari Flu Spanyol, butuh waktu 2-3 tahun baru hilang. Apalagi Covid-19 ini penularannya bisa lewat sentuhan,” ungkapnya, seperti dikutip dari acara CSME 2020 di Channel Youtube IDX.

Mau tidak mau, kamu harus hidup berdampingan dengan Covid-19. Tenggelam dalam ketakutan investasi, malah bikin kamu rugi sendiri.

Menurut Hans Kwee, saat krisis sekarang ini, ada peluang yang bisa dimanfaatkan untuk investasi di pasar modal, terutama saham. Sebab biasanya di masa krisis, harga saham bergerak turun.

“Saat periode krisis, paling penting adalah value investor. Di mana harga Rp 100 ribu dijual Rp 10 ribu, itu yang harus dibeli. Ketika ada koreksi harga saham atau pasar melemah, itulah waktu yang tepat untuk membeli saham dan berinvestasi jangka panjang,” saran Hans.


Buat yang punya resolusi investasi, Hans Kwee dan Presiden Direktur CSA Institute, Aria Santoso merekomendasikan beberapa saham yang menarik untuk dikoleksi:

1. Sektor pertambangan

PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

PT Timah Tbk (TINS)

PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

2. Sektor keuangan, khususnya perbankan

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk / Bank BRI (BBRI)

PT Bank Negara Indonesia Tbk / Bank BNI (BBNI)

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

PT Bank Central Asia Tbk / Bank BCA (BBCA).

3. Sektor properti

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

4. Sektor telekomunikasi

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

“Di 2021, harga komoditas akan naik, termasuk batubara, nikel untuk produksi baterai kendaraan mobil listrik. Tren bunga menurun, sehingga properti akan bergerak ke atas dan sektor keuangan, yang selalu jadi andalan ketika ada koreksi pasar,” Hans menjelaskan.


Investasi jangan asal, sebab ada risikonya. Mesti punya strategi biar investasimu untung, bukan buntung. Seperti strategi yang dibocorkan Aria:

Pilih perusahaan yang mencetak keuntungan, earning positif

Cari saham perusahaan yang masih memiliki peluang tumbuh

Membeli saham ketika harga-harga turun, pasar terkoreksi, atau diskon 

Diversifikasi saham. Miliki 5 sampai 10 saham emiten, tetapi tidak perlu sampai ratusan emiten.

Keluar dari Zona Nyaman

Mau hidup dengan gaji pas-pasan terus? Kalau ingin mengubah nasib, ayo bergerak. Keluar dari zona nyamanmu. Berani melangkah demi masa depan finansial yang lebih mapan.

Segera tangkap peluangmu menjadi kaya raya dengan jalan investasi. Kalau niatmu baik, semesta pasti akan mendukung.

sumber : cermati


Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...