google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Investasi Pakai Utang Boleh, Tapi Perhatikan 5 Hal Ini Langsung ke konten utama

Investasi Pakai Utang Boleh, Tapi Perhatikan 5 Hal Ini


Belum lama ramai fenomena influencer saham, sekarang viral kasus beli saham pakai utang. Mulai dari pinjaman online, nilep uang arisan, sampai gadai harta.

Duh, kalau sudah gelap mata, apapun dikorbankan meski untuk sesuatu hal yang belum pasti. Modalnya cuma ikut-ikutan. Kena jebakan betmen pompom saham dari artis atau publik figur yang pamer cuan saham.

Mending kalau untung. Ternyata sudah utang, malah boncos. Istilahnya sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

Utang untuk Investasi Berbuah Petaka

Jagat media sosial diramaikan curhatan investor saham yang rugi besar gegara saham jagoannya ambles. Parahnya lagi, modal investasinya berasal dari utang.

Desmond Wira, seorang trader saham dan penulis buku di akun Twitternya memposting screenshot curhat pilu investor saham.

Isi curhatannya begini:

“Saya abis pinjem online 10 aplikasi dapat 170 juta, saja haka antam tadi langsung 500 lot. Tolong kak,” tulis salah satu investor saham.

Investor saham lain,”Lho kalau KAEF ARB tidak ada yang beli, lalu gimana ya pak? Karena saya beli saham KAEF menggunakan uang arisan dan uang titipan ibu-ibu pkk. Sekarang di portofolio sudah minus hampir 25%. Sebaiknya gimana ya pak solusinya. Bingung mau jawab apa kalau ditanya.”

“Saya nyangkut IRRA. Mana udah gadai tanah sama gadai BPKB mobil. Tolong saya,” tulis investor lainnya mengiba.

Ini sih fix korban saham pompom dari influencer. Sebab beberapa waktu lalu, heboh publik figur yang merekomendasikan saham-saham di atas.

Begini kalau investasi gak pakai otak. Cuma pakai nafsu. Nafsu ingin dapat keuntungan besar dalam waktu singkat, tetapi tanpa analisis dan perhitungan.

Ketika nasi sudah menjadi bubur, hanya ada penyesalan. Kini, bukan pusing mikirin saham lagi, tetapi mumet mencari cara untuk membayar utang dan bunganya setiap bulan.

Investasi pakai utang tetap harus memperhatikan beberapa hal

Utang sebetulnya bisa menjadi berkah jika dimanfaatkan untuk kegiatan produktif. Dan investasi termasuk di dalamnya. Namun setiap investasi, pasti ada risikonya. Salah satunya kerugian. Walau sekecil apapun, pasti ada potensi tersebut.

Buat yang bertanya, sebenarnya investasi pakai utang boleh gak sih? Jawabannya boleh-boleh saja. Begitu kata Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho.

Kendati demikian, diakui Andy, investasi menggunakan utang harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

Jangan FOMO

Istilah FOMO (Fear of Missing Out) sedang naik daun. Adalah perasaan yang membuat seseorang takut tertinggal. Takut tertinggal dalam segala hal, seperti saham-saham promosian artis.

Kalau Kaesang Pangarep, Raffi Ahmad, Ari Lasso dapat cuan gede dari saham-sahamnya, kamu juga harus beli saham yang sama biar untung berlipat juga. Ini yang dinamakan FOMO.

Sayangnya kamu bukan “sultan” seperti mereka. Duit pas-pasan, tetapi FOMO kamu ketinggian. Jadilah bela-belain utang demi investasi.

Begitu hajar kanan saham dalam jumlah besar pakai duit hasil utang, harganya malah jatuh. Amsyong deh. Gak jadi horang kaya, justru tambah melarat.

Kenali investasinya, analisa potensi kerugiannya

Tak kenal maka tak sayang. Pun dengan investasi. Kalau mau investasi pakai tabungan saja, harus tahu seluk beluk instrumen investasi yang dipilih, apalagi dengan utang.

Entah itu investasi saham, reksadana, deposito, peer to peer lending, emas, hingga properti. Bedah lebih dalam.

Jangan hanya fokus pada keuntungan saja, tapi juga analisa potensi kerugiannya. Sebab walau sekecil apapun, investasi memiliki potensi rugi.

“Gak analisa, sama saja seperti penjudi. Ngandelin hoki saja,” ungkap Andy.

Kalau mau investasi pakai utang, harus cermat dalam menghitung dan menganalisis

Hitung keuntungan atau imbal hasilnya

Sebelum mantap investasi dengan utang, pastikan kamu sudah menghitung imbal hasil atau keuntungannya. Imbal hasil dari investasi ini harus lebih besar dari cicilan dan bunga utang yang harus dibayar.

“Pastinya imbal hasilnya harus lebih tinggi dibanding cicilan dan bunga utang. Jadi keuntungan itu bisa buat bayar kewajiban. Jangan malah lebih rendah, nombok dong. Cari instrumen investasi yang ngasih keuntungan seperti itu,” Andy menyarankan

Modal investasi disesuaikan dengan kebutuhan

Jika sudah menganalisis seluruhnya, kamu bisa menggelontorkan modal besar untuk investasi, termasuk membeli saham sebuah perusahaan.

Namun bila masih ragu atau pemula yang mau cari aman dulu, sebaiknya investasi dimulai dari modal kecil. Satu atau dua lot.

Ingat, modal yang kamu gunakan adalah utang. Bila memilih utang jangka pendek, perhatikan bunganya, pasti akan lebih besar dibanding utang dengan tenor panjang. Balik lagi, disesuaikan dengan kebutuhanmu.

Ambil tindakan cut loss

Investasi tidak sesuai harapan? Sering sekali terjadi. Kamu rugi besar, sementara bunga utang terus berjalan dan harus dibayar.

Langkah yang bisa kamu lakukan adalah cut loss. Menjual portofolio investasimu untuk menghindari kerugian lebih besar.

Bila hasil penjualan maupun pencairan investasi belum menutup kewajiban, kamu harus fokus mencari cara mengumpulkan uang demi membayar utang. Apakah itu cari kerja sampingan, gadai atau jual aset.

Oleh karena itu, sejak awal penting untuk menetapkan kemampuan soal rugi. Mampunya berapa persen. Jika lebih dari batas kemampuanmu, lakukan cut loss.

Investasi Sebaiknya Pakai Dana Nganggur

Walaupun investasi boleh pakai utang, namun sebaiknya modal berasal dari dana nganggur. Dari gaji tiap bulan, setelah dipotong sana sini untuk kebutuhan sehari-hari, bayar cicilan utang KPR, dana darurat, dan tabungan, masih ada sisa.

Kelebihan ini yang dapat kamu gunakan untuk investasi. Jadi, saat investasi berpikirnya rasional. Bahwa investasi gak melulu untung. Dan paling penting, dapat menghindarkanmu dari beban keuangan di masa depan.


sumber : cermati


Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...