google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Simak Target Kinerja Jembo Cable Company (JECC) di Tahun Depan Langsung ke konten utama

Simak Target Kinerja Jembo Cable Company (JECC) di Tahun Depan



Produsen kabel, PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) terus menggejot kinerja di masa mendatang dengan mengimplementasikan sejumlah strategi bisnis.

Direktur JECC Antonius Benady menyampaikan, di tahun depan pihaknya membidik penjualan tidak jauh berbeda dengan proyeksi di tahun 2021 ini yakni di kisaran Rp 2 triliun.

“Selama perekonomian nasional stabil, kami yakin penjualan perusahaan akan lebih baik lagi di tahun 2022,” ujar dia dalam paparan publik virtual, Kamis (16/12).

Maka dari itu, manajemen JECC berupaya mendorong peningkatan penjualan para produk kabel yang memiliki margin tinggi. Di samping itu, perusahaan tersebut juga akan terus meningkatkan kerja sama dengan vendor-vendor material. Perluasan jaringan distribusi ke segala penjuru Tanah Air juga dilakukan oleh JECC.

Sebagai informasi, pada tahun ini JECC menargetkan penjualan sebesar Rp 2,26 triliun. Adapun hingga kuartal III-2021 penjualan JECC berada di posisi Rp 1,27 triliun atau setara 55,86% dari target penjualan di tahun ini. Capaian penjualan JECC per kuartal III-2021 juga tumbuh 16,51% (yoy) dibandingkan penjualan per kuartal III-2020 sebesar Rp 1,09 triliun.

Sebanyak 68,17% penjualan JECC per kuartal III-2021 berasal dari penjualan kabel listrik tegangan rendah. Kemudian disusul oleh penjualan kabel telekomunikasi yang berkontribusi 18,52%, kabel listrik tegangan menengah berkontribusi 10,12%, serta penjualan lainnya berkontribusi 3,19%.

Sayangnya, JECC menderita rugi setelah manfaat pajak sebesar Rp 50,24 miliar per kuartal III-2021. Padahal, per kuartal III-2020 perusahaan ini masih mengantongi laba setelah manfaat pajak sebesar Rp 12,33 miliar.

Antonius mengaku, kerugian yang dialami JECC salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku kabel yaitu tembaga sepanjang tahun ini. Selain itu, beberapa biaya pengeluaran JECC lainnya juga mengalami kenaikan. Ditambah lagi, bisnis kabel JECC cukup terdampak saat gelombang kedua pandemi Covid-19 menerpa Indonesia di pertengahan tahun ini.

Untuk memangkas kerugian di masa mendatang, pihak JECC berupaya melakukan pengendalian biaya di semua departemen serta efisiensi pada proses produksi dan manajemen operasi. “Kami terus berupaya agar JECC tidak lagi merugi di periode-periode selanjutnya,” tutup dia.

sumber : kontan


 Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...