google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Om Liem, 'Gelandangan' China di Balik Kerajaan Bisnis Indofood Langsung ke konten utama

Om Liem, 'Gelandangan' China di Balik Kerajaan Bisnis Indofood


Siapa yang tak kenal merek Indofood? Rata-rata masyarakat Indonesia pasti kenal dengan merek satu ini yang bisa dijumpai di mana-mana. Siapa sosok di balik terciptanya merek besar ini?

Dia adalah Soedono Salim atau yang akrab dipanggil Om Liem. Meski sudah tutup usia, nama Om Liem masih harum di dunia bisnis Indonesia. Om Liem adalah salah satu konglomerat tersukses di Tanah Air yang meninggalkan begitu banyak prestasi.

Namun, semua keberhasilannya tak diperolehnya secara instan. Ia bahkan dulunya pernah hidup miskin bagaikan gelandangan di negeri kelahirannya, yakni China daratan.

Om Liem lahir di Fuqing sebuah desa kecil di wilayah Fujian, China bagian selatan pada 16 Juli 1916. Ia lahir dengan nama Lim Sioe Liong.

Ia adalah anak kedua dari seorang petani. Di masa kecilnya, ia hidup dengan sangat kekurangan. Ia juga terpaksa putus sekolah pada usia 15 tahun dan berjualan mie di sekitar tempat tinggalnya.

Kemiskinan itulah yang mendorongnya hijrah ke Indonesia, mengikuti jejak sang kakak yang sudah terlebih dahulu tiba di Tanah Air. Om Liem tiba di Indonesia pada tahun 1939, ketika dimulainya Perang Dunia II.

Kisah perjuangan Om Liem dituliskan dalam buku 'How Chinese are Entrepreneurial Strategies of Ethnic Chinese Business Groups in Southeast Asia? A Multifaceted Analysis of the Salim Group of Indonesia' karangan Marleen Dieleman yang diterbitkan pada tahun 2007. Buku ini mengambil data dari berbagai sumber, salah satunya adalah laporan tahunan resmi perusahaan Salim Group.


Seperti apa sepak terjang Om Liem saat mendirikan bisnis di Indonesia?

Hal yang pertama kali dilakukan Om Liem di Indonesia adalah mencari uang. Ia mulai bekerja sebagai supplier cengkeh untuk perusahaan-perusahaan rokok di Kudus dan Semarang, Jawa Tengah.

Cengkeh menjadi salah satu bisnis yang menunjang kerajaan bisnisnya di masa mendatang, selain bisnis tekstil tentunya.

Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, Om Liem juga pernah berbisnis di dunia perbankan dengan mendirikan Bank Windu Kencana dan Bank Central Asia (BCA).

Om Liem bersama tiga rekan bisnisnya yakni Djuhar Sutanto, Sudwikatmono dan Ibrahim Risjad (belakangan dikenal sebagai The Gangs of Four) membangun sebuah perusahaan tepung terigu terbesar di Indonesia yaitu, PT Bogasari. Kala itu, PT Bogasari menguasai 2/3 pasar terigu Indonesia.

Namun, Om Liem juga pernah mengalami kejatuhan dalam bisnisnya. Pada tahun 1997, di mana krisis moneter melanda Indonesia, kerajaan bisnisnya sempat goyah karena memiliki utang yang cukup besar, yang dilaporkan mencapai Rp 52 triliun.

Untuk menutupi utangnya, Om Liem terpaksa melepas beberapa perusahaannya seperti PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA, dan PT Indomobil Sukses Internasional.

Namun, Om Liem tak mau berlama-lama terpuruk. Ia berusaha bangkit melalui perusahaan yang masih dimilikinya, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang menghasilkan produk Indomie yang dikenal sampai di kancah dunia.

Pada tahun 2006, kiprah Om Liem di dunia bisnis menemukan kejayaannya kembali. Bahkan, ia menduduki peringkat nomor 10 dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Kekayaannya pada saat itu ditaksir mencapai US$ 800 juta.

Om Liem menutup usia pada 10 Juni 2012. Kini, kerajaan bisnisnya dijalankan oleh anaknya, yakni Anthoni Salim.


sumber : detik.com

Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...